
Kecemasan saat masuk sekolah dapat dimulai sejak usia dini. Bagi banyak siswa, kegembiraan saat mulai masuk sekolah juga disertai dengan perasaan gugup. Meskipun kecemasan merupakan bagian normal dari penyesuaian diri dengan lingkungan baru, bagi sebagian anak, perasaan ini dapat menjadi sangat membebani, sehingga memengaruhi kemampuan mereka untuk fokus dan menikmati pembelajaran.
Baik itu tekanan akademis, tantangan sosial, atau rasa takut gagal, tidak mengherankan jika kecemasan semakin umum terjadi pada siswa dari segala usia. Untuk membantu siswa mengatasi tekanan ini dan merasa lebih nyaman di kelas, cobalah beberapa strategi praktis berikut untuk membantu siswa mengatasi kecemasan terkait sekolah.
Identifikasi Tanda-tanda Kecemasan
Anxiety and Depression Association of America menyatakan bahwa anak-anak yang mengalami kecemasan mungkin tampak mudah tersinggung dan lelah, mengalami sakit kepala, menolak pergi ke sekolah, menunjukkan kecemasan akan perpisahan, atau bersikap menantang. Gejala-gejala ini sering kali disalah pahami sebagai masalah perilaku atau kurangnya motivasi, padahal sebenarnya, gejala-gejala tersebut mungkin merupakan tanda-tanda kecemasan.
Anda perlu mengenali tanda-tanda ini sebagai seorang pendidik agar dapat menanggapinya dengan empati. Dengan memahami akar penyebab perilaku ini, Anda dapat mengambil langkah proaktif untuk mendukung siswa yang cemas sebelum kecemasan mereka meningkat. Kecemasan yang tidak diobati dapat memengaruhi kesejahteraan emosional dan kinerja akademis anak.
Berikan Kegiatan Untuk Mengalihkan Perhatian
Jika Anda melihat siswa menunjukkan salah satu tanda yang disebutkan, tawarkan mereka kegiatan untuk membantu mengalihkan perhatian dan menenangkan mereka. Dorong mereka untuk membaca buku, mendengarkan musik lembut, atau melakukan kegiatan menenangkan lainnya. Mereka dapat kembali mengerjakan tugas kelas setelah mereka memiliki waktu untuk mengatur emosi mereka.
Ciptakan Ruang yang “Aman”
Menciptakan ruang yang “aman” atau “tenang” bagi siswa untuk dijadikan tempat saat mereka merasa kecemasan meningkat dapat sangat membantu. Pertimbangkan untuk memilih sudut kelas, ruang di lorong, ruang kosong lain (yang diawasi), atau ruang perawat. Setelah siswa berbicara dengan Anda terlebih dahulu, mereka dapat pergi ke ruang ini saat mereka merasa kecemasan mereka meningkat.
Lakukan Olahraga dan Aktivitas Sederhana
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga membantu mengurangi stres dan kecemasan. Bahkan sesuatu yang sederhana seperti meminta siswa berdiri dan melakukan peregangan di sela-sela kegiatan dapat menurunkan tingkat stres mereka. American Psychological Association mencatat bahwa aktivitas fisik yang teratur terbukti dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi perasaan cemas.
Selain gerakan fisik, aktivitas langsung juga dapat membantu. Bagi siswa yang merasa cemas, melakukan tugas taktil dapat menjadi pengalih perhatian yang sehat dan meredakan kecemasan mereka. Memberikan kesempatan untuk bergerak dan terlibat dapat menciptakan lingkungan kelas yang lebih rileks dan mendukung.
Ajarkan Teknik Relaksasi
Sangat umum bagi siswa untuk merasa cemas sebelum ujian. Untuk membantu siswa meredakan kecemasan ini, ajari mereka beberapa teknik pengurangan stres. Latihan pernapasan dalam bisa sangat efektif. Dorong siswa untuk menarik napas perlahan lalu hembuskan ketegangan mereka. Anda juga dapat meminta siswa menutup mata dan memvisualisasikan bahwa mereka sedang mengikuti ujian.
