Dampak Menenangkan Anak Dengan Perangkat Digital

Dampak Menenangkan Anak Dengan Perangkat Digital

Sasaran Umur

Perangkat digital, misalnya ponsel cerdas dan tablet, dan semacamnya sering digunakan dalam membantu menenangkan anak PAUD atau TK. Bahkan yang belum mengikuti pendidikan formal/nonformal dalam jangka pendek. Namun, hal ini bisa menjadi ”bumerang” karena mengurangi kesempatan anak dalam melatih keterampilan mengatasi emosi.

Cara menenangkan anak dengan perangkat digital itu dikaitkan dengan tantangan perilaku yang lebih buruk di kemudian hari. Metode ini menyebabkan peningkatan disregulasi atau ketidakmampuan mengatur emosi, terutama pada anak laki-laki. Menggunakan perangkat seluler untuk menenangkan anak kecil tampak tidak berbahaya. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengurangi stres dalam rumah tangga akibat ledakan emosional anak.

Khusus pada anak usia dini, perangkat dapat menggantikan peluang untuk pengembangan metode mandiri dan alternatif untuk mengatur diri sendiri. Setelah itu ada konsekuensi jangka panjang jika hal itu dijadikan strategi dalam menenangkan anak.

Hasil Penelitian

Penelitian yang melibatkan 442 orangtua dan 422 anak berusia 3-5 tahun. Para peneliti menganalisis tanggapan orangtua terhadap seberapa sering mereka menggunakan perangkat sebagai alat penenang. Meskipun ada keterkaitannya dengan gejala reaktivitas emosional atau disregulasi selama enam bulan. Tanda-tanda peningkatan disregulasi mencakup perubahan cepat antara kesedihan dan kegembiraan, perubahan suasana hati atau perasaan yang tiba-tiba. Juga peningkatan impulsif (bersifat cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati).

Temuan menunjukkan bahwa menggunakan gawai sebagai cara untuk menenangkan anak-anak yang gelisah dapat menjadi masalah bagi mereka. Meskipun sudah berjuang dengan keterampilan mengatasi emosi. Periode prasekolah hingga taman kanak-kanak merupakan tahap perkembangan ketika anak lebih cenderung menunjukkan perilaku yang sulit, seperti amukan, pembangkangan, dan emosi yang intens. Hal ini membuat orangtua memilih untuk menggunakan perangkat digital sebagai strategi pengasuhan anak.

Orangtua atau pengasuh akan merasa lega jika cara tersebut efektif mengurangi perilaku negatif dan menantang anak dalam sesaat. Apalagi, kebiasaan menggunakan gawai untuk mengelola perilaku anak kian intens karena tuntutan media anak-anak juga semakin kuat.

Rekomendasi Solusi

Semakin sering perangkat digunakan, semakin sedikit latihan yang dilakukan anak-anak dan orangtua mereka untuk menggunakan strategi penanggulangan lainnya. Sejumlah rekomendasi ketika orangtua tergoda menggunakan perangkat digital untuk menenangkan anak. Salah satunya dengan menyetel pengatur waktu untuk memberi anak ekspektasi yang jelas tentang kapan dan di mana perangkat dapat digunakan. Orangtua juga dapat memakai aplikasi atau layanan video dengan durasi terbatas.

Cara lainnya memakai teknik sensorik untuk menenangkan anak. Hal ini dapat dilakukan dengan mengayun, berpelukan, dan mendengarkan musik. Cara ini akan menyalurkan energi ke dalam gerakan tubuh ketika anak gelisah.

Semua solusi ini membantu anak-anak memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik dan merasa lebih kompeten dalam mengelola perasaan mereka. Sebaliknya, menggunakan distraktor (pengalih perhatian) seperti perangkat seluler tidak mengajarkan keterampilan, tetapi hanya mengalihkan perhatian anak dari apa yang mereka rasakan.

Pada 2018, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) merilis penelitian tentang penggunaan internet yang aman untuk keluarga. Penelitian ini menyebutkan pemakaian perangkat digital menjadi salah satu tantangan bagi orangtua untuk menetapkan batasan dalam pendidikan anak.

Referensi : kompas.id

Recommended For You

About the Author: SudutEdukasi

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *