
4. Indikator Keberhasilan Pembangunan
Pengertian, Paradigma, Pendekatan, dan Indikator Pembangunan LKPD Geografi XII bagian II. Indikator keberhasilan pembangunan sangat penting kalian ketahui sebagai warga negara. Secara kuantitatif, tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi. Namun, pada hakikatnya keberhasilan pembangunan dapat diatur dengan beberapa indikator selain indikator ekonomi. Berikut akan dijabarkan indikator-indikator keberhasilan pembangunan.
a. Pertumbuhan Ekonomi
Sebuah paradigma pembangunan yang berkembang saat ini ialah pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara dapat dikatakan maju atau meningkat, pembangunan yang dilakukan oleh negara tersebut dapat dikatakan berhasil (Fitriyani & Rasaili, n.d.). Aspek yang diukur dalam pertumbuhan ekonomi ialah produktivitas masyarakat ataupun produktivitas negara setiap tahunnya yang diukur dengan besarnya Gross National Product (GNP) negara yang bersangkutan.
GNP mengukur hasil produksi keseluruhan dari suatu negara yang jumlah penduduk setiap negara berbeda-beda. Agar dapat membandingkan keadaan pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan negara lainnya, digunakan income per kapita (GNP dibagi dengan jumlah penduduk) (Fuady, 2013). Dengan menggunakan cara tersebut, dapat dilihat seberapa besar produksi atau pendapatan rata-rata setiap orang.
Indikator pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Namun, timbul kelemahan dalam pendekatan per kapita karena pendekatan ini mengabaikan adanya perbedaan karakteristik antarnegara, seperti struktur umur penduduk, perbedaan nilai tukar satu mata uang terhadap mata uang yang lain, distribusi pendapatan masyarakat, dan kondisi sosial budaya.
b. Pemerataan Distribusi Pendapatan (Rasio Gini)
Rasio Gini digunakan sebagai salah satu cara mengukur keberhasilan pembangunan. Menurut Todaro (dalam Fuady, 2013), rasio Gini adalah sebuah ukuran ketimpangan pendapatan atau kesejahteraan keseluruhan yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) sampai satu (ketimpangan sempurna). Jika rasio Gini melampaui angka 0,5, artinya ketimpangan pendapatan atau kesejahteraan sudah masuk kategori buruk dan mudah menimbulkan masalah sosial.
Ketimpangan distribusi pendapatan dapat terjadi saat terdapat sekat antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin yang semakin melebar. Segelintir orang hidup kaya raya di mana-mana, tetapi masih banyak pula orang yang hidup dalam garis kemiskinan, kesehatan buruk, kekurangan gizi, dan sebagainya. Maka dari itu, mulai muncul pandangan bahwa tujuan utama dari proses pembangunan bukan lagi menitikberatkan pada aspek pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi bagaimana mengurangi angka kemiskinan serta ketimpangan (Arsyad, 2020)
c. Indeks Kualitas Hidup (IKH)
Indeks kualitas hidup (physical quality of life index) adalah satu indikator alternatif dalam mengukur kinerja pembangunan suatu negara. Ada tiga indikator yang dijadikan acuan IKH, yaitu tingkat harapan hidup pada usia satu tahun (life expectancy at age), tingkat kematian bayi, dan tingkat melek huruf (literacy) (Arsyad, 2020). Di dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan angka kematian bayi dapat menggambarkan status gizi ibu dan anak, derajat kesehatan, serta lingkungan keluarga yang langsung berasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf bisa menggambarkan jumlah penduduk yang mendapatkan akses pendidikan sebagai hasil pembangunan.
Masing-masing indikator tersebut mengukur kinerja pembangunan suatu negara berdasarkan skala 1 sampai 100. Angka 1 artinya kinerja pembangunan terburuk dan angka 100 untuk kinerja pembangunan yang terbaik (Fuady, 2013). IKH digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
Baca juga: Pengertian, Paradigma, dan Indikator Pembangunan (LKPD Geografi XII)
5. Dampak Pembangunan Wilayah terhadap Perubahan Ruang Muka Bumi
a. Perubahan Muka Bumi sebagai Dampak Pembangunan
Pembangunan merupakan perubahan fisik untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk. Ada berbagai jenis perubahan fisik alam yang harus diubah agar dapat berfungsi secara lebih optimal dalam memenuhi fungsinya. Sebagai contoh pembangunan Bendungan Sutami di Malang, Jawa Timur. Pembangunan bendungan tersebut mengubah kenampakan Sungai Brantas menjadi bendungan. Jika semula bentuk muka bumi di wilayah tersebut berupa Sungai Brantas yang curam, kini penampakan itu berubah menjadi bendungan dengan hamparan air yang luas dengan multifungsi, sebagai penyedia air untuk pertanian, energi listrik, bahkan pariwisata. Fenomena yang sama banyak dijumpai di wilayah lain di Indonesia, seperti Bendungan Jatiluhur di Jawa Barat, Bendungan Gajah Mungkur di Jawa Tengah, Bendungan Asahan di Sumatra yang diikuti perubahan-perubahan bentuk di muka bumi.
Tidak hanya pembangunan bendungan yang mengubah bentuk muka bumi. Ada pembangunan lain yang telah mengubah muka bumi. Pembangunan kawasan industri yang terjadi di banyak tempat. Di Jawa Timur, pembangunan kawasan industri di Mojokerto telah mengubah kawasan pertanian menjadi kawasan industri. Hal serupa juga terjadi di tempat yang lain.
b. Perubahan Muka Bumi sebagai Dampak Interaksi Antar ruang
Dewasa ini pemerintah gencar melakukan pembangunan infrastruktur jalan. Tidak hanya pembangunan jalan tol, tetapi juga jalan-jalan umum yang menghubungkan antar desa, desa dengan kota, antarkota, dan bahkan antarprovinsi. Misalnya Jalan Tol Trans-Jawa telah menghubungkan banyak daerah di Pulau Jawa, dari wilayah barat hingga timur. Demikian pula perbaikan kualitas dan pelebaran jalan-jalan umum yang menghubungkan wilayah pedesaan maupun perkotaan.
Pembangunan infrastruktur jalan tersebut telah meningkatkan mobilitas penduduk antarwilayah. Jumlah penduduk yang bepergian untuk kegiatan bisnis atau sekedar berkunjung mengalami peningkatan secara drastis, bahkan sering menimbulkan kemacetan. Aktivitas antar wilayah yang semakin meningkat tersebut dapat berdampak positif tumbuhnya aktivitas ekonomi industri dalam skala besar maupun kecil yang mengubah bentuk muka bumi. Area-area yang semula berupa pertanian dapat berubah menjadi area industri, bisnis ekonomi, maupun pemukiman penduduk.
Banyak area di suatu wilayah telah tumbuh berubah dari bentuk asalnya sebagai dampak dari interaksi antarruang. Banyak area di wilayah pedesaan berubah bentuknya menjadi area bisnis, aktivitas perdagangan, atau industri. Sebagai contoh pembangunan Jembatan Nasional Suramadu. Jembatan ini menjadi sarana mobilitas penduduk yang besar, terutama harihari raya. Aktivitas penduduk melewati jembatan tersebut telah mengubah area-area sekitarnya di Madura berubah menjadi area perdagangan dari area pertanian. Demikian pula pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa (1.056,38 km), Tol Jabodetabek (298,71 km), Tol Trans-Sumatera (684,5 km), dan lain-lain. Pembangunan jalan cepat tersebut telah diikuti perubahan bentuk muka bumi sebagai akibat timbulnya aktivitas ekonomi penduduk
c. Perubahan Muka Bumi sebagai Dampak Bencana
Bumi akan selalu mengalami perubahan setiap waktu. Perubahan ini diakibatkan faktor alam ataupun faktor manusia. Faktor alam seperti fenomena pergerakan lempeng, gunung meletus, tsunami, gempa, curah hujan yang tinggi, longsor, dan lain-lain. Adapun faktor manusia seperti adanya pembangunan yang tidak mempertimbangkan kondisi alam, pemanfaatan sumber daya berlebihan, dan
lain-lain. Kedua faktor ini sangat berpengaruh terhadap perubahan muka bumi.
Faktor Alam
Perubahan muka bumi yang diakibatkan oleh faktor alam juga menjadi ancaman bencana besar bagi Indonesia. Tingginya risiko bencana ini menjadikan aksi pengurangan risiko bencana sebagai salah satu prioritas pembangunan. Upaya penanggulangan bencana merupakan tantangan dan tanggung jawab besar yang harus digerakkan dengan strategi yang terstruktur, sistematis, terukur, dan berkelanjutan. Strategi penanggulangan bencana dimulai dari penerapan sistem peringatan dini dengan teknologi tepat guna, penilaian dan pemetaan risiko bencana untuk menentukan wilayah prioritas penanganan dan berisiko tinggi (Agung, 2018).
Tantangan besar bagi negara kita untuk dapat mencapai pembangunan di samping tingginya risiko bencana. Risiko ini dilihat dari kondisi Indonesia yang memiliki 317 daerah rawan banjir tinggi, 127 gunung berapi aktif, 3 lempeng aktif, dan lain-lain. Lalu, bagaimana Indonesia mengambil kebijakan untuk pembangunan?
Indonesia Multi Donor Fund Facility for Disaster Recovery
Negara kita berupaya untuk meningkatkan ketahanannya terhadap bencana. Indonesia Multi Donor Fund Facility for Disaster Recovery (IMDFF-DR) merupakan salah satu aksi nyata yang telah diupayakan. IMDFF-DR didirikan untuk melengkapi program penanggulangan bencana pemerintah pada tahun 2009. Upaya ini untuk pemulihan mata pencaharian masyarakat, mendukung pembangunan kembali ekonomi daerah, memperkuat ketahanan individu terhadap bencana di masa depan, dan rekonstruksi pemukiman (Vun et al., 2018).
Keberhasilan pembangunan di Indonesia juga terletak pada pendekatan yang digunakan. Fokus pendekatan ini berada pada komunitas dan masyarakat lokal untuk proses pembangunan kembali. Keberhasilan ini dilihat dari upaya pemulihan di Jawa pasca gempa bumi tahun 2006 di Yogyakarta, di Nias dan Aceh setelah tsunami Samudra Hindia 2004, dan di Pangandaran pasca tsunami. Bahkan Bank Dunia juga ikut membantu dalam proses rekonstruksi permukiman berbasis masyarakat ini (Vun et al., 2018). Bencana-bencana alam tersebut telah turut mengubah bentuk muka bumi dari bentuk asalnya. Misalnya peristiwa gempa bumi di Palu. Peristiwa itu telah mengubah kenampakan muka bumi di Palu.
Rincian Aktivitas Pembelajaran
- Baca materi pelajaran diatas dengan seksama termasuk dari sumber lain yang relevan baik buku pegangan atau sumber online lainnya.
- Perhatikan dan saksikan dengan baik penjelasan tentang Indikator Keberhasilan Pembangunan yang terkandung pada video diatas !
- Diskusikan dengan anggota kelompokmu yang telah dibentuk sebelumnya, mengenai
- Indikator Keberhasilan Pembangunan
- Dampak Pembangunan Wilayah terhadap Perubahan Ruang Muka Bumi
- Amati kembali isi video dengan seksama siapkan catatan kemudian amati hal-hal sebagai berikut
- Indikator Keberhasilan Pembangunan
- Indeks Kualitas Hidup (IKH)
Pertanyaan
- Sebutkan 3 (tiga) Indikator keberhasilan pembangunan?
- Sebutkan 1 contoh Perubahan Muka Bumi sebagai Dampak Interaksi Antar ruang?
- Amati kembali isi video dengan seksama kemudian jawab pertanyaan berikut
- Berikan penjelasan singkat pengaruh ke 3 indikator terhadap keberhasilan pembangunan?
- Berdasarkan data pembangunan di suatu daerah, angka kemiskinan menurun tetapi ketimpangan pendapatan meningkat. Jelaskan bagaimana kondisi ini dapat menggambarkan keberhasilan atau kegagalan pembangunan dari sudut pandang pemerataan.
- Sebutkan 3 (tiga) dimensi Indeks Kualitas Hidup (IKH)
- Jelaskan bagaimana keterkaitan antara dimensi kesehatan dan dimensi lingkungan dalam meningkatkan Indeks Kualitas Hidup masyarakat di suatu daerah. Berikan contoh nyata untuk mendukung jawabanmu.