Pengertian, Paradigma, dan Indikator Pembangunan (LKPD Geografi XII)

Pengertian, Paradigma, Pendekatan, dan Indikator Pembangunan. Istilah pembangunan tentu bukan hal asing bagi kalian. Istilah tersebut sering diperdengarkan dalam pemberitaan media massa atau percakapan seharihari di sekolah dan keluarga. Misalnya pembangunan jalan, gedung sekolah, gedung pemerintah, waduk, lampu jalan, sumur resapan, saluran irigasi, dan masih banyak lagi pembangunan fisik lainnya.

Tidak hanya pembangunan fisik, pembangunan nonfisik atau manusia juga sering kita dengarkan dari berbagai sumber. Misalnya ada istilah pembangunan manusia seutuhnya, peningkatan kualitas pendidikan masyarakat, kesehatan, peningkatan kesadaran beragama, keterampilan big data, artificial intelligence, pembangunan demokrasi, dan lain-lain. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa pembangunan tidak hanya menyangkut aspek fisik, tetapi juga aspek nonfisik. Apa arti pembangunan, teori dan paradigma pembangunan, aspek pembangunan, revolusi industri, dan kesejahteraan akan dibahas dalam bab ini

1. Pengertian Pembangunan

Kata yang sering kali digunakan untuk menunjukkan pembangunan adalah perubahan. Namun, tentu tidak setiap perubahan dapat dikatakan pembangunan. Secara sederhana, perubahan yang mengarah pada kebaikan dari keadaan sebelumnya adalah pembangunan (constructive), sedangkan perubahan yang menuju keburukan lebih tepat disebut perusakan (destructive).

Beberapa definisi pembangunan menurut para ahli di atas menggambarkan bahwa (1) pembangunan merupakan suatu proses yang di dalamnya ada pertumbuhan, kemajuan, dan perubahan positif. Pembangunan mensyaratkan pertumbuhan, terutama pertumbuhan ekonomi yang positif dan juga kemajuan di berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, sosial, keagamaan, dan lain-lain. (2) Pembangunan juga menggambarkan perubahan yang lebih menyeluruh. Bukan hanya perubahan fisik, tetapi juga perubahan nonfisik. (3) Pada ujungnya pembangunan bertujuan menyejahterakan kehidupan warga suatu bangsa dalam mencapai cita-cita.

Dari uraian di atas, pembangunan dapat diartikan sebagai usaha untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan dan kemajuan kehidupan suatu masyarakat. Kesejahteraan dan kemajuan menjadi dua titik penting yang hendak dicapai dalam pembangunan secara simultan. Sejahtera yang maju dan maju yang sejahtera merupakan gambaran di ujung pembangunan.

2. Paradigma Pembangunan

Setelah teori pembangunan kalian bahas, topik yang menantang selanjutnya adalah paradigma pembangunan. Seperangkat kepercayaan dasar yang menuntun dan mengarahkan tindakan yang perlu diambil berkaitan dengan ilmu pengetahuan disebut paradigma (Guba, 1990). Dalam pembangunan, paradigma memiliki fungsi yang penting sebagai kerangka pikir, tolok ukur, acuan, parameter, arah, dan tujuan pembangunan. Oleh karena itu, paradigma pembangunan perlu dimiliki untuk menetapkan kebijakan arah pembangunan ke depan agar sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ada dua paradigma pembangunan yang lazim digunakan pemerintah dalam membangun masyarakat.

  1. Pertama, paradigma pendekatan dari atas (top-down). Paradigma tersebut menghasilkan program-program yang memiliki tanggung jawab sosial yang hanya berfokus pada pelaksana (pemerintah dan lembaga terkait) serta kelompok tertentu. Sekalipun program atau rencana didasarkan pada “analisis kebutuhan” masyarakat, penilaian hanya berdasarkan survei dan penelitian yang tidak melibatkan masyarakat secara berarti. Pola pendekatan ini sering kali menimbulkan permasalahan, seperti terjadinya ketidakcocokan antara peneliti dengan pelaksana, masyarakat hanya berperan sebagai objek, serta ketidaktahuan masyarakat terkait proses pembangunan yang dilakukan (Parr, 2003). Selain itu, banyak menimbulkan persoalan seperti ketidakberhasilan program dan ketidaksesuaian dengan kebutuhan masyarakat lokal (Handoko, 2017). Paradigma pendekatan top-down ini semakin kurang digunakan dan masyarakat beralih menggunakan pendekatan yang lain.
  2. Kedua, paradigma pendekatan dari bawah (bottom-up). Paradigma ini belakangan banyak diikuti pemerintah selaku pelaksana. Paradigma kedua ini berkembang pesat sejak rezim otoritarian mulai berjatuhan, digantikan rezim yang demokratis sekitar tahun 1990-an. Pendekatan paradigma ini merupakan modifikasi dan reaksi dari pendekatan pembangunan sebelumnya. Paradigma baru ini membuka peluang yang luas bagi pemerintah dan masyarakat untuk terlibat secara bersama-sama dalam proses pembangunan.

Paradigma bottom-up akan membantu tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga kesenjangan ekonomi dan sosial menjadi berkurang . Paradigma ini juga memberikan wadah penting dengan adanya forum “komunikasi pembangunan” sehingga pelaksana dapat melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Pemanfaatan forum dalam pendekatan ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan mengubah perilaku masyarakat untuk mencapai peningkatan kesejahteraan. Melalui pembangunan bottom up, forum “komunikasi pembangunan” dinilai lebih efektif dan memposisikan masyarakat sebagai subjek daripada sebagai target pembangunan/objek (Fardiah, 2005).

Baca juga: Manusia modern dan keragaman masyarakat Dunia (LKPD IPS 9)

3. Pendekatan-Pendekatan Pembangunan

Pembangunan merupakan fenomena yang kompleks dan dinamis. Dalam skala besar, pembangunan nasional memiliki banyak aspek yang saling terkait di dalamnya. Ada aspek ekonomi, sosial, politik, pertahanan, dan keamanan yang saling terkait. Perwujudan pembangunan harus mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi, kondisi sosial yang kondusif, stabilitas politik, dan juga stabilitas pertahanan dan keamanan. Dalam skala kecil, pembangunan di lingkungan masyarakat setempat juga harus mempertimbangkan keadaan masyarakat, ketersediaan bahan material, tenaga kerja, dan sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan cara pandang/pendekatan yang tepat dalam
mewujudkan pembangunan.

Ada beberapa pendekatan pembangunan yang dapat dipilih untuk mewujudkan pembangunan. Dalam buku ini disajikan empat pendekatan pembangunan, yaitu pembangunan berwawasan kependudukan, pembangunan berwawasan lingkungan, pembangunan berkelanjutan, dan pembangunan berpusat pada manusia. Keempat pendekatan tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Sumber: https://www.youtube.com/@nuraini147 INDEKS PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN (IPBK) METODE BARU

a. Pembangunan Berwawasan Kependudukan (Population Based Development)

Pendekatan Pembangunan Berwawasan Kependudukan (PBK) adalah pembangunan sumber daya manusia. Pendekatan berbasis kependudukan berorientasi pada partisipasi penduduk dan peningkatan kualitas penduduk sebagai tujuan pembangunan. Dengan peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya manusia yang besar, maka akan menekan laju pertambahan penduduk dan meningkatkan kualitas penduduk menuju masyarakat yang lebih sejahtera. Peningkatan kualitas penduduk akan meningkatkan pendapatan negara (GNP) untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan kelaparan (Tjiptoherijanto, 2000).

PBK menempatkan penduduk sebagai titik sentral. Penduduk menjadi subjek sekaligus objek dalam pembangunan. Pembangunan lebih menekankan pada peningkatan sumber daya manusia dibandingkan dengan peningkatan infrastruktur semata-mata. Pembangunan berwawasan kependudukan itu sendiri merupakan pembangunan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam hal ini rakyat merupakan penduduk yang berpengaruh terhadap pembangunan Jalal, 2014).

1) Latar Belakang Pembangunan Berwawasan Kependudukan

Permasalahan kependudukan yang terjadi di negara berkembang bersifat kompleks dan multidimensional. Persoalan kependudukan masih berbelit-belit antara pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas, pembangunan keluarga, persebaran, dan pengarahan mobilitas penduduk. Permasalahan lain yang turut serta ialah administrasi kependudukan dengan dinamika pembangunan, seperti kemiskinan, pemenuhan pangan, pembukaan lapangan kerja, kesenjangan sosial, dan pengendalian dampak lingkungan. Tanpa perhatian dan perencanaan yang memadai, upaya pembangunan dalam mencapai perbaikan kesejahteraan penduduk kemungkinan terancam gagal.

Berbagai temuan empiris menunjukkan bahwa kemajuan bangsa sangat ditentukan oleh kualitas penduduknya, bukan oleh kekayaan sumber daya alamnya. Oleh karena itu, aspek kependudukan merupakan faktor yang sangat strategis dalam rangka pembangunan nasional yang berkelanjutan. Program kependudukan perlu diintegrasikan dan disinergikan dalam semua aspek pembangunan. Berdasarkan kenyataan ini, sudah waktunya untuk memulai pembangunan yang berpusat pada penduduk. Sebagai motor penggerak pembangunan, negara harus mampu menentukan arah yang tepat bagi pembangunan berwawasan kependudukan (Sintong, 2013). Sementara itu, penduduk harus dapat berpartisipasi penuh dalam pengambilan keputusan dan proses yang akan menentukan arah dan bentuknya.

2) Tujuan Pembangunan Berwawasan Kependudukan

Pembangunan berwawasan kependudukan dianggap sebagai upaya untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Melalui pembangunan ini diharapkan dapat mewujudkan penduduk yang maju, mandiri, dan sejahtera yang memiliki hidup selaras dan seimbang dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan (Nurkholis, 2018). Beberapa harapan yang menjadi tujuan adanya pembangunan berwawasan kependudukan sebagai berikut

  • Produktivitas: produktivitas penduduk berkaitan dengan human capital yang dimiliki dan investasi manusia dilakukan untuk meningkatkan human capital itu sendiri.
  • Pemerataan: penduduk memiliki kesempatan untuk mendapatkan akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial dengan porsi yang sama. Hambatan yang memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihilangkan.
  • Kesinambungan: pembangunan yang dilakukan dapat mencukupi kebutuhan saat ini dan juga masa depan.
  • Pemberdayaan: penduduk memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam keputusan dan proses yang akan menentukan kehidupan mereka

3) Dampak Pembangunan Berwawasan Kependudukan

Tujuan pembangunan berwawasan kependudukan adalah untuk mengembangkan bakat yang kompetitif. Pembangunan berwawasan kependudukan berjalan dengan baik ketika program yang dilaksanakan pemerintah memprioritaskan pendekatan dari bawah ke atas. Pendekatan bergerak artinya program-program yang dilaksanakan ialah program-program yang mendukung masyarakat, khususnya masyarakat desa. Pembangunan berwawasan penduduk memungkinkan untuk mengatur pertumbuhan penduduk. Program-program yang ada tidak hanya terfokus pada pertumbuhan ekonomi. Perkembangan model ini dirasakan pada program-program yang berkaitan dengan pertumbuhan penduduk. Lembaga dari pemerintah pusat atau desa memberikan pelayanan kesejahteraan sosial yang mengutamakan kesehatan dan produktivitas masyarakat.

4) Implementasi Pembangunan Berwawasan Kependudukan

Untuk mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan, maka harus diciptakan suatu kondisi masyarakat yang sudah mampu menerapkan perilaku hidup yang berwawasan kependudukan. Masyarakat berwawasan kependudukan maksudnya meyakini bahwa fertilitas, mortalitas, dan migrasi harus dipertimbangkan dengan saksama melalui penalaran akal dan hati nurani agar dapat memberi makna yang berguna bagi kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Perilaku hidup berwawasan kependudukan merupakan tata nilai/norma yang dianut dalam hidup dan diharapkan menjadi karakter bagi setiap individu dalam masyarakat. Perilaku hidup berwawasan kependudukan
merupakan penunjang pembangunan berwawasan kependudukan (Usman, 2017).

Kebijakan dan strategi yang dapat ditempuh ialah mengaktifkan program Keluarga Berencana (KB) dengan meningkatkan pelayanan yang terjangkau dan berkualitas. Caranya melalui sosialisasi kebijakan pengendalian kependudukan, mendorong kemandirian KB, serta meningkatkan pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat. Program prioritas yang dapat dilaksanakan melalui advokasi dan program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE), peningkatan program KB, program kesehatan reproduksi remaja, program ketahanan dan pemberdayaan keluarga, serta peningkatan sistem keluarga kecil yang berkualitas.

Pembangunan yang berwawasan kependudukan memerlukan strategi pembangunan dari bawah ke atas. Melalui pendekatan ini, tujuan utama dari keseluruhan proses pembangunan ialah untuk mendistribusikan kesejahteraan penduduk secara lebih merata daripada mengutamakan tingkat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pendekatan bottom-up bertujuan mengoptimalkan alokasi sumber daya yang ada dan potensial di seluruh wilayah dan mengembangkannya sesuai dengan potensi dan masalah spesifik yang dihadapi masing-masing wilayah.

Studi pembangunan berwawasan kependudukan ini dapat dilihat di Desa Sumberjaya, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Kegiatan program KB meliputi kegiatan advokasi dan KIE, pelayanan konseling KB, serta pertemuan berkala kelompok kegiatan atau poktan (Andhiki et al., 2020). Namun, implementasinya belum optimal karena beberapa alasan sebagai berikut.

  • Sumber daya manusia yang menjadi pelaksana dari program sangat minim.
  • Kebijakan yang diberikan kurang spesifik sehingga dukungan dana kurang untuk mencapai target.
  • Sarana operasional yang terbatas, seperti sarana prasarana tidak cukup menampung jumlah masyarakat yang banyak

Rincian Aktivitas Pembelajaran

  1. Baca materi pelajaran diatas dengan seksama termasuk dari sumber lain yang relevan baik buku pegangan atau sumber online lainnya.
  2. Perhatikan dan saksikan dengan baik penjelasan tentang Pembangunan Berwawasan Kependudukan yang terkandung pada video diatas !
  3. Diskusikan dengan anggota kelompokmu yang telah dibentuk sebelumnya, mengenai
    • Pengertian Pembangunan
    • Paradigma Pembangunan
    • Pendekatan-Pendekatan Pembangunan
    • Pembangunan Berwawasan Kependudukan (Population Based Development)
  4. Amati kembali isi video dengan seksama siapkan catatan kemudian amati hal-hal sebagai berikut
    • Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional nomor 5 tahun 2024.
    • Dimensi Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan
    • Indikator indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan
    • Manfaat indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan

Pertanyaan

  1. Sebutkan Pengertian Pembangunan
  2. Sebutkan Paradigma Pembangunan
  3. Sebutkan pengertian Pembangunan Berwawasan Kependudukan (Population Based Development)
  4. Amati kembali isi video dengan seksama kemudian jawab pertanyaan berikut
    • Sebutkan bunyi peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional nomor 5 tahun 2024.
    • Sebutkan 5 (lima) dimesnsi Pembangunan Berwawasan Kependudukan
    • Jelaskan isi dimensi partisipasi dari Pembangunan Berwawasan Kependudukan
    • Sebutkan 3 (tiga) indikator dimensi berkelanjutan
    • Jelaskan manfaat indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan

Quiz

Pengertian, Paradigma, dan Indikator Pembangunan (LKPD Geografi XII)

Mata Pelajaran Geografi SMA Kelas XII

1 / 10

Suatu daerah memiliki tingkat pertumbuhan penduduk tinggi, tetapi angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah rendah. Jika tidak dilakukan intervensi pembangunan berwawasan kependudukan, maka masalah utama yang kemungkinan muncul adalah…

2 / 10

Pembangunan berwawasan kependudukan menekankan keterpaduan antara pertumbuhan penduduk dengan kualitas hidup. Dalam konteks ini, kebijakan yang paling sesuai untuk mengendalikan laju pertumbuhan sekaligus meningkatkan kualitas penduduk adalah…

3 / 10

Dalam pembangunan wilayah pesisir, ahli geografi menganalisis keterkaitan antara kegiatan nelayan, industri pengolahan ikan, dan perdagangan antarwilayah. Pendekatan pembangunan yang digunakan dalam kasus ini adalah...

4 / 10

Sebuah kabupaten di Indonesia mengembangkan pariwisata berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat lokal, menjaga lingkungan, dan memanfaatkan kearifan budaya setempat. Strategi pembangunan ini termasuk ke dalam pendekatan...

5 / 10

Salah satu kritik terhadap pendekatan pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan adalah munculnya ketimpangan antarwilayah. Jika Indonesia hanya berfokus pada strategi ini, dampak yang paling mungkin terjadi adalah...

6 / 10

Sebuah kota menerapkan kebijakan pembangunan dengan memperbanyak ruang terbuka hijau, modernisasi transportasi umum, serta mengurangi emisi karbon. Kebijakan ini mencerminkan penerapan paradigma pembangunan...

7 / 10

Dalam paradigma pembangunan, terdapat pandangan trickle down effect yang berasumsi bahwa pertumbuhan ekonomi di tingkat elit akan menetes ke lapisan masyarakat bawah. Namun, kenyataannya kesenjangan sering bertambah lebar. Analisis paling logis mengenai hal ini adalah...

8 / 10

Paradigma pembangunan berkelanjutan menekankan pada keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Jika sebuah daerah membuka tambang nikel untuk meningkatkan devisa negara, tetapi menimbulkan pencemaran sungai dan konflik lahan dengan masyarakat adat, maka langkah yang tepat menurut paradigma pembangunan berkelanjutan adalah...

9 / 10

Dalam konteks pembangunan, istilah pembangunan manusia (human development) lebih menekankan pada …

10 / 10

Pembangunan tidak hanya diartikan sebagai peningkatan ekonomi, tetapi juga harus mencakup aspek sosial dan lingkungan. Contoh nyata pembangunan berkelanjutan di Indonesia adalah …

Your score is

The average score is 40%

0%

Recommended For You

About the Author: SudutEdukasi

4 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *