Pembangunan Berpusat pada Manusia (LKPD Geografi XII)

Pembangunan berpusat pada manusia ini disebut juga dengan pembangunan berpusat pada masyarakat (people center development). Yang berpusat pada manusia lebih menekankan kepada pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat tidak hanya dilakukan untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat, tetapi rasa percaya diri dan harga dirinya, harkat dan martabat, serta terpeliharanya tatanan nilai budaya yang telah ada. Pemberdayaan dilakukan sebagai konsep sosial budaya yang diwujudkan dalam pembangunan berpusat pada manusia.

Melalui pemberdayaan manusia diharapkan mampu menciptakan sumber kehidupan rumah tangganya. Dan secara langsung dapat mengejar pembangunan nasional yang diprogramkan sebagai suatu upaya mencapai kesejahteraan. Konsepnya berpusat pada manusia lebih memandang pada inisiatif kreatif sebagai sumber daya pembangunan utama. Dan memandang kesejahteraan material dan spiritual mereka sebagai tujuan proses pembangunan (Korten, 1993).

Pembangunan yang berpusat pada manusia adalah pendekatan pembangunan yang berfokus pada peningkatan kemandirian, keadilan sosial, dan pengambilan keputusan partisipatif terhadap masyarakat lokal. Fokus sentral proses pembangunan adalah meningkatkan perkembangan dan kesejahteraan manusia, persamaan dan sustainability (keberlanjutan). Pada proses ini pemerintah berperan sebagai fasilitator. Pemerintah berperan dalam menciptakan lingkungan sosial yang memungkinkan manusia dapat mengembangkan potensinya lebih besar. Pembangunan yang berpusat pada manusia lebih mengedepankan pada partisipasi manusia. Dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi program pembangunan yang menyangkut hajat hidup mereka sendiri (Purwowibowo et al., 2018).

Sumber: https://www.youtube.com/@Nurhaliza-ug8ty PEMBANGUNAN BERPUSAT PADA MANUSIA SMAN2KAYUAGUNG KELAS XII F 5

1) Latar Belakang Pembangunan Berpusat pada Manusia

Pemahaman tentang pembangunan yang berpusatkan pada manusia muncul karena adanya pemahaman tentang ekologi manusia yang menjadi pusat perhatian. Peran dan perilaku manusia sebagai bagian dari makhluk hidup dipelajari secara khusus dalam ekologi manusia. Sehingga pengkajian dipusatkan pada manusia (baik sebagai individu maupun sebagai populasi) dalam ekosistem. Seluruh manusia, baik itu generasi sekarang maupun mendatang, haruslah menjadi yang utama dalam pembangunan. Tidak boleh menyingkirkan sebagian atau besar masyarakat demi segelintir yang lain (Hikmat, 2014).

Pembangunan harus berpusat pada manusia dan prosesnya harus menguntungkan semua manusia yang terlibat. Dalam konteks ini, kita perlu mengatasi masalah kemiskinan, kelompok rentan, dan meningkatnya pengangguran. Ini adalah masalah besar karena dapat menyebabkan ketidakstabilan dengan efek samping. Seperti hubungan sosial yang longgar serta nilai-nilai dan hubungan antarmanusia yang melemah. Oleh karena itu, diperlukan komitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara adil tanpa mengecualikan masyarakat miskin. Di samping itu, untuk mempromosikan inklusi sosial serta politik berdasarkan hak asasi manusia, larangan diskriminasi, dan perlindungan bagi yang kurang mampu. Ini adalah inti dari paradigma pembangunan yang berpusat pada manusia.

Baca juga: Pengertian, Paradigma, dan Indikator Pembangunan (LKPD Geografi XII)

2) Tujuan Pembangunan Berpusat pada Manusia

Pembangunan yang berpusat pada manusia tentu memiliki tujuan melakukan perubahan dengan fokus tujuan ada pada manusia itu sendiri. Model ini bertujuan mempertinggi tingkat partisipasi masyarakat, komunikasi, kelompok masyarakat adat, perempuan, anak-anak, dan lain-lain. Memandang remaja dan anak-anak sebagai peserta aktif dalam segala bentuk kegiatan dalam menemukan solusi konstruktif. Pembangunan model ini memberikan manusia kesempatan untuk mengembangkan kepandaian yang kreatif bagi masa depannya sendiri dan masa depan masyarakat. Berpusat pada manusia ini dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap birokrasi, lebih menjamin pertumbuhan kapasitas mandiri masyarakat menuju pembangunan berkelanjutan, dan menciptakan masyarakat yang lebih maju (Sudarmanto, et al., 2020).

Pembangunan yang berpusat pada manusia, dalam arti tradisi budaya saat ini, memiliki tujuan akhir untuk meningkatkan kualitas hidup semua orang yang memiliki keinginan dan harapan, baik individu maupun kelompok. Sasaran objektif dari strategi pembangunan yang berpusat pada manusia pada hakikatnya adalah pengentasan kemiskinan, terwujudnya keadilan yang merata, dan peningkatan partisipasi masyarakat yang signifikan. Pertama dan terutama, daerah tertinggal dan kelompok sosial berisiko terkena dampak. Kelompok yang terkena dampak termasuk perempuan, anak-anak, pemuda kurang mampu, orang tua, dan kelompok terpinggirkan lainnya.

3) Dampak Pembangunan Berpusat pada Manusia

Selain memandang manusia sebagai masyarakat, pembangunan model ini memandang manusia sebagai fokus utama dan sumber utama pembangunan di segala bidang. Perubahan dalam masyarakat terjadi di semua bidang, yaitu bidang politik, bahasa, kesenian, hiburan, dan terutama di bidang ekonomi. Model pembangunan yang berpusat pada manusia ini kini telah dibingkai dengan bentuk yang disebut revolusi mental. Sebuah upaya yang digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia pada zaman yang terus berkembang (saat ini). Revolusi mental yang diintegrasikan oleh sebuah pembangunan berbasis masyarakat mengubah pola hidup dengan cara yang tidak biasa dalam kehidupannya (Mahadiansar et al., 2020).

Salah satu hasil dari pengembangan model ini adalah dimulainya pemberdayaan dengan memberikan motivasi, pelatihan keterampilan, dukungan bisnis, nasihat bisnis, dan pendapatan bagi perempuan. Dampak dari model pembangunan ini dianggap tidak signifikan, baik pada tingkat kemakmuran maupun ekonomi lokal. Untuk mencapai tujuan model ini, pemerintah sebagai fasilitator perlu menyediakan program-program pendukung untuk memaksimalkan pembangunan. Identik dengan gerakan penguatan kepribadian untuk membangkitkan jiwa kehidupan yang baru, seperti revolusi spiritual Indonesia (Sadjuri, 2010).

4) Implementasi Pembangunan Berpusat pada Manusia

Model pembangunan yang berpusat pada manusia dilakukan dengan adanya empowerment (pemberdayaan). Salah satu strategi yang dikembangkan dalam konsep PCD (People Centered Development) yang menekankan pemberdayaan pada masyarakat adalah Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM). Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 42/HUK/2004 membahas tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberdayaan Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat. WKSBM merupakan sistem kerja sama yang terjadi antarmasyarakat dalam bentuk kelompok atau lembaga (RT, RW, kelompok usaha ekonomi produktif, kelompok tani, kelompok pengajian,
dasawisma, dan lain-lain). Kelompok atau lembaga yang tumbuh melalui proses alamiah dan tradisional maupun lembaga dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat lokal, yang dapat menumbuhkan interaksi lokal dalam pelaksanaan tugas.

WKSBM sebagai investasi sosial pembangunan

WKSBM dapat disebut sebagai investasi sosial pembangunan dengan tujuan mensejahterakan anggotanya termasuk menyelesaikan masalah sosial di masyarakat. Masyarakat dapat menyelesaikan masalah melalui kegiatan terorganisasi untuk memenuhi kebutuhan, baik secara individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat secara keseluruhan sehingga tercipta kesejahteraan sosial. Wahana ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesejahteraan sosial bagi masyarakat. Kegiatan WKSBM meliputi pertemuan rutin atau tertentu melalui jaringan kerja sama. Wahana ini juga mendukung penyelenggaraan penghimpunan dana sosial (dana kematian, arisan, jimpitan beras, dan lain-lain) yang ada di masyarakat. Komitmen, pengetahuan, dan keterampilan dari pengurus WKSBM menjadi faktor keberhasilan dalam melaksanakan tugasnya. Upaya penguatan dan pendampingan kepada pengelola WKSBM dilaksanakan oleh dinas sosial dan kelurahan secara berkelanjutan sebagai pembina fungsional dan teknis kegiatan WKSBM (Dinsos, 2019).

Salah satu implementasi WKSBM ini ada di Desa Jetis, Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Salah satu bentuk kegiatan WKSBM yang diusung oleh Dinas Sosial DIY adalah pengumpulan beras. Kegiatan pengumpulan beras ini dilakukan hampir setiap bulan dari masing-masing RT setiap ada pertemuan, misalnya rapat atau arisan. Beras yang dikumpulkan tersebut akan dibagi di setiap minggu awal bulan kepada lansia yang berhak menerima dan membutuhkan. Jumlah pendistribusian beras yang dilakukan WKSBM ini berjumlah 2,5 kg beras yang diberikan minimal setiap dua bulan sekali. Pembagian beras dilakukan secara bertahap, tetapi mengutamakan 25 orang setiap pembagian beras (Sumariyanti, 2017).

Upaya United Nations Development Programme (UNDP)

Beralih pada pembangunan yang berpusat pada masyarakat yang diupayakan oleh United Nations Development Programme (UNDP). Salah satu elemen pekerjaan tata kelola UNDP ialah memastikan bahwa suara dan kebutuhan masyarakat biasa didengar dan diperhatikan, terutama mereka yang termasuk dalam kelompok yang terpinggirkan atau rentan. Misalnya, di negara Laos, Kementerian Informasi dan Kebudayaan bekerja sama dengan UNDP. Kerja sama ini untuk mendirikan stasiun radio komunitas pertama di negara itu di distrik Khoun yang mengudara dalam tiga bahasa yang digunakan oleh kelompok etnis yang berbeda. (UNDP, 2011)

Stasiun radio Khoun menyiarkan pengumuman layanan masyarakat dan program tentang berbagai masalah sosial seperti kesehatan, pendidikan dan pekerjaan, atau topik keselamatan seperti persenjataan. Akibatnya, distrik tersebut mengalami tingkat vaksinasi yang lebih tinggi, lebih banyak kelahiran dengan bantuan medis, dan adopsi metode pertanian baru dan lebih baik. Pemerintah sekarang berencana untuk mereplikasi stasiun radio komunitas serupa di masing-masing 47 kabupaten termiskin di Laos dan telah meminta bantuan UNDP. Sementara itu, UNDP telah mendanai dua stasiun baru di tenggara negara itu dengan rencana untuk mendukung empat stasiun lagi (UNDP, 2011)

Rincian Aktivitas Pembelajaran

  1. Baca materi pelajaran diatas dengan seksama termasuk dari sumber lain yang relevan baik buku pegangan atau sumber online lainnya.
  2. Perhatikan dan saksikan dengan baik penjelasan tentang Pembangunan Berpusat pada Manusia yang terkandung pada video diatas !
  3. Diskusikan dengan anggota kelompokmu yang telah dibentuk sebelumnya, mengenai
    • Pembangunan berpusat pada manusia
    • Latar Belakang Pembangunan Berpusat pada Manusia
    • Tujuan Pembangunan Berpusat pada Manusia
    • Dampak Pembangunan Berpusat pada Manusia
    • Implementasi Pembangunan Berpusat pada Manusia
  4. Amati kembali isi video dengan seksama siapkan catatan kemudian amati hal-hal sebagai berikut
    • Dampak Pembangunan Berpusat pada Manusia
    • Tujuan akhir Pembangunan Berpusat pada Manusia
    • Implementasi Pembangunan Berpusat pada Manusia
    • WKSBM

Pertanyaan

  1. Jelaskan makna Pembangunan berpusat pada manusia?
  2. Sebutkan Latar Belakang Pembangunan Berpusat pada Manusia?
  3. Sebutkan Tujuan Pembangunan Berpusat pada Manusia
  4. Sebutkan Dampak Pembangunan Berpusat pada Manusia
  5. Sebutkan model/cara Implementasi Pembangunan Berpusat pada Manusia
  6. Sebutkan kegunaan dari WKSBM?

Quiz

Recommended For You

About the Author: SudutEdukasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *