Intervensi untuk Kualitas Pembelajaran

Kualitas Pembelajaran

Intervensi yang mendorong meningkatnya kualitas pembelajaran di kelas dan sekolah secara berkelanjutan dapat membantu transformasi proses pembelajaran kepada peserta didik. Proses pembelajaran di sekolah secara bertahap akan berubah. Untuk meningkatkan kompetensi dan mengakomodasi potensi para siswa sehingga dapat memperbaiki target belajar yang telah ditetapkan.

Program Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak yang ditawarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai terobosan. Tujuannya untuk memacu peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah dengan intervensi khusus. Dukungan untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sekolah untuk pendampingan. Sehingga dana diberikan supaya kepala sekolah dan guru memiliki kepercayaan diri untuk melakukan perubahan yang berdampak pada kualitas pembelajaran.

Boleh dikata bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah selama ini berjalan di tempat. Banyak sekolah stagnan dengan capaian akreditasi yang tidak meningkat. Peningkatan kapasitas guru dan kepala sekolah yang minim membuat layanan pendidikan minim inovasi dan kreativitas pembelajaran. Hal ini karena proses pembelajaran belum dipahami dengan baik.

Melalui program Sekolah Penggerak, ada harapan untuk bisa meningkatkan kualitas pembelajaran agar capaian pembelajaran siswa baik dan siswa merasa senang belajar. Pada kegiatan ini ada kesempatan untuk bisa mendapatkan dukungan yang dibutuhkan sekolah agar dapat membenahi cara mengajar guru yang masih belum banyak berubah atau masih konvensional.

Sekolah penggerak mendapat intervensi pendampingan selama tiga tahun guna menciptakan ekosistem pembelajaran di sekolah yang berorientasi pada mutu. Para guru diperkuat untuk memahami paradigma baru dalam pembelajaran yang berorientasi/berpusat pada siswa, termasuk memahami pembelajaran yang terdiferensiasi. Selain itu, para guru diikutkan dalam pemanfaatan teknologi digital pendidikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran yang mendorong peserta didik aktif.

Tantangan utama memotivasi perubahan dari para pendidik untuk keluar dari cara-cara lama ke pada cara yang lebih mengutamakan kebutuhan belajar siswa. Dengan intervensi yang menyasar langsung pada kapasitas guru mengelola proses belajar, maka proses belajar yang aktif akan membawa perubahan cara belajar siswa kearah yang lebih baik.

Butuh belajar Untuk Perubahan Lebih Baik

Guru harus selalu menyadari bahwa ada kebutuhan untuk memperkuat kemampuan mengajar yang membuat siswa termotivasi. Merasakan cara mengajar yang masih berorientasi ke materi tanpa memahami kesiapan dan kebutuhan siswa yang membuat para siswa jadi bosan dan tidak semangat belajar. Merasa memiliki kemampuan mengajar yang belum inovatif dan kreatif. Salah satu cara untuk mengatasi keadaan ini adalah program Guru Penggerak yang ditawarkan pemerintah.

Dengan program Guru Penggerak diharapkan dapat membantu peningkatan kapasitas guru, terbantu untuk membenahi cara mengajar yang selama ini kurang berdampak kepada siswa. Dengan adanya perubahan seorang guru bisa melakukan hal yang sederhana, missal dari mulai masuk kelas, guru lebih memperhatikan kesiapan belajar siswa dulu. Menyiapkan permainan atau cara belajar yang memancing siswa untuk semangat. Meskipun dengan Kurikulum 2013, dengan proses belajar yang lebih memacu siswa aktif, mereka jadi lebih berani bertanya dan mengemukan pendapat.

Menciptakan Pembelajaran yang Lebih menyenangkan

Seorang siswa bisa saja akan merasakan bahwa, proses belajar yang dialaminya di SMA jauh berbeda dengan di SMP yang masih konvensional. Para guru di kelas 10 yang telah mendapat intervensi dalam peningkatan mutu proses belajar akan mampu menciptakan pembelajaran yang lebih baik dan ramah pada siswa.

Para guru akan mampu membangun keterhubungan dengan siswa sebelum pembelajaran dimulai. Pemanfaatan teknologi informasi dengan memakai gawai akan semakin meningkat sehingga siswa leluasa menelusuri sumber belajar yang beragam. Siswa juga terbiasa untuk berkolaborasi dalam kelompok, melakukan pemaparan, bertanya, ataupun berpendapat. Para siswa diberikan kebebasan untuk menentukan produk tugas yang harus sesuai dengan kekuatan dan potensinya.

Sebagai contoh, topik tentang harimau jawa yang mulai punah dalam pelajaran Biologi. Para siswa bisa membuat berbagai karya untuk mengeksplorasi pemahaman tentang binatan tersebut, untuk menjelaskan pentingnya melestarikan harimau jawa. Temannya yang lain membuat video untuk bahan pemaparan, saat presentasi di depan kelas, atau membuat tulisan.

Proses pembelajaran yang aktif memdorong siswa menjadi lebih berani untuk bertanya tanpa ragu-ragu untuk salah. Apalagi, guru sudah mampu menjalankan tugasnya sebagai fasilitator. Akhirnya belajar akan jadi lebih menyenangkan dan lebih termotivasi.

Berbagai kebijakan di Kemendikbudristek tetap fokus pada guru untuk mentransformasi guru agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Ada kebijakan Kurikulum Merdeka, dengan pelatihan guru agar dapat memahami modul Kurikulum Merdeka, untuk diimplementasikan lewat platform Merdeka Mengajar untuk menjadi sarana belajar dan berbagi ke guru.

Program Sekolah Penggerak juga mentransformasi sekolah dengan meningkatkan kualitas kepala sekolah dan para guru. Demikian pula, program pendidikan Guru Penggerak untuk menyiapkan guru yang berpotensi menjadi kepala sekolah/pengawas. Jika pimpinan sekolah memiliki jiwa penggerak, maka guru-guru di sekolahnya juga mudah digerakkan untuk bertransformasi kearah pendidikan yang lebih berkualitas berkualitas.

Recommended For You

About the Author: SudutEdukasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *