Analisis Data Kehadiran Guru dalam PBM di Kelas Dengan AI

Analisis Data Kehadiran Guru dalam PBM di Kelas Dengan AI. Kehadiran guru secara langsung memengaruhi pelaksanaan rencana PBM di sekolah. Ketidakhadiran guru, baik karena sakit, izin, dinas luar, atau tanpa keterangan, dapat menyebabkan pembelajaran tidak berjalan sesuai jadwal. Data yang diperoleh dari rekapitulasi kehadiran menjadi dasar untuk mengevaluasi sejauh mana target PBM tercapai dan mengidentifikasi permasalahan yang menghambat proses belajar.

Rekapitulasi

Analisis berdasarkan grafik rekapitulasi aktivitas pembelajaran Agustus 2025 di UPTD SMPN 3 Sinjai, tren pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar) menunjukkan bahwa mayoritas rencana PBM berhasil terlaksana, meskipun ada sejumlah jam yang tidak terealisasi karena berbagai alasan.

Tren Pelaksanaan PBM

  • Dari total rencana PBM sebesar 1.640 jam, PBM yang terlaksana mencapai 1.144 jam atau sekitar 69,76% dari total rencana.
  • PBM yang tidak terlaksana sebanyak 496 jam atau sekitar 30,24%, menunjukkan terdapat tantangan dalam pelaksanaan penuh aktivitas pembelajaran setiap bulan.

Alasan Ketidakterlaksanaan PBM

  • Jam PBM yang tidak terlaksana terdiri dari beberapa keterangan:
    • Sakit: 38 jam
    • Dinas Luar: 251 jam
    • Izin: 67 jam
    • Tanpa Keterangan: 69 jam
    • Libur: 71 jam
    • Jumlah jam tertinggi ketidakhadiran disebabkan oleh dinas luar, diikuti libur dan izin.

Interpretasi Tren

  • Tren positif: Persentase PBM terlaksana lebih tinggi dari yang tidak terlaksana, menunjukkan komitmen sekolah dalam menjalankan program pendidikan.
  • Tren kendala: Masih ada sekitar 30% jam pembelajaran yang tidak terlaksana, dengan dinas luar sebagai penyumbang tertinggi, sehingga perencanaan ke depan perlu mempertimbangkan pengelolaan jadwal kegiatan luar dan izin agar pelaksanaan PBM lebih optimal.

Rangkuman Sifat Data

  • Persebaran jumlah jam dari berbagai kategori analisis memperlihatkan adanya fluktuasi kegiatan kelas setiap bulan, yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal seperti tugas dinas, izin, dan hari libur.
  • Data ini bisa menjadi dasar analisis lebih lanjut untuk strategi peningkatan efektivitas pembelajaran di masa mendatang.

Baca juga: Mudahnya Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Dengan AI

Perencanaan dan realisasi PBM setiap guru

Analisis Tren data PBM (Proses Belajar Mengajar) pada bulan Agustus 2025 menunjukkan pola umum bahwa jam rencana PBM oleh para guru cenderung tinggi, berkisar antara 24 hingga 96 jam per guru. Namun, jam PBM yang benar-benar terlaksana seringkali berada di bawah jam rencana, dengan selisih yang cukup signifikan pada beberapa guru. Sementara itu, jam PBM yang tidak terlaksana menunjukkan variasi antara 6 hingga 46 jam.

Data ini memperlihatkan bahwa meskipun perencanaan cukup ambisius, realisasi pelaksanaan pembelajaran masih terkendala sehingga jam yang terlaksana lebih sedikit dibandingkan yang direncanakan. Pada beberapa guru, terutama yang merencanakan jam PBM tinggi (80 hingga 96 jam), terdapat selisih besar antara jam rencana dan terlaksana, mengindikasikan adanya kendala atau hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Secara visual pada diagram garis, perbedaan yang mencolok antara tiga kategori jam—rencana, terlaksana, dan tidak terlaksana—terlihat jelas pada beberapa guru tertentu, yang mengindikasikan kebutuhan evaluasi lebih lanjut agar pelaksanaan pembelajaran bisa lebih mendekati target rencana awal.

Pola umum perbedaan antara Rencana PBM dan PBM Terlaksana

Pola umum dari perbedaan antara Rencana PBM dan PBM Terlaksana dalam data yang diberikan adalah sebagai berikut:

  • Hampir semua guru memiliki jam PBM Terlaksana yang lebih rendah dibandingkan jam Rencana PBM. Ini menandakan bahwa realisasi pembelajaran secara umum tidak mencapai target yang telah direncanakan.
  • Perbedaan atau selisih antara rencana dan terlaksana bervariasi antar guru, tapi umumnya cukup signifikan. Guru dengan jam rencana tinggi (misalnya 80-96 jam) juga menunjukkan selisih yang tidak kecil, sehingga meskipun mereka berencana banyak jam, yang terlaksana hanya sebagian saja.
  • Beberapa guru menunjukkan selisih yang sangat besar, contohnya guru dengan rencana 40 jam tapi hanya terlaksana sekitar 17 jam, atau yang merencanakan 36 jam tapi hanya terlaksana 12-18 jam.
  • Jam PBM tidak terlaksana merupakan selisih dari jam rencana dikurangi jam terlakasan, dan jumlah jam ini cukup bervariasi dari 6 hingga 46 jam, mencerminkan ketidaksesuaian yang nyata antara agenda pelaksanaan dan kenyataan di lapangan.

Secara umum, pola ini mengindikasikan adanya hambatan atau faktor-faktor yang mengurangi kemampuan guru dalam melaksanakan seluruh jam pembelajaran sesuai rencana awal. Ini bisa menjadi fokus evaluasi untuk meningkatkan efektivitas realisasi PBM.

Tren Rekapitulasi Pelaksanaan Proses Belajar per Mata Pelajaran

Rekomendasi Utama: Perlu penyesuaian strategi pelaksanaan agar realisasi mendekati rencana, terutama pada mata pelajaran dengan persentase di bawah 70%.

Ringkasan Tren

Terdapat penurunan bertahap baik pada rencana maupun realisasi proses belajar dari mata pelajaran umum ke muatan lokal. Sebagian besar persentase realisasi berada di kisaran 60–75%, dengan hanya Bahasa Indonesia dan Muatan Lokal (Mulok) yang mencapai di atas 75%.

Tabel Perbandingan Rencana, Realisasi, dan Persentase

Mata PelajaranRencana PBMRealisasi PBMPersentase Realisasi
Bahasa Indonesia24018376,25%
IPA Terpadu20013668,00%
Matematika20012562,50%
IPS Terpadu16012075,00%
Bahasa Inggris16010867,50%
Prakarya1207764,17%
PAI & Budi Pekerti1207562,50%
PJOK1208772,50%
Informatika1207260,00%
PKn1207663,33%
Muatan Lokal (Mulok)806277,50%

Pola Utama

  1. Gap Rencana vs Realisasi. Seluruh mata pelajaran menunjukkan realisasi lebih rendah dari rencana, dengan selisih terbesar pada Bahasa Indonesia (57 jam) dan selisih terkecil pada PJOK (33 jam).
  2. Persentase Tertinggi dan Terendah
    • ertinggi: Muatan Lokal (77,50%) dan Bahasa Indonesia (76,25%)
    • Terendah: Informatika (60,00%) dan Matematika serta PAI & Budi Pekerti (62,50%)
  3. Kelompok Mata Pelajaran
    • Pelajaran Umum (Bahasa Indonesia, IPA Terpadu, Matematika, IPS Terpadu, Bahasa Inggris): cenderung di atas 65% kecuali Matematika (62,50%).
    • Pelajaran Muatan Lokal dan Keterampilan (Prakarya, PJOK, Informatika, PKn, Mulok): berkisar 60–77%, dengan Informatika paling tertekan.

Implikasi dan Rekomendasi

  • Evaluasi Jadwal dan Sumber Daya: Mata pelajaran dengan persentase ≤ 65% memerlukan peninjauan jadwal, guru pendamping, dan sarana pendukung.
  • Fokus pada Informatika dan Matematika: Alokasi pelatihan guru dan perbaikan materi agar mencapai minimal 70% realisasi.
  • Pertahankan Praktik Baik: Model pelaksanaan pada Bahasa Indonesia dan Muatan Lokal dapat diadaptasi ke mata pelajaran lain untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan.
  • Monitoring Berkala: Lakukan survei triwulanan untuk menilai kemajuan realisasi dan melakukan intervensi lebih cepat.

Recommended For You

About the Author: SudutEdukasi

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *