Literasi Finansial. Apa yang kamu ketahui tentang literasi? Apa yang dimaksud dengan literasi finansial? Literasi sesungguhnya tidak hanya berkaitan dengan aktivitas membaca dan menulis saja, namun mencakup juga kemampuan dalam memahami berbagai aspek kehidupan. Seseorang yang memiliki kemampuan literasi adalah seseorang yang dapat mengolah dengan baik berbagai jenis informasi saat menjalani kehidupannya sehari-hari. Oleh karenanya, kemampuan literasi sangat penting dikembangkan untuk dapat mendorong kecakapan hidup.
Apa itu Literasi Finansial?
Sesuai dengan namanya, adalah kemampuan dalam memahami dan menerapkan pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Sebelumnya terdapat pandangan umum yang keliru di masyarakat yang memandang jika kemampuan mengelola keuangan hanya diperlukan oleh orang kaya atau orang yang memiliki uang yang banyak. Padahal, literasi keuangan diperlukan oleh siapa saja, terlebih bagi orang yang memiliki keterbatasan penghasilan untuk dapat mengatur pengelolaan keuangannya menjadi efektif dan efisien.
Mengapa Literasi Finansial itu Penting?
Bayangkan jika ada seseorang yang tidak mengetahui dengan pasti jumlah penghasilan dan pengeluaran selama hidupnya. Sementara ia senang berbelanja, namun tidak pernah mempertimbangkan anggaran keuangan yang dimilikinya. Ia juga tidak pernah belajar atau mengetahui tentangperkembangan sistem ekonomi digital saat ini. Kira-kira apakah orang tersebut dapat mengelola uang yang dimilikinya dengan baik?
Literasi finansial diperlukan untuk memastikan seseorang agar dapat menggunakan uang serta kekayaan yang dimilikinya dengan tepat dan bijak. Terlebih, di tengah perkembangan industri yang semakin pesat, ketiadaan literasi finansial bisa menjebak seseorang ke dalam gaya hidup konsumtif. Gemar berbelanja, namun tidak mengupayakan kepastian kesejahteraan dalam jangka panjang.
Ironisnya, saat ini kemampuan literasi finansial masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia pada tahun 2015, tingkat literasi finansial di Indonesia berada jauh di bawah negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Kondisi tersebut mengakibatkan rentannya perekonomian negara seperti terjadinya inflasi karena terlalu banyak uang yang beredar untuk kegiatan konsumsi dibandingkan menyimpannya dalam bentuk tabungan atau investasi. Di sisi lain, rendahnya kemampuan literasi juga mengakibatkan rendahnya tingkat partisipasi dalam sistem keuangan formal seperti pemanfaatan jasa perbankan dan tingginya potensi kerugian seperti risiko penggunaan jasa keuangan ilegal yang berujung pada permasalahan keuangan
Baca juga : Bentuk Lembaga Keuangan di Masyarakat (LKPD)
Apa Saja Cakupan Kemampuan dari Literasi Finansial?
Jadi seperti apa perwujudan dari literasi finansial? Apa contoh tindakan yang bisa kita lakukan untuk menerapkan literasi finansial? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita bisa melihat arahan pemerintah dalam program Gerakan Literasi Nasional di bidang literasi finansial. Berdasarkan arahan tersebut, kalian sebagai pelajar dapat mempelajari dan mengembangkan kemampuan literasi finansial dalam enam cakupan berikut: 1. Memiliki pemahaman tentang transaksi ekonomi dan beragam jenis praktiknya, 2. Mengenali pemasukan (earning), 3. Mengelola pengeluaran (spending), 4. Merancang tabungan (saving), 5. Merancang alokasi berbagi (sharing), dan 6. Mengenali praktik tidak baik dan kejahatan finansial. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu per satu.
Memiliki Pemahaman tentang Transaksi Ekonomi dan Beragam Praktiknya
Seseorang yang memiliki kemampuan literasi finansial setidaknya dapat memahami dengan baik informasi mengenai pengetahuan dasar dalam melakukan kegiatan ekonomi seperti yang telah kita pelajari di kelas sebelumnya hingga di tema ini. Hal-hal tersebut seperti memahami kegiatan pokok ekonomi (produksi-distribusi-konsumsi), jenis-jenis kebutuhan (primer-sekunder-tersier), sistem perdagangan, peran uang dan lembaga keuangan, sistem dan alat pembayaran modern, hingga dampak perkembangan teknologi terhadap transaksi perdagangan. Pengetahuan umum ini dapat menjadi bekal utama seseorang untuk mengembangkan kemampuannya dalam literasi finansial.
Mengenali Pemasukan (Earning)
Pemasukan atau penghasilan adalah sejumlah uang yang didapatkan dalam jangka waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kita dapat mengenali dari mana saja penghasilan yang didapatkan dan berapa rincian jumlahnya. Bagi orang yang sudah bekerja, penghasilan dapat dilihat secara kotor dan bersih. Penghasilan kotor adalah penghasilan yang belum dipotong oleh berbagai keperluan seperti pajak, asuransi, cicilan pinjaman, dan sebagainya. Sementara penghasilan bersih adalah penghasilan yang diterima setelah dikurangi potongan-potongan tersebut. Kalian sebagai pelajar sekolah atau orang yang belum resmi bekerja juga perlu memahami tentang hal ini. Penghasilan yang didapatkan dari orang tua atau kerja sambilan perlu dikenali jumlah persisnya agar kita dapat mengelolanya lebih lanjut.
Mengelola Pengeluaran (Spending)
Setelah mengetahui rincian dan jumlah pasti penghasilan, maka kemampuan yang diperlukan selanjutnya adalah mengelola pengeluaran dengan cara membuat anggaran belanja. Meski sudah sering kita dengar, nyatanya hanya sedikit orang yang secara konsisten dapat mempraktikkan kemampuan ini. Padahal membuat anggaran belanja merupakan hal penting untuk memastikan agar kita bisa berbelanja dan menghabiskan uang sesuai kebutuhan dan kemampuan. Anggaran belanja digunakan untuk merencanakan berbagai pengeluaran jangka pendek dan jangka panjang. Pengeluaran jangka pendek adalah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dalam satu atau beberapa hari, seperti membayar ongkos kendaraan umum atau membeli makan siang.
Sementara pengeluaran jangka panjang adalah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu lama, seperti membayar iuran atau membeli tas sekolah, sepeda, meja belajar, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, kita memerlukan perhitungan berdasarkan skala prioritas, yakni memetakan kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Pemenuhan kebutuhan primer menjadi prioritas sebelum kebutuhan yang lainnya. Yang perlu kalian ketahui, mengelola pengeluaran tidak selamanya harus berkaitan dengan kegiatan membayar atau membeli sesuatu, tetapi juga termasuk menabung, melakukan investasi, atau memberikan sedekah.
Merancang Tabungan (saving)
Sisa dari selisih antara pemasukan dan pengeluaran kebutuhan primer dapat kita alokasikan untuk keperluan lain seperti tabungan, asuransi, dan investasi. Pilihan untuk menabung daripada membeli sesuatu yang tidak begitu diperlukan adalah hal yang sangat dianjurkan dalam literasi finansial, karena menabung akan memberikan manfaat yang lebih banyak. Menabung juga mengasah kemampuan kita untuk bersabar. Jika tabungan sudah terkumpul, seseorang akan memiliki kemampuan yang cukup untuk membeli sesuatu yang diidamkan secara langsung tanpa harus mencicilnya dengan bunga. Di samping menabung, terdapat juga pilihan untuk melakukan investasi dengan cara menyimpan dana atau modal untuk menghasilkan keuntungan. Penyimpanan dana bisa dilakukan dengan mengonversi uang menjadi benda yang memiliki nilai yang terus meningkat seperti emas atau tanah. Sementara menyimpan modal bisa dilakukan dengan cara membeli saham, membuat deposito, atau mendanai langsung sebuah usaha
Merancang Alokasi Berbagi (Sharing)
Mengalokasikan uang untuk berbagi bisa menjadi pilihan dalam mengelola pengeluaran. Dana berbagi yang wajib menurut hukum adalah dengan membayar pajak negara. Misalnya saat kita berbelanja makanan di restoran,maka kita akan dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%. Uang pajak tersebut akan digunakan negara untuk membiayai keperluan negara dalam melayani masyarakat. Di samping pajak, kegiatan berbagi lainnya tidak diikat oleh hukum, namun biasanya terkait dengan tradisi masyarakat atau ajaran agama. Bentuknya adalah seperti pemberian uang atau dana bantuan dalam berbagai bentuk yang bersifat wajib atau sukarela, seperti zakat (wajib) dan sedekah (sukarela) dalam ajaran agama Islam
Mengenali Praktik Tidak Baik dan Kejahatan Finansial.
Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya terkait dengan kemampuan literasi finansial adalah mengenali praktik penyalahgunaan keuangan seperti modus atau cara yang sering dilakukan dalam tindakan penipuan atau korupsi. Pemahaman mengenai hal ini penting agar dapat menghindarkan kita untuk menjadi korban atau pelaku dari tindakan penyalahgunaan keuangan yang dapat merugikan orang lain
Rincian Kegiatan Pembelajaran
- Baca materi pelajaran diatas dengan seksama termasuk dari sumber lain yang relevan baik buku pegangan atau sumber online lainnya.
- Perhatikan video tentang Literasi Finansial
- Diskusikan dengan anggota kelompokmu yang telah dibentuk sebelumnya, mengenai
- Pengertian Literasi Finansial
- Pentingnya Literasi Finansial
- Cakupan Kemampuan dari Literasi Finansial
- Amati kembali isi video dengan seksama siapkan catatan kemudian amati hal-hal sebagai berikut
- Ruang lingkup literasi finansial
- Kemampuan-kemanpuan kunci dalam literasi digital yang dapat menjadi bekal untuk menghadapi tantangan finansial dalam kehidupan sehari hari
- Tujuan literasi finansial
- Pentingnya literasi finansial
- Tujuan pemahaman literasi finansial yang kuat
- Cakupan literasi finansial
Pertanyaan
- Sebutkan pengertian Literasi Finansial?
- Sebutkan tujuan literasi finansial
- Berikan alasan mengapa literasi digital penting!
- Sebutkan cakupan Kemampuan dari Literasi Finansial?
- Sebutkan kemampuan-kemanpuan kunci dalam literasi digital yang dapat menjadi bekal untuk menghadapi tantangan finansial dalam kehidupan sehari hari?