Generasi mudah penting menjadi penutur aktif bahasa daerah, karena untuk mencegah terancamnya 718 bahasa daerah dari kepunahan. Ini merupakan salah satu cara untuk melestarikannya.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mevitalisasi bahasa daerah. Tujuannya untuk mendorong generasi muda menjadi penutur aktif bahasa daerah. Upaya ini untuk mencegah bahasa daerah terancam kepunahan. Terutama karena para penuturnya tidak lagi menggunakan atau mewariskan bahasa tersebut kepada generasi berikutnya.
Pelindungan bahasa dan sastra penting. 718 bahasa daerah dimiliki bangsa Indonesia. Provinsi Papua memiliki bahasa daerah yang paling banyak, yaitu 428 bahasa. Merdeka Belajar Episode ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah sejalan dengan kebijakan.
Sebanyak 21 bahasa sudah mengalami kerentanan terancam punah. Ada 11 bahasa daerah sudah punah dan terjadi penurunan tingkat vitalitas bahasa. ini berdasarkan status bahasa daerah saat ini tahun 2019. Bahasa daerah ini adalah kekayaan kita bangsa Indonesia karena ada pengetahuan dan ada kearifan lokal.
Bahasa daerah atau bahasa ibu berfungsi emotif. Artinya, bahasa daerah sebagai pengungkap rasa memiliki fungsi politis, fungsi estetis, fungsi medis, dan fungsi ekonomis. Bahasa daerah bisa dipakai untuk membuat karya-karya sastra daerah, ada sastra lisan, ada sastra tulis, seperti pantun dan sebagainya.
Melakukan Koordinasi di daerah
Kepunahan bahasa terjadi terutama karena para penuturnya tidak lagi menggunakan dan atau mewariskan bahasa tersebut kepada generasi berikutnya. Karena itu bahasa akan hidup jika selalu digunakan dan revitalisasi dilakukan untuk menghambat agar bahasa daerah tidak punah.
Oleh karena itu, prinsip revitalisasi bahasa kali ini adalah bagaimana bahasa daerah itu dapat dipakai secara meluas oleh semua penutur bahasa itu, terutama generasi mudanya.
Upaya merevitalisasi bahasa daerah tersebut melibatkan semua unsur. Antara lain pemerintah sebagai fasilitator, masyarakat sebagai penutur dan penggunanya, serta pegiat dan sekolah yang ikut andil dalam memberikan pembelajaran bahasa daerah. Selain itu, dengan pemanfaatan media untuk memublikasikan program revitalisasi bahasa daerah.
Tujuannya agar di masa depan ada pemilik dan penutur aktif bahasa daerah yang berasal dari kaum muda. Sebab, para penutur bahasa daerah kian menurun kapasitas dan kualitasnya dari waktu ke waktu. Karena penutur asli berpindah tempat, bahasa daerah sudah tidak digunakan sebagai alat komunikasi, ataupun penuturnya yang tutup usia.
Koordinasi untuk mendukung revitalisasi bahasa daerah harus melibatkan dinas pendidikan dan kebudayaan, perguruan tinggi, sekolah, dosen, guru, wartawan media lokal, serta komunitas dan lembaga yang terkait kebahasaan dan kesastraan.
Banyak Peminat
Melindungi bahasa daerah dapat juga melalui model atau pendekatan baru dengan konsep dasar kurikulum atau materi revitalisasi, kemitraan dengan media, sekolah, masyarakat, dan individu peserta implementasi program pengendalian mutu pengawasan dan evaluasi.
Sebagai contoh di Provinsi Kalimantan Tengah, ada empat bahasa daerah yang akan direvitalisasi pada tahun 2022 ini, yaitu bahasa Dayak Ngaju, Maanyan, Ot Danum, dan Melayu dialek Kotawaringin.
Ada delapan tahap kegiatan, antara lain training of trainers (TOT) yang diikuti para guru utama; pembelajaran bagi guru/komunitas oleh guru utama; pembelajaran di kelas/komunitas; pemantauan; Festival Bahasa Ibu Tingkat Kabupaten/Kota; Festival Bahasa Ibu Tingkat Provinsi; dan publikasi.
Hasilnya revitalisasi sastra lisan yang dilakukan memperoleh animo yang sangat bagus. Generasi muda memang harus dikenalkan kepada budayanya. Generasi muda harus dilibatkan secara aktif dalam kegiatan-kegiatan dalam rangka pelindungan dan pelestarian bahasa daerah.
Provinsi Maluku merupakan satu dari 12 provinsi yang mendapat program revitalisasi bahasa daerah. Pelaksanaan di Maluku untuk merevitalisasi bahasa daerah di Kabupaten Buru, bahasa Yamdena di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dan bahasa Kei di Kabupaten Maluku Tenggara.
Ada enam materi revitalisasi bahasa daerah yang bisa dilakukan, yaitu menulis cerita pendek, membaca dan menulis puisi, mendongeng, pidato, nyanyian rakyat, dan stand up comedy yang semuanya menggunakan bahasa daerah