Dorong mereka untuk membayangkan diri mereka berhasil dalam ujian dan ajari siswa untuk mengendalikan pikiran negatif mereka menjadi pikiran positif. Teknik hebat lainnya adalah meminta siswa bermeditasi beberapa saat sebelum ujian. Minta mereka duduk diam dan bayangkan mereka berada di tempat yang nyaman dan menenangkan. Beri tahu siswa untuk mengingat tempat ini setiap kali mereka butuh istirahat atau merasa cemas.
Baca juga: 10 Kebiasaan Siswa yang Baik dan Efektif
Diskusikan Kebutuhan yang Bermanfaat
Bicaralah kepada siswa Anda tentang apa yang membantu mereka saat mereka merasa cemas. Setiap anak berbeda, jadi memahami apa yang paling cocok untuk mereka adalah kunci untuk menciptakan sistem pendukung yang efektif. Minta siswa untuk menjelaskan bagaimana kecemasan terasa dalam tubuh dan pikiran mereka, dan situasi apa yang cenderung memicunya. Setelah Anda mengidentifikasi titik stres mereka, berkolaborasilah dengan siswa untuk mengembangkan beberapa strategi yang dapat mereka gunakan saat mereka mulai merasa kewalahan.
Ini bisa termasuk menarik napas dalam-dalam, menggunakan alat bantu fidget, atau pergi ke tempat yang tenang di dalam kelas. Dorong siswa untuk mempraktikkan strategi ini secara teratur, bukan hanya saat kecemasan muncul. Dengan cara ini, mereka siap untuk mengelola stres sebelum menjadi terlalu berat.
Mengurangi Situasi Stres
Jika memungkinkan, minimalkan situasi yang memicu stres bagi siswa yang cemas. Misalnya, jika seorang siswa khawatir akan menjadi orang terakhir yang menyelesaikan ujian, biarkan mereka mengerjakannya di tempat yang tenang di mana mereka tidak akan terganggu. Jika presentasi di depan teman sebaya membuat mereka cemas, carilah alternatif, seperti mengizinkan mereka merekam presentasi mereka dan memutarnya di depan kelas.
Jika mereka tidak ingin merasa dikucilkan karena Anda mengizinkan mereka melakukan hal ini, pertimbangkan untuk meminta semua siswa membuat presentasi mereka di Gravity atau Google Classroom. Penyesuaian kecil ini dapat mengurangi kecemasan saat tampil dan membantu siswa merasa lebih tenang, sehingga mereka dapat fokus mengerjakan tugas sebaik mungkin tanpa gangguan.
Selain itu, pertimbangkan untuk menyesuaikan kegiatan kelas yang mungkin secara tidak sengaja meningkatkan stres. Kerja kelompok, misalnya, dapat menjadi tantangan bagi siswa yang merasa cemas dalam situasi sosial. Memasangkan siswa dengan teman sekelas yang membuat mereka merasa nyaman atau membiarkan mereka memilih pasangan mereka dapat membuat kerja kolaboratif terasa tidak terlalu menakutkan. Bagi sebagian siswa, menawarkan alternatif tertulis untuk partisipasi verbal dalam diskusi dapat membantu mereka terlibat tanpa stres berbicara di depan orang lain.
Kecemasan merupakan hal yang umum, dengan penelitian yang menunjukkan bahwa hingga 10% anak mengalami beberapa bentuk gangguan kecemasan. Ini termasuk kecemasan umum, kecemasan sosial, dan kecemasan spesifik lainnya yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari anak.
Jika Anda melihat tanda-tanda apa pun pada salah satu siswa Anda, penting untuk mengomunikasikan kekhawatiran Anda kepada orang tua siswa dan konselor sekolah.
Dengan cara ini, Anda semua dapat bekerja sama untuk mengembangkan rencana. Dengan mengambil langkah-langkah ini, Anda dapat membantu mengurangi gejala kecemasan siswa dan memberdayakan mereka untuk mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat dan konstruktif.