Agenda Pendidikan G20 dan Digitalisasi Sekolah

Agenda Pendidikan G20 dan Digitalisasi Sekolah

Kelompok Kerja Pendidikan G20 (G20 Education Working Group/EdWg), mengangkat empat agenda untuk hasil pendidikan masa depan. EdWg G20 yang diketuai Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek mengatakan bahwa “prinsip gotong royong ini sejalan dengan semboyang Bhinneka Tunggal Ika, dimana terlepas dari perbedaan nilai, pandangan, dan latar belakang yang ada, tetap terjalin suatu kesatuan” (kemdikbud.go.id).

Hasil kerja dari Kelompok Kerja Pendidikan mencerminkan semangat gotong royong untuk mencapai tujuan bersama. Informasi dan wawasan di dalam dokumen-dokumen hasil kerja tersebut merupakan kontribusi berharga terhadap upaya untuk pulih bersama dan bangkit lebih kuat menuju masa depan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan. Laporan tersebut sangat berguna bagi Negara anggota G20 untuk saling belajar, membagun solidaritas dan berkolaborasi.

Agenda Pendidikan

Ada empat agenda pendidikan prioritas yang diangkat Indonesia. Dalam berbagai pertemuan Kelompok Kerja Pendidikan G20 yakni pendidikan berkualitas untuk semua, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan, serta masa depan dunia kerja pasca-Covid 19. Terobosan ini diharapkan akan menghasilkan solusi untuk mengatasi isu pendidikan global. Visi pendidikan UNESCO 2050 menggarisbawahi kebutuhan akan solidaritas global untuk menciptakan masa depan dunia yang lebih baik.

Indonesia diproyeksi akan menuai bonus demografi pada tahun 2045 karena akan didominasi penduduk berusia produktif. Penduduk berusia produktif menjadi modal kuat mewujudkan Indonesia emas. Yang terdiri dari generasi Y (milenial), Z, dan Alpha yang saat ini sebagian besar merupakan penduduk kelompok anak, remaja dan pemuda. Harapan terwujudnya kemajuan negara tahun 2045 harus ditopan dengan taraf pendidikan yang baik serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tugas Sekolah

Mensukseskan target agenda prioritas kelompok kerja pendidikan G-20, dunia pendidikan menghadapi tantangan untuk mencapainya. Sekolah, kepala sekolah, guru, siswa, orangtua/wali siswa dan sarana prasarana adalah kelompok dan unsur utama/terdepan yang terlebih dahulu menghadapinya. Semuanya akan berkontribusi menciptakan pendidikan berkualitas dengan ciri memanfaatkan teknologi digital, serta mampu membangun solidaritas dan kemitraan.

baca juga : Apa itu Literasi Digital ?

Apa yang diperlukan untuk mencapai model agenda pendidikan G20 ? Revolusi yang terjadi di bidang informasi dengan hadirnya internet membawa perubahan luar biasa diberbagai bidang kehidupan termasuk pendidikan. Revolusi ini melahirkan era digital. Generasi yang lahir pada era digital ini disebut digital native. Sementara yang lahir pada generasi sebelumnya disebut digital immigrant (Marc Prensky 2001).

Mengamati perkembangan dan level masyarakat saat ini utamanya yang tergabung dalam komunitas pendidikan tidak diragukan lagi untuk mensukseskan agenda EdWg G20. Mereka telah menggunakan teknologi digital dalam berbagai aspek kehidupan. Setiap harinya mengandalkan teknologi untuk memudahkan melakukan kegiatan sehari-hari. Namun demikian untuk masyarakat pendidikan utamanya di sekolah dibutuhkan langkah-langkah nyata dalam menyambut agenda EdWg G20.

Banyak sekolah yang ada sekarang ini sudah ketinggalan zaman. Sekolah-sekolah masa lalu dirancang untuk membuat siswa mampu untuk mencapai standar akademis yang tinggi, itu semua telah tercapai dan saatnya diakhiri. Lingkungan siswa sekarang berbeda dengan masa lalu, sekolah konvensional tidak zamannya lagi.

Agenda Perioritas

Dari tiga agenda EdWg G20, teknologi digital dalam pendidikan harus diutamakan dari agenda lainnya. Pendidikan berkualitas untuk semua, solidaritas dan kemitraan, serta masa depan dunia kerja pasca-Covid 19 akan mudah tercipta jika agenda ini sukses. Apalagi saat ini dunia berada dalam era digitalisasi disegala bidang. Pertanyaannya sekolah seperti apakah yang diperlukan untuk agenda pendidikan EdWg G20? Dapat dikatakan bahwa sesuai dengan lingkungan pertumbuhan anak era digital dan tuntutan dunia kerja dimasa depan yang berbeda dengan sekarang, maka sekolah harus menyertakan dan memperhitungkan keahlian masa depan dalam kurikulum untuk memenuhi harapan dan kebutuhan para peserta didik era digital sesuai agenda EdWg G20.

Seluruh proses pembelajaran harus terintegrasi teknologi informasi dan komunikasi. Siswa harus berada dalam lingkungan pembelajaran yang memungkinkan untuk mengembangkan sikap ingin tahunya, mengajarkan keterampilan untuk kehidupan peserta didik masa depan dan memungkinkan mempraktekkan kemampuan kolaboratif dalam tim untuk memecahkan masalah dan mengkomunikasikan melalui wadah yang sesuai dengan kondisi digital-based.

Transformasi Pendidik

Peran guru dalam agenda EdWg G20 beralih dari sumber informasi tunggal ke pendamping atau mentor peserta didik. Guru tetap diharapkan menjadi model dan pendorong peserta didik sehingga dituntut semakin kreatif, menjadi contoh sehingga terlebih dahulu menguasai materi sebelum disampaikan ke peserta didik. Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab, wajib mentransformasi tugasnya dari manual ke digital misal saat supervisi pembelajaran tidak lagi masuk di ruang kelas tetapi hanya dari ruang kerjanya.

Berdasarkan lingkungan pertumbuhan saat ini siswa yang ada di sekolah merupakan digital native yang lancar dalam bahasa digital, terus berkembang dan berubah cepat dan gurunya mungkin tidak mampu untuk mengimbangi. Kesenjangan antara siswa digital native dan guru/kepala sekolah digital immigrant memerlukan solusi radikal. Misalnya mengajar dengan menggunakan kelas digital, dengan itu maka siswa akan terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang menarik. Di pihak lain guru dan kepala sekolah mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan pendidikan ini.

Pengelolah satuan pendidikan dituntut untuk memodernisasi kurikulum dan metode pembelajaran. Perubahan ini harus diiringi penyediaan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan. Dibutuhkan keseimbangan antara perangkat keras pendidikan (sarana dan prasarana) dan perangkat lunak pendidikan ( Mindset kepala sekolah dan guru). Digitalisasi sarana dan prasarana sekolah adalah untuk berbenah diri agar tidak lepas dari bagian digitalisasi pendidikan.

Peran Orang Tua

Teknologi digital memberi banyak manfaat bagi manusia. Namun disisi lain jika tidak dikontrol bisa membawa dampak negatif bagi anak. Hal ini menjadi tantangan bagi orang tua untuk mengarahkan dan mengedukasi anak dalam pemanfaatan teknologi di era digital. Yang perlu dilakukan orang tua dalam mendidik anak di era digital antara lain, mengarahkan penggunaan perangkat dan media digital dengan tepat, mengimbangi penggunaan media digital dengan interaksi di dunia nyata, memilih aplikasi yang sesuai untuk anak, menggunakan perangkat digital dengan bijaksana dan menelusuri jejak aktivitas anak di dunia maya.

Digitalisasi sekolah saat ini suatu keniscayaan. Karena melalui teknologi digital diharapkan bisa menjadi jawaban atas permasalahan akses, kualitas, serta keadilan sosial bidang pendidikan dimasa depan yang lebih baik yang berimbas kepada lahirnya solidaritas dan kemitraan, serta pendidikan berkualitas untuk semua, dalam rangka mencapai agenda EdWg G20.

Recommended For You

About the Author: SudutEdukasi

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *