Pembiasaan Diri untuk Melestarikan Lingkungan (LKPD IPS 7)

Pembiasaan Diri untuk Melestarikan Lingkungan (LKPD IPS 7). Pelestarian lingkungan hidup merupakan upaya menjaga agar kondisi lingkungan hidup tetap terjaga dengan meningkatkan daya dukungnya. Upaya ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa sumber daya alam yang ada dapat mendukung kehidupan secara berkesinambungan. Berikut merupakan beberapa contoh aktivitas pelestarian lingkungan hidup berupa pelestarian sumber daya udara, air, dan tanah.

Pembiasaan Melestarikan Sumber Daya Udara

Usaha pelestarian sumber daya udara akibat aktivitas pabrik dapat dilakukan dengan pemasangan alat penyaring udara. Sedangkan pelestarian sumber daya udara karena asap dari kendaraan bermotor dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor untuk jarak dekat dengan menggunakan sepeda. Penanaman pohon juga merupakan usaha pelestarian sumber daya udara karena pohon dapat memproduksi oksigen (O2) sehingga udara menjadi lebih bersih.

Pembiasaan Melestarikan Sumber Daya Air

Air merupakan sumber kehidupan. Pelestarian sumber daya air dapat diusahakan melalui memelihara dan melindungi sumber air. Upaya untuk menjaga ketersedian air dapat dilakukan dengan pengaturan siklus hidrologi seperti menyimpan air hujan di dalam profil tanah melalui sumur resapan. Kegiatan lain yang dapat dilakukan yaitu melaksanakan program kali bersih, merawat dan membersihkan pintu-pintu air, dan penindakan bagi pelanggar aturan yang dengan sengaja membuang limbah ke sungai juga harus ditegakkan.

Pembiasaan Melestarikan Sumber Daya Tanah

Pelestarian sumber daya tanah dapat dilakukan dengan melindungi, memperbaiki tanah agar kembali produktif, dan meningkatkan produktivitas tanah. Pemanfaatan pupuk organik lebih aman dan tidak mencemari tanah dibandingkan penggunaan pupuk kimia. Selain itu upaya pelestarian sumber daya tanah dapat dilakukan dengan bioremediasi. Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Tujuan kegiatan ini yaitu dapat memecah atau menurunkan tingkat zat-zat yang mencemari lingkungan sehingga menjadi bahan yang tidak beracun.

Sumber: https://www.youtube.com/@erschannel27 Pembiasaan Diri untuk Melestarikan Lingkungan | IPS KELAS 7 | KURIKULUM MERDEKA

Aktivitas Manusia Zaman Praaksara

Akal manusia menjadikan dirinya menjadi makhluk yang paling berbeda dan mempunyai keistimewaan untuk mengelola kebutuhan hidupnya dan terus berkembang menjadi lebih baik. Aktivitas manusia untuk menjalankan aktivitasnya, seperti untuk mendapatkan makanan, banyak menggunakan akalnya dan mengoptimalkan fungsi indra seperti penglihatan dan pendengaran serta fisiknya. Penggunaan akal manusia dapat menciptakan teknologi yang tersedia dari alam sekitar. Batu, tulang dan kayu dapat digunakan untuk menciptakan alat yang digunakan untuk berburu hewan dan mengumpulkan makanan. Alat-alat tersebut selama bertahun-tahun selanjutnya mengalami perkembangan dan inovasi sesuai dengan kebutuhan pada zamannya.

Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana

Keadaan yang tidak stabil dan sering berganti di permukaan bumi dalam bentuk fisik, iklim, dan sebagainya telah dihadapi oleh manusia. Makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan sudah menyebar merata di bumi. Perburuan dan pengumpulan makanan menjadi aktivitas keseharian manusia pada masa ini. Mereka berburu hewan seperti rusa, kuda, kijang, kerbau, gajah, dan beberapa hewan lainnya. Pengumpulan makanan berupa umbi-umbian, buah-buahan, dan berbagai tanaman yang dapat dimakan.

Manusia pada masa ini hidup berpindah-pindah dengan berkelompok. Daerah-daerah yang ditempati oleh manusia perlu memperhatikan ketersediaan makanan yang cukup. Mereka hidup berpindah-pindah dan menghuni gua-gua serta cerukan. Pada tahap berburu dan mengumpulkan makanan sederhana ini, penemuan api dan alat-alat sangat penting. Api digunakan untuk meramu makanan dan alat-alat menjadi hal yang penting karena pada perkembangannya alat-alat akan dibuat lagi lebih canggih dan halus. Api menjadi penting dalam kehidupan manusia dalam mengembangkan teknologi.

Pada masa ini, alat-alat yang digunakan masih bersifat kasar dan terbuat dari batu, tulang, atau kayu. Alat-alat dari batu yang digunakan misalnya kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, dan kapak genggam; alat serpihbilah seperti pisau, peraut, gurdi, dan mata panah; serta alat-alat yang terbuat dari tulang belulang atau tanduk. Hasil-hasil kebudayaanpada zaman ini secara arkeologis disebut dengan zaman paleolithikum. Zaman paleolithikum dapat dibedakan menjadi dua kebudayaan, yaitu kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.

Kebudayaan Pacitan menunjukan alat-alat dari batu sepeti kapak tapi tidak mempunyai tangkai atau alat penetak (chopper). Alat ini digunakan dengan cara digenggam dengan tangan. Alat-alat tersebut masih memiliki permukaanyang sangat kasar. Pada kebudayaan Ngandong banyak didapatkan alat dari tulang selain kapak genggam dari batu. Alat-alat dari tulang dibentuk tajam karena digunakan untuk mengorek umbi-umbian. Selain itu ada juga yang disebut flakes (alat-alat kecil) yang dibuat dari batu yang indah.

Baca juga: Potensi Sumber Daya Alam di Indonesia (LKPD IPS 7)

Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut

Pada era berikutnya, kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut masih bergantung kepada faktor alam. Faktor-faktor tersebut adalah kesuburan, iklim, dan terdapatnya sumber makanan (hewan dan tumbuhan). Mereka hidup dengan berburu hewan darat, menangkap ikan di sungai/laut, mencari kerang-kerangan di tepi pantai dan mengumpulkan biji-bijian, umbi-umbian, buah-buahan

serta daun-daunan. Hidup berburu dan meramu makanan masih menjadi aktivitas sehari-hari. Namun, pada saat ini faktor-faktor alam menjadi sangat sulit untuk diprediksi. Tanda-tanda mereka sudah menetap dan bercocok tanam untuk menghasilkan makanan sendiri sudah tampak untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang tidak menentu.

Mereka sudah mulai menetap cukup lama di gua-gua (abris sous roche) dan cerukan di tepi pantai. Mereka memilih tempat tinggal yang dekat dengan sumber air. Jika kalian perhatikan, kehidupan manusia pasti dekat dengan sumber air hingga saat ini. Pertanian sudah mulai dilakukan dengan menanam padi, umbi-umbian dan kacang-kacangan. Mereka juga sudah mencoba untuk berternak dengan menjinakkan hewan. Namun, tradisi berpindah dan mengumpukan makanan masih dominan dan menjadi aktivitas keseharian mereka. Mereka yang tinggal dipantai meninggalkan jejak yaitu berupa sampah dapur berupa kulit kerang atau disebut kjokkenmoddinger. Pada masa ini manusia sudah masuk kedalam masa Mesolithikum berdasarkan arkelogis.

Alat-alat yang digunakan masih sama dengan masa sebelumnya. Alatalat dari batu, tulang, tanduk, kulit kerang dan bambu. Alat-alat dari batu, tulang dan kulit kerang dibuat untuk serpih-bilah dan kapak genggam Sumatra. Alat-alat ini sudah lebih halus dibandingkan dengan masa sebelumnya. Bambu dapat dijadikan sebagai cungkil dan sudip sebagai alat untuk mencungkil dan membersihkan umbi-umbian.

Masa Bercocok Tanam

Masa bercocok tanam adalah masa terpenting dalam sejarah manusia. Peralihan kebudayaan manusia dalam kebiasaan berburu dan mengumpulkan makanan ke masa untuk bercocok tanam mempunyai proses yang sangat panjang. Pada masa ini, manusia sudah memasuki babakan sejarah Neolithikum berdasarkan arkeologis.

Manusia pada masa ini bercocok tanam dengan membuka lahan baru. Mereka memanfaatkan hutan dan semak dengan cara ditebang dan dibakar kemudian mereka tanami dengan cara sederhana. Tetapi teknik tersebut mempunyai dampak yang cukup besar. Kegiatan berburu dan mengumpulkan makanan masih dijalankan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pola Hidup

Pada masa ini mulai ada pola-pola perkampungan dan sudah hidup menetap secara berkelompok dengan beberapa keluarga. Populasi manusia meningkat pada masa ini. Mereka mulai mengatur hidup dengan kegiatan-kegiatan dalam kehidupan perkampungan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan pembagian hasil secara adil.

Pola hunian perkampungan berada di sekitar sumber air dan dataran tinggi. Pinggiran sungai, danau, tepian pantai dan daerah pantai merupakan indikator untuk mereka tempati Mereka memilih dataran tinggi untuk berlindung dari serangan musuh dan binatang-binatang buas.

Pola hunian yang menjadi perkumpungan menumbuhkan rasa gotong royong di dalam setiap anggota hunian. Mereka terbiasa menebang pohon, membakar semak belukar, menabur benih, memanen, membuat gerabah, tukar-menukar, berburu, dan menangkap ikan. Mereka terbiasa bekerja sama dengan dipimpin oleh seorang pemimpin di perkampungan. Komunikasi di antara mereka pada masa ini sudah maju. Penggunaan bahasa sudah menciptakan komunikasi yang berkembang menjadi bahasa yang berkembang hingga saat ini. Kedudukan pemimpin ditunjukkan kepada orang paling tua yang berwibawa. Tradisi menghormati orang tua sebagai peran pemimpin telah ada sejak masa ini.

Masa bercocok tanam mendorong pengunaan teknologi yang lebih maju dari masa sebelumnya. Alat-alat yang digunakan sudah diasah. Alatalat yang digunkan seperti beliung persegi, kapak lonjong, kapak batu, mata panah dan mata tombak. Alat-alat obsidian atau batu kecubung berkembang. Gerabah juga mulai digunakan dengan teknik pembuatan yang sederhana. Perhiasan-perhiasan juga sudah diciptakan seperti gelang dari batu dan kulit kerang. Manusia pada zaman ini meninggalkan benda-benda seperti menhir, dolmen, sarkofagus, kubur berundak, peti kubur batu, palung, lesung batu, dan patung-patung batu.

Masa Perundagian

Masa perundagian diperkirakan oleh ahli sejarah adalah masa akhir dari masa prasejarah atau praaksara. Perundagian berasal dari kata dasar undagi. Dalam bahasa Bali, kata undagi berarti seseorang atau sekelompok orang atau golongan masyarakat yang mempunyai keterampilan dan/atau kepandaian suatu jenis usaha tertentu dalam membuat gerabah, perhiasan dari kayu/sampan/batu. Berdasarkan ilmu arkeologi, manusia telah memasuki zaman logam pada masa perundagian.

Manusia pada zaman ini sudah tidak lagi berpindah. Mereka lebih nyaman untuk menetap secara berkelompok dengan membangun perkampungan dan desa. Menyebar dengan menetap di desa-desa di daerah pegunungan, dataran rendah dan pantai. Mereka sudah terbiasa untuk mengatur kebutuhan sehari-hari (bertani dan berternak) dengan bergotong royong dan dibagi rata secara adil. Pada zaman ini menunjukan kemajuan yang amat pesat. Pola ini masih
digunakan di sekitar kalian.

Sistem pembagian kerja

Sistem pembagian kerja menjadi lebih ketat dan berkembang kepada kegiatan sehari-hari dalam bermasyarakat. Aktivitas sehari-hari dibagi berdasarkan kepada keterampilannya. Manusia menjadi terarah dengan mengetahui pengetahuan dan kemampuan masing-masing. Perkembangan ini menjadikan manusia terbagi menjadi golongangolongan tertentu dalam melakukan pekerjaan. Sistem pekerjaan ini juga berkembang dengan sangat baik. Pekerjaan semakin terspesialisasi
kepada sub-sub yang lebih kecil dan spesifik.

Kemampuan manusia dalam menghasilkan teknologi jauh lebih tinggi dibandingkan masa sebelumnya. Manusia sudah mengenal teknik dalam mengecor logam. Mereka melebur bijih logam untuk dibuat benda-benda keperluan untuk aktivitas sehari-hari. Penemuan-penemuan baru dengan teknik peleburan, percampuran, penempaan, dan pencetakan jenis-jenis
logam. Emas dan tembaga menjadi logam yang sering dilebur karena titik leburnya tidak membutuhkan suhu yang tinggi. Perhiasan-perhiasan diciptakan beraneka ragam seperti cincin, gelang, kalung, penutup lengan dan sebagainya.

Manusia juga sudah ulung dalam berlayar. Mereka melakukan perdagangan dengan daerah lain mengarungi lautan luas. Perahu bercadik memainkan peranan besar dalam melangsungkan hubungan-hubungan dengan daerah lain. Perdagangan dilakukan dengan sistem barter atau tukar menukar. Barang-barang yang laku kala itu adalah nekara perunggu dan perhiasan-perhiasan dari logam dan manik-manik. Mereka mempercayai bahwa benda-benda tersebut mempunyai unsur magis dan bersifat khas. Unsur-unsur ini masih lestari di Indonesia. Mereka masih mempercayai unsur-unsur magis yang dipercayai terdapat di dalam benda-benda sehingga diberi nama dan dirawat dengan baik.

Rincian Aktivitas Pembelajaran

  1. Baca materi pelajaran diatas dengan seksama termasuk dari sumber lain yang relevan baik buku pegangan atau sumber online lainnya.
  2. Perhatikan dan saksikan dengan baik penjelasan tentang Pembiasaan Diri untuk Melestarikan Lingkungan yang terkandung pada video diatas !
  3. Diskusikan dengan anggota kelompokmu yang telah dibentuk sebelumnya, mengenai
    • Pembiasaan Melestarikan Sumber Daya Udara, Air dan tanah
    • Aktivitas Manusia Zaman Praaksara
  4. Amati kembali isi video dengan seksama siapkan catatan kemudian amati hal-hal sebagai berikut
    • Alat-alat yang digunakan manusia pada zaman praaksara
    • Masa Paleolitikum
    • Masa perundagian

Pertanyaan

  1. Sebutkan tujuan Pelestarian lingkungan hidup?
  2. Sebutkan masing-masing 1 (satu) cara untuk melestarikan Sumber Daya Udara, Air dan tanah?
  3. Sebutkan 1 (satu) contoh Aktivitas Manusia Zaman Praaksara?
  4. Apa perbedaan antara masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana dan tingkat lanjut
  5. Sebutkan perbedaan antara masa bercocok tanam dan masa perundagian?
  6. Perhatikan kembali isi video pembelajaran di atas kemudian jawab pertanyaan berikut
    • Sebutkan 2 (dua) contoh alat yang digunakan manusia pada zaman praaksara
    • Sebutkan 2 (dua) pembagian kebudayaan pada masa Paleolitikum
    • Jelaskan secara ringkas bagaimana kehidupan manusia pada masa perundagian
    • Sebutkan 2 (dua) contoh hasil teknologi pada masa perundagian

Quiz

Pembiasaan Diri untuk Melestarikan Lingkungan

1 / 10

Prinsip kearifan lokal yang dapat dipelajari dari aktivitas manusia praaksara untuk diterapkan saat ini adalah…

2 / 10

Pada zaman bercocok tanam, manusia praaksara mulai menetap di suatu wilayah. Upaya mereka yang menunjukkan kesadaran menjaga lingkungan adalah…

3 / 10

Kebiasaan manusia praaksara dalam berpindah-pindah tempat (nomaden) bertujuan untuk…

4 / 10

Pada masa berburu dan meramu tingkat sederhana, manusia praaksara memanfaatkan sumber daya alam secara terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa mereka…

5 / 10

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan di rumah untuk mengurangi pencemaran tanah adalah …

6 / 10

Pembiasaan yang paling tepat untuk menjaga kesuburan tanah di lingkungan sekolah adalah …

7 / 10

Kebiasaan yang tepat untuk melestarikan sumber daya air di rumah adalah …

8 / 10

Berikut ini yang bukan termasuk upaya menjaga ketersediaan sumber daya air adalah …

9 / 10

Mengapa menanam pohon di lingkungan rumah bermanfaat untuk udara?

10 / 10

Kegiatan berikut yang termasuk upaya melestarikan sumber daya udara adalah …

Your score is

The average score is 100%

0%

Recommended For You

About the Author: SudutEdukasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *