Mobilitas sosial adalah perpindahan status seseorang atau kelompok ke status lain dalam masyarakat, baik secara vertikal (naik/turun) maupun horizontal (pindah antar kelompok yang sederajat). Mobilitas sosial terjadi ketika individu atau kelompok bergerak dari satu posisi atau kelas sosial ke posisi lainnya dalam struktur masyarakat. Ini bisa berupa perubahan posisi ekonomi, pendidikan, pekerjaan, ataupun kekuasaan.
Bagaimana Proses Mobilitas Sosial di Indonesia?
Kehidupan setiap orang akan berubah sesuai dengan apa yang telah mereka usahakan. Setiap tindakan yang dilakukan akan berdampak pada ada yang mereka panen di masa depan. Hal ini sangat erat kaitannya dengan mobilitas sosial masyarakat.
Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan satu ke lapisan yang lain. Seseorang yang mengalami perubahan kedudukan (status) dari suatu lapisan ke lapisan lain, baik menjadi lebih tinggi maupun menjadi lebih rendah dari sebelumnya atau hanya berpindah peran tanpa mengalami perubahan kedudukan, merupakan mobilitas sosial. Beberapa contoh lain dalam kehidupan
masyarakat kita misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil, lalu melakukan membuka usaha lain. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Dengan demikian tidak hanya terjadi pada perubahan sesorang yang mengalami kenaikan, tetapi juga penurunan.
Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial
Kamu telah mempelajari pengertian mobilitas sosial dan menemukan berbagai contoh yang terjadi di lingkungan tempat tinggalmu. Untuk memperdalam pemahamanmu tentang mobilitas sosial, kamu dapat mempelajari berbagai bentuknya. Berdasarkan bentuknya, dibedakan atas mobilitas sosial vertikal dan horizontal.
Mobilitas vertical
Adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat, baik pindah ke tingkat yang lebih tinggi (social climbing) maupun turun ke tingkat lebih rendah (social sinking).
Mobilitas vertikal ke atas (Social Climbing)
Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena peningkatan status atau kedudukan seseorang. Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi. Seorang karyawan yang karena prestasinya dinilai baik kemudian berhasil menduduki sebagai kepala bagian, manajer, bahkan direktur suatu perusahaan. Bentuk social climbing lain misalnya terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi daripada lapisan sosial yang sudah ada. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking) Social sinking merupakan proses pe nurunan status atau kedudukan seseorang. Proses social sinking sering kali menimbulkan gejolak kejiwaan bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.
Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
Social sinking merupakan proses pe nurunan status atau kedudukan seseorang. Proses social sinking sering kali menimbulkan gejolak kejiwaan bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.
Mobilitas horizontal
Mobilitas horizontal adalah perpindahan sta tus sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Mo bilitas horizontal merupakan peralihan in dividu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Dalam mobilitas horizontal tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang.
Pendidikan
Pendidikan merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.
Organisasi Politik
Banyak contoh orang yang meniti perjuangan karir di organisasi politik dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Organisasi politik memungkinkan seseorang untuk meningkatkan status dalam kehidupanya.
Organisasi Ekonomi
Bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal. Organisasi ekonomi misalnya koperasi dan badan usaha. Kamu tentu memiliki koperasi di sekolahmu. Apa tujuan didirikan organisasi koperasi? Tentu untuk menyejahterakan anggotanya. Karena itu koperasi akan melayani kebutuhan anggotanya. Apabila koperasi sekolah, tentu akan mengutamakan pelayanan terhadap para peserta didik. Demikian halnya dengan koperasi pasar, petani, nelayan, dan sebagainya. Melalui organisasi koperasi kesejahteraan anggota dapat diperjuangkan. Keberhasilan perjuangan koperasi berarti juga keberhasilan perjuangan anggota-anggotanya.
Organisasi Profesi
Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal, contohnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dan organisasi profesi lainnya. Kamu dapat menemukan berbagai organisasi profesi yang ada di Indonesia.
Bagaimana organisasi profesi dapat menjadi sarana saluran mobilitas vertikal? Karena organisasi profesi merupakan himpunan orang-orang yang memiliki profesi sama, sehingga mereka akan lebih kuat untuk memperjuangkan profesinya. Sebagai contoh organisasi profesi guru.PGRI merupakan salah satu sarana perjuangan para guru dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan guru. Selain memperjuangkan pendidikan di Indonesia, PGRI juga memperjuangkan peningkatan kesejahteraan guru. Perjuangan PGRI tentu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia, sehingga kesejahteraan guru di Indonesia terus mengalami peningkatan.
Baca juga: Mobilitas Sosial (LKPD IPS 8)
Dampak Mobilitas Sosial
Bagaimana dampak positif terjadinya mobilitas sosial? Berikut ini beberapa dampak positif terjadinya mobilitas sosial.
- Mendorong Seseorang untuk lebih maju. Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi.
- Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial. Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
- Meningkatkan Integrasi Sosial. Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial. Misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai, dan norma yang dianut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru.
Rincian Aktivitas Pembelajaran
- Baca materi pelajaran diatas dengan seksama termasuk dari sumber lain yang relevan baik buku pegangan atau sumber online lainnya.
- Perhatikan dan saksikan dengan baik penjelasan tentang Dampak Positif dan Negatif Mobilitas Sosial yang terkandung pada video diatas !
- Diskusikan dengan anggota kelompokmu yang telah dibentuk sebelumnya, mengenai
- Bagaimana Proses Mobilitas Sosial di Indonesia
- Pengertian Mobilitas Sosial
- Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial
- Amati kembali isi video dengan seksama siapkan catatan kemudian amati hal-hal sebagai berikut
- Dampak positif dan negatif mobilitas sosial
Pertanyaan
- Sebutkan pengertian mobilitas sosial
- Sebutkan 2 jenis mobilitas sosial dan contohnya masing-masing
- Sebutkan masing-masing 2 contoh dampak posistif dan negatif mobilitas sosial