Instrumen Penilaian Penerapan Disiplin Positif (3)

Instrumen Penilaian Penerapan Disiplin Positif berikut dengan target perilaku yang ketiga yaitu Guru memfasilitasi peserta didik menyadari konsekuensi dan memperbaiki perilaku melanggarnya (restitusi). Bagian ini memiliki beberapa target perilaku sebagai pedoman kepala sekolah atau penilai saat melaksanakan penilaian. Target perilaku yang menjadi fokus adalah:

Target Perilaku

  1. Guru membantu peserta didik menyadari konsekuensi dari perilaku melanggarnya.
  2. Guru mendengarkan sudut pandang peserta didik terhadap perilaku melanggarnya.
  3. Guru memberikan dukungan pada peserta didik dalam melakukan perbaikan perilakunya.

Instrumen Penilaian

Untuk menperoleh hasil penilaian yang menyeluruh dari instrumen ini, maka lengkapi data yang diminta baik yang wajib maupun yang boleh dikosongkan terutama email aktif untuk menerima hasil penilaian yang lengkap.

Baca juga : Instrumen Telaah Modul Ajar

Disiplin Positif: Sebuah Pendekatan yang Berbeda

Disiplin positif adalah pendekatan mendidik yang berfokus pada membangun hubungan yang positif antara guru dan siswa, serta mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka. Konsep restitusi adalah salah satu pilar penting dalam disiplin positif. Restitusi berarti mengembalikan keadaan menjadi seperti semula setelah terjadi pelanggaran.

Memahami Restitusi dalam Disiplin Positif

  1. Bukan Hukuman: Restitusi bukanlah hukuman yang bertujuan membuat siswa menderita. Sebaliknya, ini adalah cara untuk membantu siswa memahami dampak tindakan mereka dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan.
  2. Memfokuskan pada Perbaikan: Alih-alih hanya memarahi siswa, restitusi mengajak siswa untuk mengambil tindakan nyata untuk memperbaiki situasi yang telah mereka rusak.
  3. Mengajarkan Tanggung Jawab: Melalui restitusi, siswa belajar bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi dan mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Bagaimana Guru Memfasilitasi Restitusi?

Dialog yang Konstruktif:

  • Mendengarkan: Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan alasan di balik tindakan mereka.
  • Menanyakan Pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan yang membantu siswa memahami dampak tindakan mereka terhadap orang lain atau lingkungan.
  • Menjelaskan Konsekuensi: Guru menjelaskan secara jelas konsekuensi logis dari tindakan siswa.

Membuat Rencana Perbaikan:

  • Bersama-sama: Guru dan siswa bekerja sama untuk membuat rencana perbaikan yang realistis dan dapat dicapai.
  • Tindakan Konkret: Rencana perbaikan harus berisi langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan siswa untuk memperbaiki situasi.

Mendorong Implementasi:

  • Memberikan Dukungan: Guru memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa selama proses perbaikan.
  • Mengawasi: Guru memantau kemajuan siswa dan memberikan umpan balik yang konstruktif.

Contoh Penerapan Restitusi

  • Siswa merusak tanaman: Restitusi dapat berupa menanam kembali tanaman yang rusak, merawat tanaman baru, atau membuat poster tentang pentingnya menjaga lingkungan.
  • Siswa mengambil pensil teman: Restitusi dapat berupa mengembalikan pensil, meminta maaf, atau membelikan pensil pengganti.
  • Siswa mengganggu teman saat presentasi: Restitusi dapat berupa meminta maaf di depan kelas, membantu teman yang terganggu untuk menyelesaikan presentasinya, atau membuat presentasi singkat tentang pentingnya menghargai pendapat orang lain.

Manfaat Restitusi

  • Meningkatkan Empati: Siswa belajar untuk memahami perasaan orang lain yang terdampak oleh tindakan mereka.
  • Membangun Tanggung Jawab: Siswa menjadi lebih bertanggung jawab atas tindakan mereka.
  • Memperbaiki Hubungan: Restitusi dapat membantu memperbaiki hubungan yang rusak antara siswa dan teman sebaya atau guru.
  • Mendorong Perilaku Positif: Dengan memahami konsekuensi dari tindakan negatif, siswa lebih termotivasi untuk berperilaku positif di masa depan.

Kesimpulan

Restitusi adalah alat yang sangat efektif dalam disiplin positif. Dengan memfasilitasi restitusi, guru tidak hanya mengajarkan siswa tentang konsekuensi dari tindakan mereka, tetapi juga membantu mereka tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab dan peduli terhadap orang lain.

Recommended For You

About the Author: SudutEdukasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *