Contoh Kurikulum Operasional SMP Model 6

Kurikulum Operasional SMP Model 6 disusun sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum Operasional Sekolah (KOS) ini dikembangkan dengan mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) yang sudah disusun secara Nasional. Kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran berdasar Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang sudah disusun.

Penyusunan Kurikulum Operasional SMP Model 6 ini mengakomodir kebutuhan para pelajar mengembangkan kemampuan ketrampilan abad 21 yang meliputi integrasi PPK, literasi, 4C (Creative,
Critical thinking, communicative, dan Collaborative), dan HOTS (Higher Order Thinking Skill).

SMP Model 6

Berdasarkan analisis konteks yang dilakukan. SMP Model 6 sebagai satuan pendidikan yang diminati mayoritas penduduk di kota sekitar. Dengan potensi wilayah/letak yang strategis di tengah perkotaan memiliki beberapa kekuatan. Diantaranya: 1) input peserta didik berasal dari keluarga yang peduli terhadap kepentingan pendidikan. 2) lingkungan gedung perkantoran yang memudahkan sekolah untuk melakukan koordinasi dan komunikasi. 3) kultur masyarakat Madiun yang bernuansa ke-Mataraman (perpaduan budaya Jawa Tengah dan Jawa Timur). 4) sarana pendukung layanan proses pembelajaran yang memadai. 5) merupakan salah satu sekolah rujukan yang terletak di jantung Kota dengan lingkungan yang asri dan rindang. 6) letak sekolah sangat strategis karena akses yang mudah.

Selain kekuatan/ kelebihan sebagaimana tersebut di atas. SMP Model 6 juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu. 1) sarana pendukung untuk pengembangan potensi/skill yang terbatas (tidak memiliki lapangan olahraga yang sesuai standar SNP). 2) laboratorium IPA yang kurang representatif; namun hal tersebut tidak mengurangi semangat warga sekolah dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan prestasi
yang pernah diperoleh baik itu akademik maupun non-akademik.

Masyarakat di sekitar SMP Model 6 sebagian besar adalah pegawai pemerintahan, BUMN, pegawai swasta dan sebagian lain adalah pedagang serta wiraswasta. Sebagai sekolah yang berada pada lingkungan perkotaan dan input peserta didik yang mayoritas dari dalam kota, serta kondisi kota yang tidak begitu luas dengan tidak memiliki sumber daya alam yang luas pula, maka profil pelajar yang dihasilkan adalah pelajar yang memiliki potensi mengkreasi ide dan keterampilan untuk mewujudkan daerahnya menjadi destinasi wisata wirausaha.

Wisata wirausaha tersebut diantaranya adalah kerajinan batik, kuliner khas daerah, dan taman buatan kota. Dalam rangka meningkatkan potensi tersebut, SMP Model 6 mengadakan kerjasama dengan dunia usaha dan Sumber daya alam/lingkungan lain seperti yang ada di Kota.

Pengaruh Budaya Lokal

Kota dimana SMP Model 6 berlokasi, juga mempunyai budaya daerah yang menjadi ciri khas yaitu pendekar. Dalam rangka mewujudkan budaya daerah tersebut maka diwadahi dalam suatu kegiatan dengan nama “TUGU PENDIKAR SAKTI” (saTU Guru sebagai PENDIdik KARakter yang menghasilkan SAtu Karya presTasI peserta didik). Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali potensi pendidik dan peserta
didik dalam pembentukan karakter peserta didik yang mampu bersaing dalam dunia global.

Untuk memberikan layanan kebutuhan dan tuntutan masa depan peserta didik agar menjadi insan yang memiliki kemampuan daya saing di era generasi 4.0. Dengan tetap menjunjung tinggi nilai luhur bangsa yang tersirat dalam sila-sila Pancasila. Serta mengembangkan cinta budaya daerah dan bangsa. Maka SMP Model 6 menyusun Kurikulum Operasional sesuai dengan karakteristik peserta didik dan budaya lokal
daerah setempat.

Peserta didik SMP Model 6 diharapkan mempunyai life skill yang berguna dan mampu mengaplikasikannya dalam masyarakat dan dunia Pendidikan. Sehingga harapan dari Pemerintah Kota Madiun untuk mencetak generasi yang mampu berdaptasi dengan perkembangan jaman akan terwujud. Salah satu upaya untuk mencapai harapan tersebut dilakukan melalui kreasi budaya literasi pada peserta
didik.

Sehingga peserta didik mampu menghasilnya salah satu karya yang mencerminkan profil pelajar Pancasila yang mampu bernalar kritis dan berkebhinekaan global. Capaian pembelajaran yang diharapkan adalah terciptanya profil pelajar yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, yang mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinekaan global.

Yuridis

Secara yuridis, Kurikulum Operasional SMP Model 6 disusun dengan mengacu pada peraturan perundangan terkait pendidikan yang berlaku baik itu dari pusat ataupun dari daerah. Sedangkan secara pedagogis, kurikulum Operasional SMP Model 6 mengacu pada kemampuan guru sebagai tenaga professional dalam pembelajaran dan penilaian.

Peningkatan profesionalisme guru, dilakukan dalam bentuk pelatihan bersifat praktik secara berkesinambungan. Hal tersebut merupakan komitmen untuk menjadi professional dalam layanan pada peserta didik.

Dengan mengambil salah satu nilai pendidikan dari Ki Hajar Dewantara yaitu 3N: NITENI (mengamati dengan teliti), NIROKKE (mencoba dengan cara meniru), NAMBAHI (mengembangkan dari yang sudah ditiru/yang sudah ada), dan dengan mempertimbangkan tuntutan di era 4.0, maka ditambahlah N yang keempat yaitu NGGAWE (mencipta/ membuat/ menghasilkan/ menemukan hal baru). 4N tersebut
merupakan ciri khas pembelajaran yang akan dilakukan oleh peserta didik bersama guru di SMP Model 6.

Hal lain, dari perspektif pedagogis, yang dijadikan pertimbangan adalah UndangUndang Guru dan Dosen yang menyebutkan bahwa guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Dari landasan pedagogis dalam konteks merdeka belajar, proses belajar di SMP Model 6 berorientasi pada peserta didik dan bentuknya beragam, Pembelajaran sebagai aktivitas tim yang bersifat kolaboratif.

Pembelajaran di SMP Model 6 yang terintegrasi dengan Profil Pelajar Pancasila secara umum bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik yang yang bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif, inovatif yang mampu mengrekasikan ide/ gagasan berdasarkan kekhasan daerah yang tetap berakar pada budaya bangsa.

Selengkapnya pada lampiran berikut :

Recommended For You

About the Author: SudutEdukasi

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *