
Mengenal Leluhur dan Diaspora Bangsa Indonesia. Sejarah leluhur bangsa Indonesia berkaitan erat dengan migrasi dan integrasi budaya dari berbagai wilayah Asia dan sekitarnya, sementara diaspora bangsa Indonesia merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang menyebar secara global dengan berbagai latar belakang dan hubungan dengan Indonesia.
Mengenal Leluhur Bangsa Indonesia
Kalian tentu mengetahui bahwasannya Indonesia merupakan negara kepulauan. Negara Indonesia melintang dari Sabang sampai Merauke dan dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dijalin dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika bersatu padu dan kokoh hingga kini.
Meskipun berbagai isu dan cobaan memecah-belah bangsa Indonesia, kekuatan rakyat Indonesia tetap dapat bersatu dalam satu kesatuan. Tidak mudah untuk dipecah belah. Isu-isu yang muncul seperti isu suku dan ras sering dijadikan pemicu untuk memecah belah. Kalian tentunya perlu mengetahui berbagai ilmu pengetahuan terkait dengan leluhur bangsa Indonesia agar dapat kalian jadikan hikmah dari mana dan siapa diri kalian sendiri. Identitas kalian disamping suku dan ras adalah satu, yaitu warga negara Indonesia yang mempunyai kewajiban dan hak yang sama.
Kepulauan Indonesia saat ini dihuni oleh berbagai suku yang menurut para ahli belum dapat secara pasti dilacak asal-usulnya. Namun, kalian perlu mengatahui asal-usul leluhur kalian berdasarkan bukti arkeologis, bukti linguistik (kebahasaan), dan bukti genetik yang ditemukan.
Bukti Linguistik (kebahasaan)
Berdasarkan kepada bukti linguistik (kebahasaan) para ahli menduga bahwa orang-orang yang menggunakan bahasa Austronesia di kepulauan Indonesia sama dengan yang ada di daerah Pasifik Barat Daya. Para ahli berpendapat bahwa adanya kesamaan bahasa induk antara orang-orang yang ada di Indonesia, negara-negara Asia Tenggara dan daerah Pasifik. Bahasa induk Austronesia yang digunakan orang-orang Indonesia, negaranegara Asia Tenggara dan Pasifik kemungkinan berasal dari Asia Daratan (sekitar Vietnam dan Annam) sehingga para ahli menduga orang-orang yang berada di kepulauan Indonesia pada saat ini berasal dari daerah daratan Asia.
Bukti Arkelogis
Berdasarkan kepada bukti arkeologis para ahli berdasarkan kepada bukti terbaru berpendapat bahwa leluhur bangsa Indonesia berasal dari daerah sekitar Taiwan dan menamakan teorinya dengan Out of Taiwan. Ada beberapa tahapan dari bangsa Austronesia untuk migrasi dari sekitar Taiwan ke wilayah Asia Tenggara dan Indonesia serta Pasifik.
Tahapan
- Tahap I 5.000 tahun sebelum Masehi (SM) yaitu migrasi para petani dari Tiongkok Selatan mencapai Taiwan. Pada masa ini bahasa Austronesia baru muncul beberapa abad kemudian (sekitar 4.000 SM).
- Tahap II migrasi dari Taiwan ke daerah Filipina (2.500 SM). Setelah menetap selama berabad-abad, populasi bangsa Austronesia yang berada di Taiwan kemudian bermigrasi ke selatan menuju Filipina.
- Tahap III migrasi dari Filipina ke arah selatan dan tenggara (menjelang 2.000 SM). Bangsa Austronesia kemudian bermigrasikembali ke arah Kalimantan dan Sulawesi serta ke tenggara menuju Maluku Utara. Setelah proses ini kemudian mereka pecah untuk melakukan migrasi ke arah barat dan timur.
- Tahap ke IV migrasi dari Maluku Utara ke selatan dan timur (2.000 SM). Mereka kemudian bermigrasi kembali menuju ke arah timur mencapai daerah Nusa Tenggara dan Papua Barat. Sementara bangsa Austronesia yang melakukan migrasi ke barat menuju ke Jawa dan Sumatra.
- Tahap ke V Migrasi dari Papua Utara ke barat dan timur (2.0001.500 SM). Bangsa Austronesia yang tinggal di pantai utara daerah Papua Barat bermigrasi dengan arus balik ke arah barat menuju Halmahera Selatan, Kepulauan Raja Ampat, dan pantai sebelah barat Papua. Sementara bangsa Austronesia yang berada di Jawa dan Sumatra menyebar kembali ke utara ke arah Vietnam dan Semenanjung Malaya. Bahkan pada awal tahun Masehi mereka juga menyebar dari Kalimantan ke Madagaskar.
Bangsa Paleo-Melanosoid
Sebelum migrasi bangsa Austronesia di kepulauan Indonesia, tepatnya di Papua pedalaman, terdapat bangsa Paleo-Melanosoid. Paleo Melanosoid merupakan leluhur orang-orang yang berada di pedalaman dan penduduk asli Australia. Bangsa Paleo-Melanosoid bermigrasi ke daratan Papua dan Asutralia sekitar 800.000 tahun yang lalu. Pada masa tersebut, daratan Papua dan Australia bersatu. Bangsa Paleo-Melanosoid yang berada di Papua dan Australia seiring berjalan waktu berkembang sesuai dengan keadaan fisik daerah masing-masing kecuali yang berada di pedalaman yang berhasil mempertahankan adat istiadat dan budayanya. Orang Papua asli mendapat pengaruh ciri-ciri fisik pendatang dari Austronesia yang tiba setelahnya yang berada di sekitar pesisir. Campuran Paleo-Melanosoid dan Austronesia mengakibatkan kebinekaan ragawi orang Papua sekarang.
Bukti Genetika
Berdasarkan kepada bukti genetika menunjukkan di daerah kepulauan Indonesia sudah didiami oleh penduduk sebelum bangsa Austronesia datang bermigrasi dari Taiwan. Bahkan bukti yang lain menunjukan bahwa terdapat migrasi dari selatan menuju utara (kepulauan Indonesia menuju ke daratan Asia) dan memungkinkan bahwa penutur bahasa Austronesia berasal dari daerah Indonesia kemudian menyebar ke utara.
Kalian tentunya perlu memahami informasi mengenai dari mana asal-usul leluhur kalian sendiri seiring penemuan dan kajian lebih lanjut mengenai leluhur bangsa Indonesia. Perdebatan yang ada cukup kalian ketahui berdasarkan berbagai fakta dan data. Kalian tentunya juga perlu mengetahui dan bersepakat, leluhur bangsa Indonesia membutuhkan proses yang lama dari generasi ke generasi hingga sampai ke kalian dan adik-adik kalian. Leluhur kalian mempunyai kebudayaan yang ditinggalkan dan dilestarikan sebagai identitas yang perlu kalian banggakan. Kalian adalah satu keluarga, keluarga bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote. Kalian perlu bangga menjadi bangsa Indonesia yang mempunyai leluhur dengan sejarah yang panjang dengan menghasilkan keragaman budaya di dalamnya.
Diaspora Bangsa Indonesia
Kalian pernah dengar lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”? Bagaimana menurut kalian mengenai lagu tersebut apakah sesuai dengan kebenaran leluhur kalian sebagai seorang pelaut? Pada catatan sejarah, bangsa Indonesia tercatat pandai dalam mengarungi samudra. Mereka melakukan perjalanan, baik untuk mengeksplorasi alam, berdagang dan berinteraksi dengan sesama manusia di lain daerah. Pada pembahasan kali ini, kalian perlu memahami mengenai diaspora bangsa Indonesia.
Orang Bugis dan Dayak di Afrika Selatan
Apakah kalian mengetahui bahwa orang Bugis dan Mandar merupakan suku yang terampil dalam melaut dan membuat kapal? Orang Bugis dan Mandar terkenal sebagai suku yang pandai melaut dan membuat kapal. Mereka terkenal dengan terampil membuat dan menggunakan kapal Pinisi. Kapal Pinisi membantu mengarungi dunia, mengarungi samudra.
Terdapat banyak pendapat perihal pendatang berwajah Melayu di Afrika Selatan, tepatnya di Madagaskar. Pendapat ini dapat dikerucutkan menjadi dua, yaitu kelompok suku Dayak dan suku Bugis. Berbagai studi menunjukkan keterampilan bangsa Indonesia adalah melaut. Begitu pun dengan kemampuan suku Dayak dan Bugis yang dapat berhasil sampai Madagaskar.
Suku Dayak
Suku Dayak teridentifikasi di Madagasakar melalui studi bahasa. Bahasa yang berada di Madagaskar diidentifikasi berasal dari bahasa Maanjan (suku Maanjan di Lembah Barito, Kalimantan). Suku Maanjaan tidak pernah berlayar jauh karena mereka terbiasa hidup dengan budaya sungai. Kemungkinan besar, suku Maanjan dibawa oleh para pelaut Bajau yang kerap membawa orang Indonesia ke Afrika dan Madagaskar.
Diaspora Suku Bajau yang tersebar di belahan penjuru dunia. Dialek komunitas yang sering berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain sangat berbeda dengan suku-suku yang tinggal menetap. Dugaan sementara menyimpulkan suku Bajau memengaruhi dialek suku Dayak karena mereka pernah singgah dan menetap di Kalimatan.
Penelitian lain menunjukan darah suku Dayak mengalir di tubuh penduduk Madagaskar. Pada masa lampau, etnis Dayak berlayar dengan perahu ke Samudra Hindia dan diduga terdampar di Madagaskar yang sebelumnya tidak berpenghuni. Suku Dayak diduga sebagai pemukim pertama di Madagaskar. Ini ditunjukan dengan bukti bahwa suku-suku di dataran tinggi yaitu Merina, Sihanaka, dan Betsileo menggunakan bahasa komunikasi yang mirip dengan bahasa Barito yang banyak digunakan di Kalimantan bagian Selatan.
Suku Bugis
Suku Bugis teridentifikasi dan kemungkinan besar menjadi salah satu dari diaspora bangsa Indonesia yang datang pertama ke Madagaskar. Mereka diduga ke Madagaskar/Afrika Selatan karena menjadi tawanan politik Belanda. Didatangkan untuk dipekerjakan sebagai budak di Tanjung Harapan. Mereka tidak pernah kembali dan menetap di Madgaskar/Afrika Selatan. Tawanan politik yang dibawa Belanda salah satunya adalah Syekh Yusuf, seorang tokoh Bugis dari Gowa Makassar. Beliau menetap di Afrika Selatan dan menyiarkan agama Islam di sana terutama di kalangan para budak yang kemudian membentuk komunitas Islam. Sebagai tanda penghormatan, salah satu kota kecil tempat ia berdakwah di Afrika Selatan dinamakan Macassar.
Di samping berlayar dan berdagang, pemerintah Belanda di abad ke17 juga melakukan praktik migrasi paksa. Mereka memanfaatkan orangorang yang diasingkan ke Afrika Selatan untuk membangun koloni di Tanjung Harapan. Orang-orang yang diasingkan tersebut banyak berasal dari keturunan sultan dan pangeran dari Jawa dan Makassar. Seiring waktu, mereka menggabungkan diri menjadi satu komunitas.
Orang Bugis di Malaysia
Proses penggabungan kebudayaan Bugis ke Malaysia dengan cara menjadi orang Melayu. Mereka menjadi seorang Muslim, menggunakan bahasa Melayu dan menerapkan adat istiadat Melayu. Orang-orang Bugis mudah untuk melakukan hal tersebut karena budaya, bahasa, dan adat istiadat yang tidak berbeda jauh.
Antara tahun 1855-1920, banyak pendatang dari Indonesia (Jawa, Madura dan Kalimantan) yang menetap dan membuka lahan baru di Johor. Mereka menebang hutan dan menjadikannya perkebunan. Ada juga yang datang juga untuk bekerja sebagai kuli kontrak di perkebunan milik keluarga Arab. Mereka berangkat dari Indonesia ke Johor menaiki kapal Suku Bugis.
Migrasi Suku Bugis secara besar-besaran terjadi pada 24 Juli 1669 akibat dari jatuhnya ibu kota Kerajaan Gowa, Somab Opu ke tangan Belanda. Mereka bermigrasi ke daerah Semenanjung Malaya dan Kalimatan bagian utara (Borneo). Hal tersebut merupakan cikal bakal dari diaspora Bugis di daerah Sabah dan Serawak, Malaysia. Pemerintah Belanda pada tahun 1882-1885 mendatangkan Suku Bugis ke Tawau dengan tujuan membangun daerah Tawau dan membuka perkebunan kelapa.
Suku Bugis bermigrasi secara kelompok yang dipimpin oleh tokohtokoh bangsawan. Kaum laki-laki datang terlebih dahulu dan selanjutnya membawa keluarga mereka. Suku Bugis dari generasi pertama memperoleh tanah dan membuka usaha-usaha perkebunan di Sabah. Mereka juga melakukan perdagangan dan menangkap ikan. Suku Bugis mendapat tempat istimewa dan punya posisi penting di Sabah. Tokoh Bugis diangkat menjadi pemimpin berbagai kelompok etnis yang ada di sana.
Orang Makassar (The Macassans) di Australia
Suku-suku pelaut di Nusantara memanfaatkan angin monsoon (muson) barat laut untuk berlayar ke Australia. Suku Bugis secara teratur berlayar ke Australia dan kerap singgah di Australia bagian utara sejak 1650. Mereka menyebut daerah Arnhem di Australia Utara dengan Marege dan wilayah barat laut Australia dengan sebutan Kayu Jawa. Suku Bugis pergi ke Australia Utara untuk mencari teripang (sea cucumber). Teripang tersebut kemudian diasapi dan diekspor ke Tiongkok. Pada perkembangannya, suku Bajau dan nelayan dari Buton juga datang untuk mencari teripang.
Nelayan Bugis banyak berdatangan dan singgah di Australia. Suku Bugis melakukan perjalanan dengan rute Makassar–Saleier, Wetar–KisarLeti–Moa–Pelabuhan Darwin. Jejak interaksi antara orang Bugis dan suku Aborigin yang tinggal di Australia dapat dilihat pada beberapa lukisan gua dan kulit kayu. Di samping itu, beberapa ritual yang dilakukan suku Aborigin (Australia) juga menunjukkan bukti interaksi tersebut.
Pada pertengahan abad ke-17 hingga awal abad ke-20, pelaut Makassar berkunjung secara rutin tiap musim ke Australia. Mereka mengum pulkan teripang sekaligus berdagang dengan membeli kulit kura-kura, kayu besi, mutiara, dan kulit kerang. Mereka juga menyediakan kebutuhan suku Aborigin seperti makanan, tembakau, alkohol, baju, panah, dan pisau. Hubungan mereka sangat baik sehingga suku Aborigin beberapa kali ikut dan singgah di Makassar. Bahkan, beberapa diantaranya menetap di Makassar.
Rincian Aktivitas Pembelajaran
- Baca materi pelajaran diatas dengan seksama termasuk dari sumber lain yang relevan baik buku pegangan atau sumber online lainnya.
- Perhatikan dan saksikan dengan baik penjelasan tentang Mengenal leluhur Bangsa Indonesia yang terkandung pada video diatas !
- Diskusikan dengan anggota kelompokmu yang telah dibentuk sebelumnya, mengenai
- Asal-usul leluhur bangsa Indonesia berdasarkan bukti arkeologis, bukti linguistik (kebahasaan), dan bukti genetik yang ditemukan.
- Beberapa tahapan dari bangsa Austronesia untuk migrasi dari sekitar Taiwan ke wilayah Asia Tenggara dan Indonesia serta Pasifik.
- Diaspora Bangsa Indonesia
- Amati kembali isi video dengan seksama siapkan catatan kemudian amati hal-hal sebagai berikut
- Teori asal usul manusia nusantara
- Tahapan bangsa Austronesia untuk migrasi dari sekitar Taiwan ke wilayah Asia Tenggara dan Indonesia serta Pasifik.
Pertanyaan
- Jelaskan Asal-usul leluhur bangsa Indonesia berdasarkan bukti arkeologis, bukti linguistik (kebahasaan), dan bukti genetik yang ditemukan?
- Sebutkan Tahap ke lima dari bangsa Austronesia untuk migrasi dari sekitar Taiwan ke wilayah Asia Tenggara dan Indonesia serta Pasifik.
- Jelaskan secara ringkas cikal bakal dari diaspora Bugis di daerah Sabah dan Serawak, Malaysia.
- Perhatikan kembali isi video pembelajaran di atas kemudian jawab pertanyaan berikut
- Sebutkan 4 (empat) teori asal usul manusia nusantara
- Jelaskan tentang teori Nusantara