Masyarakat Indonesia Masa Kolonialisme dan Imperialisme

Masyarakat Indonesia pada masa kolonialisme dan imperialisme (abad ke-16 hingga pertengahan abad ke-20) mengalami perubahan besar dalam struktur sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia

Masa kolonialisme berkaitan dengan munculnya kongsi dagang VOC di Indonesia. Pengaruh ekonomi VOC semakin kuat dengan dimilikinya hak monopoli perdagangan. Masa inilah yang menjadi sandaran perluasan kekuasaan Belanda pada perjalanan sejarah selanjutnya.

Kongsi Dagang/ VOC

Kongsi dagang Belanda ini diberi nama Vereenidge Oostindische Compagnie (VOC). VOC didirikan di Amsterdam. Tujuan dibentuknya VOC yaitu menghindari persaingan yang tidak sehat sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah ada dan memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang negara lain.

Pengaruh Monopoli Perdagangan

Pada awal kedatangannya, bangsa-bangsa Barat diterima dengan baik oleh rakyat Indonesia. Seiring berjalannya waktu, Belanda mulai melakukan monopoli. Apakah yang disebut monopoli? Monopoli adalah penguasaan pasar yang dilakukan oleh satu atau sedikit perusahaan.

Mengapa kerajaan-kerajaan di Indonesia membiarkan monopoli VOC? Belanda memaksa kerajaan-kerajaan di Indonesia untuk menandatangani kontrak monopoli dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah politik adu domba atau dikenal dengan devide et impera. Siapa yang diadu domba? Belanda mengadudomba kerajaan satu dengan kerajaan yang lain, atau antarpejabat kerajaan.

Ketika terjadi permusuhan, maka Belanda akan memihak salah satunya. Keadaan ini yang memperkeruh hubungan antarkerajaan di Indonesia. Akibat monopoli, rakyat Indonesia sangat menderita. Rakyat tidak memiliki kebebasan menjual hasil bumi mereka. Mereka terpaksa menjual hasil bumi hanya kepada VOC.

Pengaruh Kebijakan Kerja Paksa

Pernahkah kalian mendengar istilah rodi atau kerja paksa? Bagaimana rasanya apabila bekerja karena terpaksa? Tentu saja bekerja karena terpaksa hasilnya tidak sebaik pekerjaan yang dilakukan dengan sukarela. Melakukan pekerjaan karena dipaksa juga akan membuat seseorang menderita. Hal itulah yang dialami bangsa Indonesia pada masa penjajahan dahulu. Pemerintah Belanda menginginkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari bumi Indonesia sehingga menerapkan kebijakan kerja paksa. Bagaimana kerja paksa yang terjadi pada masa Pemerintah Hindia Belanda? Kalian akan telusuri melalui penjelasan berikut ini

Jalur Anyer–Panarukan

Jalan Anyer–Panarukan merupakan salah satu hasil kerja paksa pada masa pemerintahan Daendels. Jalur tersebut memanjang lebih dari 1.000 kilometer dari Cilegon (Banten), Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Pati, Surabaya, Probolinggo, hingga Panarukan (Jawa Timur). Anyer-Panarukan dibangun 200 tahun yang lalu oleh pemerintah Gubernur Jenderal Daendels yang merupakan dari bagian Repulik Bataaf (Prancis).

Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811), melakukan berbagai kebijakan seperti pembangunan militer, jalan raya, perbaikan pemerintahan, dan perbaikan ekonomi. Jalan tersebut dibangun dengan tujuan utama untuk kepentingan militer pemerintah kolonial. Selain untuk kepentingan pertahanan dan militer, jalur tersebut merupakan penghubung kotakota penting di Pulau Jawa yang merupakan penghasil berbagai tanaman ekspor. Apa saja dampak yang disebabkan adanya pembangunan jalan
Anyer-Panarukan? Cobalah diskusikan dengan tema sebangku kalian.

  • Menurut ketentuan, tanah yang digunakan untuk tanaman wajib hanya 1/5 dari tanah yang dimiliki rakyat. Namun kenyataannya, selalu lebih bahkan sampai ½ bagian dari tanah yang dimiliki rakyat.
  • Kelebihan hasil panen tanaman wajib tidak pernah dibayarkan.
  • Waktu untuk kerja wajib melebihi dari 66 hari, dan tanpa imbalan yang memadai.
  • Tanah yang digunakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak

Penderitaan rakyat Indonesia akibat kebijakan Tanam Paksa ini dapat dilihat dari jumlah angka kematian rakyat Indonesia yang tinggi akibat kelaparan dan penyakit kekurangan gizi. Pada tahun 1870 terjadi kecaman atas kebijakan tersebut. Orang-orang Belanda yang menentang adanya Tanam Paksa tersebut di antaranya Baron van Hoevel, E.F.E. Douwes Dekker (Multatuli), dan L. Vitalis. Pada tahun 1870, keluar Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) yang mengatur tentang prinsip-prinsip politik tanah di negeri jajahan yang menegaskan bahwa pihak swasta dapat menyewa tanah, baik tanah pemerintah maupun tanah penduduk.

Baca juga : Keragaman Alam Indonesia (LKPD IPS 8)

Perlawanan terhadap Persekutuan Dagang

Monopoli dagang pada masa kolonialisme sangat merugikan masyarakat Indonesia. Adanya kongsi dagang membuat masyarakat harus mengalami kerugian karena hasil bumi hanya dapat dijual pada kongsi dagang tersebut dengan harga di bawah pasaran.

Perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda

Abad ke-19 merupakan puncak perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah menentang Pemerintah Hindia Belanda. Kegigihan perlawanan rakyat Indonesia menyebabkan Belanda mengalami krisis keuangan untuk membiayai perang. Namun, perlawanan di berbagai daerah tersebut belum berhasil membuahkan kemerdekaan. Bagaimana proses perlawanan rakyat Indonesia abad ke-19? Kalian akan menelusuri sebagian perlawanan tersebut melalui uraian berikut ini.

Perang Paderi di Sumatra Barat (1821-1838)

Kelompok pembaharu Islam di Sumatra Barat ini disebut sebagai Kaum Padri. Belanda memanfaatkan perselisihan tersebut dengan mendukung Kaum Adat yang posisinya sudah terjepit. Perlawanan kaum Padri berubah dengan sasaran utama Belanda meletus tahun 1821. Kaum Padri dipimpin Tuanku Imam Bonjol (M. Syahab), Tuanku nan Cerdik, Tuanku Tambusai, dan Tuanku nan Alahan. Perlawanan kaum Padri berhasil mendesak benteng-benteng Belanda. Sementara itu Belanda menghadapi perlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830). Belanda sadar, apabila pertempuran dilanjutkan, Belanda akan kalah. Belanda mengajak berdamai di Bonjol tanggal 15 November 1825, selanjutnya Belanda konsentrasi terhadap Perang Diponegoro

Perang Aceh

Traktat London tahun 1871 menyebut Belanda menyerahkan Sri Lanka kepada Inggris. Sebagai gantinya, Belanda mendapat hak atas Aceh. Berdasarkan traktat tersebut, Belanda mempunyai alasan untuk menyerang istana Aceh. Belanda juga membakar Masjid Baiturrahman yang menjadi benteng pertahanan Aceh 14 April 1873. Semangat jihad (perang membela agama Islam) menggerakkan perlawanan rakyat Aceh.

Siasat konsentrasi stelsel dengan sistem bertahan dalam benteng besar oleh Belanda tidak berhasil. Belanda mengutus Dr. Snouck Hurgronje yang memakai nama samaran Abdul Gafar sebagai seorang ahli bahasa, sejarah, dan sosial Islam, untuk memberi masukan cara-cara mengalahkan rakyat Aceh. Snouck Hurgronje memberikan saran-saran kepada Belanda mengenai cara mengalahkan orang Aceh, dengan mengadu domba antara golongan uleebalang (bangsawan) dan kaum ulama. Belanda men janjikan kedudukan pada uleebalang yang bersedia damai. Taktik ini berhasil, banyak uleebalang yang tertarik pada tawaran Belanda. Belanda juga memberikan tawaran kedudukan kepada para uleebalang apabila kaum ulama dapat dikalahkan. Sejak tahun 1898, kedudukan masyarakat Aceh semakin terdesak.

Perang Diponegoro (1825-1830)

Perang Diponegoro merupakan salah satu perang besar yang dihadapi Belanda. Campur tangan Pemerintah Hindia Belanda dalam urusan Kraton Yogyakarta menimbulkan kegelisahan masyarakat. Pajak-pajak yang diterapkan pemerintah Hindia Belanda dan kebijakan ekonomi lainnya menjadi sumber penderitaan masyarakat dan ikut melatarbelakangi Perang Diponegoro.

Salah satu bukti campur tangan politik Belanda adalah dalam urusan politik Kraton Yogyakarta terjadi ketika Hamengkubuwono IV wafat pada tahun 1822. Beberapa tindakan Belanda yang dianggap melecehkan harga diri dan nilai-nilai budaya masyarakat menjadi penyebab lain kebencian masyarakat kepada Belanda. Sebagai contoh, saat membangun jalan baru pada bulan Mei 1825, Belanda memasang patok-patok pada tanah nenek moyang Diponegoro.

Terjadi perselisihan saat pengikut Diponegoro Patih Danureja IV mencabuti patok-patok tersebut. Belanda mengutus prajurit untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan perang tidak dapat dihindarkan. Pada tanggal 20 Juli 1825, Tegalrejo, yang menjadi wilayah Diponegoro, direbut dan dibakar Belanda. Untuk menghadapi perlawanan Diponegoro, Belanda menerapkan siasat Benteng Stelsel sehingga mampu memecah belah jumlah pasukan musuh. Belanda pun menangkap Kyai Maja dan Pangeran Mangkubumi. Belanda kemudian juga meyakinkan Panglima Sentot Prawiryodirjo untuk membuat perjanjian perdamaian. Pada Maret 1830, Diponegoro bersedia mengadakan perundingan dengan Belanda
di Magelang, Jawa Tengah. Perundingan tersebut ternyata siasat untuk menangkap Diponegoro. Akhirnya, Diponegoro diasingkan ke Manado, kemudian ke Makassar hingga wafat tahun 1855. Setelah berakhirnya Perang Jawa (Diponegoro), tidak ada lagi perlawanan yang besar di Jawa.

Masa Pendudukan Jepang

Sumber: https://www.youtube.com/@GIAAcademy IPS Kelas 8 – Masa Pendudukan Jepang di Indonesa | GIA Academy

Awal mula tujuan Jepang menguasai Indonesia ialah untuk kepentingan ekonomi dan politik. Jepang merupakan negara industri yang sangat maju dan sangat besar. Jepang sangat menginginkan bahan baku industri yang banyak tersedia di Indonesia untuk kepentingan ekonominya. Indonesia juga merupakan daerah pemasaran industri yang strategis bagi Jepang untuk menghadapi persaingan dengan tentara bangsa-bangsa Barat. Untuk menyelamatkan jalur pelayaran bagi bahan-bahan mentah dan bahan baku dari ancaman Sekutu serta memuluskan ambisinya menguasai wilayah-wilayah baru, Jepang menggalang kekuatan pasukannya serta mencari dukungan dari bangsa-bangsa Asia.

Pada tanggal 8 Desember 1941, Jepang melakukan penyerangan terhadap pangkalan militer AS di Pearl Harbour. Setelah memborbardir Pearl Harbour, pada tanggal 11 Januari 1942, Jepang mendaratkan pasukannya di Tarakan, Kalimantan Timur. Jepang menduduki kota minyak Balikpapan pada tanggal 24 Januari. Selanjutnya, Jepang menduduki kotakota lainya di Kalimantan.

Jepang berhasil menguasai Palembang pada tanggal 16 Februari. Setelah menguasai Palembang, Jepang menyerang Pulau Jawa. Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan Belanda. Batavia (Jakarta) sebagai
pusat perkembangan Pulau Jawa berhasil dikuasai Jepang pada tanggal 5 Maret 1942. Setelah melakukan berbagai pertempuran, Belanda akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang-Jawa Barat.

Jepang melakukan propaganda dengan semboyan “Tiga A” (Jepang Pemimpin Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Cahaya Asia) untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Selain itu, Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia dalam melakukan ibadah, mengibarkan bendera merah putih yang berdampingan dengan bendera Jepang, menggunakan bahasa Indonesia, dan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”. Jepang justru lebih kejam dalam menjajah bangsa Indonesia. Jepang melakukan beberapa kebijakan antara lain sebagai berikut.

Membentuk Organisasi Sosial

Organisasi sosial yang dibentuk oleh Jepang di antaranya Gerakan 3A, Pusat Tenaga Rakyat, Jawa Hokokai, dan Masyumi. Gerakan 3A Dipimpin oleh Mr. Syamsuddin, dengan tujuan meraih simpati penduduk dan tokoh masyarakat sekitar. Sebagai ganti Gerakan Tiga A, Jepang mendirikan gerakan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) pada tanggal 1 Maret 1943. Gerakan Putera dipimpin tokoh-tokoh nasional yang sering disebut Empat Serangkai, yaitu Soekarno, Mohammad Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara. Gerakan Putera cukup diminati oleh kalangan tokoh pergerakan Indonesia.

Kegiatan yang dilakukan oleh gerakan Putera memanfaatkan organisasi ini untuk melakukan konsolidasi dengan tokoh-tokoh perjuangan. Pada tahun 1944, dibentuk Jawa Hokokai (Gerakan Kebaktian Jawa). Gerakan ini berdiri di bawah pengawasan para pejabat Jepang. Tujuan pokoknya adalah menggalang dukungan untuk rela berkorban demi pemerintah Jepang.

Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Tahun 1943 Jepang membubarkan Majelis Islam A’la Indonesia dan menggantikannya dengan Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Masyumi dipimpin oleh K.H. Hasyim Ashari dan K.H. Mas Mansyur.

Membentuk Organisasi Militer

Jepang menyadari pentingnya mengerahkan rakyat Indonesia untuk membantu perang menghadapi Sekutu. Oleh karena itu, Jepang membentuk berbagai organisasi semimiliter. Berikut ini merupakan organisasi yang dibentuk Jepang untuk melangsungkan pemerintahannya di Indonesia.

  • Seinendan: pemuda prajurit perang usia 14-22 tahun.
  • Fujinkai: himpunan kaum wanita di atas 15 tahun untuk terikat dalam latihan semimiliter.
  • Keibodan: barisan pembantu polisi laki-laki berumur 20-25 tahun.
  • Heiho (1943): organisasi prajurit pembantu tentara Jepang.
  • Peta: pasukan gerilya yang membantu Jepang melawan serangan musuh tiba-tiba.

Romusha

Jepang melakukan rekruitmen anggota romusha dengan tujuan mencari bantuan tenaga yang lebih besar untuk membantu perang dan melancarkan aktivitas Jepang. Romusha dikerahkan untuk membangun jalan, kubu pertahanan, rel kereta api, jembatan, dan sebagainya. Selain itu, yang sangat menyengsarakan dari pendudukan Jepang adalah pemaksaan wanita menjadi Jugun Ianfu atau wanita penghibur Jepang di berbagai pos medan pertempuran.

Eksploitasi Kekayaan Alam

Jepang mengeksploitasi kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia jauh lebih kejam daripada Belanda. Semua yang dilakukan di Indonesia harus menunjang keperluan perang. Jepang mengambil alih seluruh aset ekonomi Belanda dan mengawasi secara langsung seluruh usahanya. Usaha perkebunan dan industri harus mendukung keperluan perang, seperti tanaman jarak untuk minyak pelumas. Rakyat wajib menyerahkan bahan pangan besar-besaran kepada Jepang. Jepang memanfaatkan Jawa Hokokai dan intansi-instansi pemerintah lainnya.

Pada masa panen, rakyat wajib melakukan setor padi sedemikian rupa sehingga mereka hanya membawa pulang sekitar 20% dari panen yang dilakukannya. Kondisi ini mengakibatkan musibah kelaparan dan penyakit busung lapar di Indonesia.

Rincian Kegiatan Pembelajaran

  1. Baca materi pelajaran diatas dengan seksama termasuk dari sumber lain yang relevan baik buku pegangan atau sumber online lainnya.
  2. Perhatikan dan saksikan dengan baik penjelasan tentang Bagaimana Masa Pendudukan Jepang yang terkandung pada video diatas !
  3. Diskusikan dengan anggota kelompokmu yang telah dibentuk sebelumnya, mengenai
    • Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia
    • Perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda
    • Masa Pendudukan Jepang
  4. Perhatikan video tentang Masa Pendudukan Jepang kemudian amati hal-hal sebagai berikut:
    • Awal mula tentara Jepang mendarat di Indonesia
    • Pembagian wilayah Indonesia di masa pendudukan Jepang
    • Propaganda Jepang dimasa pendudukan di Indonesia
    • Perbedaan Jepang dan Belanda dalam menghadapi Kelompok Muslim di Indonesia
    • Strategi Jepang menarik kaum intelektual dan Nasionalis
    • Cara jepang memperkuat unit militernya
    • Eksploitasi Sumber daya alam dan manusia
    • efek masa pendudukan Jepang selama 3 tahun di Indonesia

Pertanyaan

  1. Sebutkan pengertian monopoli perdagangan dan bagaimana caranya Belanda memonopoli perdagangan di Indonesia
  2. Sebutkan 3 (tiga) contoh perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda
  3. Kapan dan dimana pertama kali Jepang mendarat di Indonesia
  4. Sebutkan 3 (tiga) pembegian wilayah Indonesia damasa pemerintahan Jepang
  5. Sebutka 3 (tiga) isi propaganda Jepang di Indonesia
  6. Sebutkan apa perbedaan Jepang dan Belanda dalam menghadapi Kelompok Muslim di Indonesia
  7. Sebutkan strategi Jepang menarik kaum intelektual dan Nasionalis
  8. Sebutkan cara jepang memperkuat unit militernya
  9. Sebutkan masing-masing satu contoh eksploitasi Sumber daya alam dan manusia Indonesia di masa pendudukan Jepang
  10. Sebutkan satu efek masa pendudukan Jepang selama 3 tahun di Indonesia

Quiz

Masyarakat Indonesia Masa Kolonialisme dan Imperialisme (LKPD IPS 8)

1 / 10

Akibat positif pendudukan Jepang di Indonesia adalah...

2 / 10

Tujuan utama Jepang menduduki Indonesia adalah...

3 / 10

Organisasi bentukan Jepang yang bertujuan untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia adalah...

4 / 10

Kebijakan Jepang yang bertujuan untuk memobilisasi rakyat Indonesia dalam mendukung perang Asia Timur Raya adalah...

5 / 10

erlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar terhadap Belanda disebabkan oleh...

6 / 10

Perang Padri (1821–1837) awalnya merupakan konflik antara...

7 / 10

Salah satu penyebab utama perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap Belanda adalah...

8 / 10

Apa tujuan utama Belanda menerapkan sistem monopoli perdagangan di Indonesia?

9 / 10

Taktik VOC untuk memecah belah kerajaan-kerajaan di Indonesia dikenal dengan istilah...

10 / 10

Tujuan utama VOC datang ke Indonesia adalah...

Your score is

The average score is 90%

0%

Recommended For You

About the Author: SudutEdukasi

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *