Dibutuhkan berbagai pihak untuk keberhasilan proses belajar siswa. Salah satu diantaranya adalah kepala sekolah yang tugasnya berperang penting sebagai pemimpin dalam manajemen sekolah. Menggerakkan dan mengembangkan semua potensi yang ada maka kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang memadai. Semua itu dibutuhkan untuk perubahan positif yang bisa dilihat dari belajar siswa.
Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah, lima kompetensi kepala sekolah harus terus ditingkatkan. Lima kompetensi itu adalah kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Kelimanya saling terkait dalam bingkai manajemen berbasis sekolah.
Kompetensi kepala sekolah harus bisa dimanfaatkan dalam melakukan perubahan positif di sekolah. Salah satu kegiatan yang mendorong terjadinya perubahan positif di sekolah adalah supervisi pembelajaran. Dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran instrumen supervisi menjadi penting, karena akan menjadi panduan bagi kepala sekolah mengumpul data proses pembelajaran dalam rangka rencana tindak lanjut. Instrumen supervisi pembelajaran alat untuk mengidentifikasi profil kemampuan guru dalam pembuatan rencana dan pelaksanaan serta penilaian pembelajaran.
Keberhasilan dalam melaksanakan supervisi pembelajaran tergantung pada kemampuannya dalam memilih, menyusun, dan menggunakan instrumen yang tepat. Dalam supervisi pembelajaran kepala sekolah dapat mengembangkan sendiri instrumen sesuai kebutuhannya. Untuk memudahkan pengelolaan data umumnya instrumen observasi menggunakan skala penilaian antara lain skala angka, skala grafik atau kartu nilai.
Baca juga : Visualisasi Absensi Guru di Kelas Dengan Google Data Studio
Sebagai kepala sekolah, awalnya melakukan supervisi dengan menggunakan instrumen berbentuk lembaran yang memuat tabel berisi daftar pertanyaan dan kotak untuk diceklis dengan rentang nilai. Selanjutnya dihitung secara manual atau menggunakan kalkulator untuk mengetahui nilai capaian guru lengkap dengan persentase dan predikat kurang, cukup, baik, dan amat baik, yang diakhiri dengan deskripsi rencana tindak lanjut.
Saat teknologi informasi dan komunikasi berkembng pesat, murah dan mudah diakses maka lembaga pendidikan seperti sekolah turut menikmati kemudahan ini. Sebagian tugas kepala sekolah bisa menjadi lebih cepat, efisien, dan valid. Salah satu diantaranya adalah pemanfaatan google sheets dalam instrumen supervisi proses belajar dikelas. Aplikasi google yang satu ini fungsinya hampir sama dengan excel yang dimiliki Microsoft.
sebelumnya penulis menggunakan aplikasi excel untuk membuat instrumen supervisi, karena mudah mengkalkulasi data angka maupun huruf untuk menyimpulkan capaian sampai rekomendasi rencana tindak lanjut secara otomatis. Seiring adanya akun belajar gratis berbasis google yang dibagikan oleh pemerintah maka instrumen supervisi yang berbasis excel saya unggah ke google drive dengan sedikit revisi untuk menyesuaikan karakter google sheets.
Untuk memastikan bahwa file instrumen excel yang diunggah ke google drive telah berfungsi dengan baik, maka logo excel berubah menjadi logo google sheets. Dengan ponsel pintar kepala sekolah mengumpul data supervisi dengan cepat dan efisien. Melalui desktop atau laptop hasil supervisi pembelajaran di cetak untuk dokumentasi atau umpan balik terhadap guru yang disupervisi.
Melalui blog atau website sekolah hasil supervisi dapat dipublikasi dengan menyematkan link instrumen supervisi google sheets. Guru yang disupervisi mudah mengamati hasil supervisi untuk pedoman sebagai bahan perbaikan selanjutnya. Menurut hemat penulis optimalisasi instrumen supervisi dengan Google sheets terbukti dapat memudahkan pelaksanaan supervisi pembelajaran dalam hal kecepatan, dan akurasi data dalam rangka pengambilan keputusan untuk rencana tindak lanjut.
Artikel/opini ini telah diterbitkan Jateng Pos pada hari Jumat tanggal 24 Februari 2023
1 Comment