Favoritisme adalah perlakuan tidak adil atau pilih kasih yang diberikan kepada seseorang atau kelompok tertentu. Sebagai seorang guru , kita ingin menciptakan lingkungan kelas di mana semua siswa merasa dihargai dan dihormati. Namun, kenyataannya adalah menghindari favoritisme bisa jadi sulit. Terkadang kita mungkin sama sekali tidak menyadari bahwa kita menularkan berbagai jenis emosi kepada siswa yang berbeda.
Baik itu siswa yang selalu datang ke kelas dengan persiapan yang matang atau siswa yang menyukai lagu hits terbaru, bias pribadi dapat secara tidak sengaja muncul dalam interaksi kita. Berikut ini adalah cara untuk menghindari favoritisme dan menciptakan ruang yang adil dan inklusif bagi semua siswa Anda.
Waspadai Bias Implisit
Langkah pertama untuk menghindari favoritisme adalah menyadari bias yang mungkin Anda miliki. Bias implisit mengacu pada sikap atau stereotip yang secara tidak sadar memengaruhi pemahaman, tindakan, dan keputusan kita. Sebagai seorang guru, perhatikan bagaimana bias kita dapat memengaruhi perilaku kita di kelas.
Misalnya, kita mungkin lebih menyukai siswa yang mengingatkan kita pada diri sendiri atau siswa yang berasal dari latar belakang budaya atau sosial ekonomi yang sama. Luangkan waktu untuk mengakui bias yang mungkin kita miliki sehingga kita dapat fokus pada kesetaraan dan inklusi di dalam kelas.
Membangun Hubungan dengan Semua Siswa
Cara jitu untuk mencegah favoritisme di kelas adalah dengan membangun hubungan yang tulus dengan setiap siswa di dalam kelas. Jadikan prioritas untuk meluangkan waktu untuk benar-benar mengenal siswa kita, apa yang mereka sukai dan tidak disukai, apa yang membuat mereka unik, dan apa kelemahan mereka.
Sering-seringlah bertanya kepada siswa, tanyakan tentang kehidupan mereka di luar sekolah, dan tunjukkan minat pada minat mereka. Terkadang obrolan singkat saat makan siang/istirahat atau setelah seleai kegiatan kelas dapat membuat perbedaan besar. Semakin kita mengetahui latar belakang setiap siswa, semakin mudah untuk menghargai individualitas mereka. Ini akan membantu kita menghindari pemberian perhatian yang tidak semestinya kepada beberapa siswa.
Tetaplah Berpegang pada Rencana Pengelolaan Kelas
Cara utama untuk menjaga keadilan di kelas adalah dengan selalu mematuhi rencana pengelolaan kelas yang telah ditetapkan. Jangan mengubah aturan untuk anak mana pun dan cobalah untuk tidak menganggap tindakan siswa sebagai sesuatu yang personal. Emosi kita sering kali dapat menguasai diri kita, terutama setelah seharian berhadapan dengan siswa yang suka mengganggu. Sisihkan perasaan dan tetaplah berkomitmen pada rencana awal. Jika kita memiliki rencana yang jelas, kecil kemungkinan kita akan menyimpang darinya.
Baca juga : Meningkatkan Memori Kerja Saat Belajar di Kelas
Melibatkan Semua Siswa
Banyak guru menggunakan sistem seperti metode stik es krim untuk memastikan keadilan di kelas. Metode ini melibatkan penulisan nama setiap siswa pada stik dan memilih satu secara acak saat memanggil siswa. Banyak guru sekolah dasar menyukai pendekatan ini karena menghilangkan komentar “kenapa kamu tidak pernah memilihku” yang biasanya mereka dapatkan dari siswa.
Dengan teknologi masa kini, banyak pendidik beralih ke aplikasi seperti “Teachers Pick” atau “Stick Pick,” yang memilih siswa secara acak. Alat-alat ini sangat bagus untuk memastikan setiap siswa mendapat kesempatan berpartisipasi, menumbuhkan lingkungan kelas yang dibangun atas dasar keadilan dan inklusivitas, bukan pilih kasih.
Adil Menilai dengan Rubrik Penilaian
Cara mudah untuk memastikan penilaian yang adil di kelas adalah dengan rubrik penilaian. Rubrik penilaian adalah alat yang efisien yang membuat proses penilaian lebih objektif. Meskipun rubrik penilaian dapat memakan waktu untuk dibuat dari awal, setelah memilikinya, kita dapat menghemat waktu yang dihabiskan untuk menilai, dan belum lagi rubrik tersebut tidak bias, sehingga setiap anak akan dinilai secara setara dan dengan standar yang sama. Untuk membuatnya lebih mudah bagi kita, kita dapat mencetak templat secara daring dan membuatnya sendiri.
Laksanakan Rotasi Tanggung Jawab
Tanggung jawab di kelas, seperti menjadi pemimpin barisan atau orang yang membagikan materi, sering kali menjadi sumber keluhan pilih kasih. Untuk menghindari hal ini, ciptakan sistem di mana tanggung jawab dan peran kepemimpinan dirotasi secara berkala. Hal ini dapat berupa sesuatu yang sederhana seperti bagan pekerjaan yang dirotasi setiap minggu atau pengundian nama secara acak untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan peran tertentu.
Hal yang sama berlaku untuk kesempatan seperti menjawab pertanyaan atau memimpin diskusi kelompok. Sangat mudah untuk terbiasa memanggil beberapa siswa yang selalu mengangkat tangan. Untuk memberi setiap siswa kesempatan untuk ikut serta, cobalah menggunakan generator nama acak; stik es krim dengan nama siswa, atau metode serupa. Pendekatan ini membantu mencegah favoritisme dan mendorong siswa yang pendiam untuk lebih terlibat.
Rencanakan Kolaborasi Kelompok dengan Baik
Kerja kelompok merupakan cara yang baik untuk mendorong kolaborasi dan membangun rasa kebersamaan di kelas. Namun, hal itu juga dapat menimbulkan favoritisme jika siswa yang sama selalu mengambil alih tugas atau bekerja dengan teman-temannya.
Pertimbangkan untuk menyeimbangkan dinamika secara sadar dengan mengelompokkan siswa berdasarkan minat mereka terhadap topik, gaya belajar, atau kekuatan dan kelemahan. Ini adalah cara yang bagus untuk membantu siswa belajar bekerja dengan siswa yang berbeda dan juga membantu mencegah terbentuknya kelompok atau favorit.
Waspadai Emosi Diri
Terakhir, sadari emosi diri. Seperti yang disebutkan sebelumnya, banyak guru sama sekali tidak menyadari bahwa mereka memihak anak mana pun di kelas mereka karena mereka hanya melihatnya sebagai bentuk penyaluran berbagai jenis emosi kepada siswa yang berbeda. Bagian dari memperlakukan semua siswa secara adil adalah mampu merenungkan tindakan dan emosi kita. Pikirkan tentang cara memperlakukan setiap anak.
Agar adil, ada baiknya menyadari emosi kita dan tidak membiarkannya mengganggu metode pengajaran. Sering kali, banyak pendidik membiarkan emosi menguasai diri mereka, yang menyebabkan kelas menjadi tidak adil. Contoh yang bagus untuk hal ini adalah dengan memikirkan siswa yang paling membuat kita kesal di kelas, serta siswa yang menurut berperilaku paling baik. Atribut apa yang dimiliki dan tidak dimiliki oleh masing-masing siswa ini? Perhatikan cara memperlakukan siswa berdasarkan perasaan kita. Pastikan untuk mengesampingkan perasaan pribadi dan hanya fokus pada pekerjaan kita sebagai mentor dan pendidik.
Favoritisme dapat menciptakan lingkungan kelas yang membuat siswa membenci kita. Hal itu juga dapat melemahkan harga diri siswa, mengasingkan siswa yang paling sulit, dan secara keseluruhan menciptakan lingkungan kelas yang tidak menyenangkan. Sadarilah emosi kita terhadap semua siswa dan cobalah untuk membangun hubungan baik dengan setiap siswa sehingga kita dapat menciptakan komunitas kelas tempat semua siswa merasa setara dan diterima.