
Meningkatkan Pemahaman Melalui Teknik Membaca Timbal Balik .Jika Anda ingin membuat siswa benar-benar berpikir saat membaca, bukan sekadar membaca sekilas atau mengulang fakta, maka membaca timbal balik mungkin merupakan teknik alternatif. Teknik ini tidak mencolok dan tidak memiliki banyak hal yang menarik. Namun, teknik ini merupakan sesuatu yang diharapkan oleh setiap pengajar: membantu siswa mengendalikan proses membaca mereka sendiri.
Membaca timbal balik adalah strategi terstruktur namun fleksibel di mana siswa bekerja sama untuk memahami teks menggunakan empat peran: meringkas, mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi, dan memprediksi. Setiap peran menargetkan keterampilan membaca tertentu, dan ketika siswa menjalankan keempat peran tersebut, mereka tidak hanya membaca, mereka memproses, mendiskusikan, dan memperdalam pemahaman mereka.
Ini adalah strategi lama yang berhasil meningkatkan karena berakar pada kebiasaan berpikir yang kuat. Di sini kita akan menjelaskan cara kerjanya dan mengapa para pendidik perlu menggunakannya di kelas mereka.
Empat Pilar Pembacaan Timbal Balik
Membaca timbal balik dibangun berdasarkan empat strategi yang, jika digunakan bersama-sama, mengubah membaca pasif menjadi sesuatu yang jauh lebih interaktif. Peran-peran ini membantu meningkatkan memecah proses dan membuat siswa tetap terlibat di setiap langkah. Mari kita lihat lebih dekat apa yang dilakukan setiap peran dan mengapa itu penting.
Merangkum
Siswa mulai dengan meringkas apa yang telah mereka baca menjadi beberapa poin penting. Ini bukan ringkasan paragraf, tetapi lebih kepada beberapa ide besar yang membantu mengidentifikasi inti bacaan. Tugas peringkas adalah menyaring detail dan mengemukakan apa yang benar-benar penting.
Langkah ini mendorong siswa untuk membedakan antara gagasan utama dan detail pendukung , yang merupakan keterampilan yang sulit dikuasai banyak pembaca. Ketika mereka tahu bahwa mereka perlu meringkas dengan suara keras atau berbagi dengan kelompok, mereka membaca dengan lebih saksama dan lebih terarah.
Mempertanyakan
Peran penanya mengajarkan siswa untuk berhenti menerima teks begitu saja dan mulai menggali lebih dalam. Mereka membuat pertanyaan yang mengeksplorasi makna, maksud penulis, dan hubungan dengan teks lain atau situasi kehidupan nyata.
Dan ini bukan hanya pertanyaan seperti, “Apa warna bajunya?”; ini tentang menanyakan hal-hal yang membuat otak Anda bekerja lebih keras, seperti, “Mengapa karakter tersebut membuat keputusan itu?” atau “Pesan apa yang ingin disampaikan penulis di sini?” Pertanyaan-pertanyaan semacam ini membuka pintu menuju diskusi yang bermakna dan membantu siswa terlibat dengan teks pada tingkat yang sama sekali baru.
Langkah ini memberdayakan siswa untuk menjadi pembaca yang ingin tahu. Mereka belajar bahwa tidak apa-apa untuk tidak langsung memahami semuanya, dan yang terpenting adalah mereka bertanya dan mencari kejelasan. Anda akan mulai melihat siswa mengajukan pertanyaan yang bijaksana dan terbuka yang memicu diskusi, yang membantu setiap orang mendapatkan lebih banyak dari apa yang mereka baca.
Mengklarifikasi
Tugas klarifikasi adalah mengidentifikasi kata-kata yang sulit, frasa yang membingungkan, atau apa pun dalam teks yang menyebabkan sedikit hambatan mental. Klarifikasi menyoroti area-area ini dan menguraikannya untuk kelompok atau meminta bantuan.
Langkah ini membangun metakognisi—kemampuan untuk mengenali saat Anda buntu dan mengambil langkah untuk memperbaikinya. Langkah ini juga mendorong siswa untuk memperlambat dan tidak terburu-buru melewati bagian-bagian yang sulit dari sebuah bacaan. Dan karena klarifikasi sering kali melibatkan petunjuk konteks, membaca ulang, dan analisis kata, Anda juga akan melihat peningkatan keterampilan kosakata .
Memprediksi
Terakhir, kita memiliki peran memprediksi. Peran ini mengajak siswa untuk menebak apa yang mungkin terjadi selanjutnya, berdasarkan apa yang telah mereka ketahui dari teks. Ini bukan tentang menjadi benar, ini tentang menggunakan bukti dan logika untuk mendukung pemikiran Anda.
Prediksi tidak hanya berlaku untuk novel atau narasi; prediksi juga berlaku untuk nonfiksi . Ketika siswa mengantisipasi apa yang akan dikatakan artikel berikutnya atau bagaimana argumen akan berkembang, mereka akan terlibat dengan struktur, nada, dan tujuan dengan cara yang bermakna.
Melihat Strategi Menjadi Kenyataan
Secara individual, masing-masing strategi ini membangun keterampilan pemahaman bacaan. Namun, apa yang terjadi jika Anda menggabungkan semuanya? Strategi-strategi ini menciptakan percikan pemikiran, pembicaraan, dan pembelajaran yang nyata. Membaca timbal balik paling efektif dalam kelompok kecil atau berpasangan, di mana siswa bergiliran berperan dan berkolaborasi untuk menganalisis teks bersama.
Bila dilakukan dengan baik, siswa dapat beralih dari pembaca pasif menjadi pemikir aktif. Mereka dapat mulai berbicara lebih banyak, saling membantu menjelaskan kebingungan, atau membangun kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk mengerjakan materi yang menantang. Bahkan pembaca yang enggan pun dapat merasa lebih mudah untuk berpartisipasi karena mereka memiliki peran yang jelas dan dapat diatur.
Metode ini juga menyeimbangkan situasi. Alih-alih selalu ada satu atau dua suara yang mendominasi percakapan, setiap siswa memiliki tugas khusus yang harus dilakukan. Ada tanggung jawab dan struktur, tetapi juga ruang untuk kreativitas dan interpretasi. Anda dapat merasakan perubahan energi di dalam kelas saat anak-anak benar-benar terlibat dengan teks dan satu sama lain.
Baca juga: Apa itu Pembelajaran Berbasis Proyek ?
Cara Menerapkan Strategi Ini di Kelas
Seperti apakah meningkatkan strategi ini di kelas? Cukup mudah. Pertama, Anda memilih teks. Ini bisa berupa buku nonfiksi atau fiksi hingga artikel.
Kelompokkan siswa dan berikan peran kepada setiap siswa. Minta siswa membaca bagian tertentu dalam hati atau bersama-sama, lalu ikuti setiap langkah: meringkas, mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi, dan memprediksi.
Setelah Anda mulai menggunakan teknik ini secara teratur, dan siswa mulai terbiasa, Anda mungkin memperhatikan bahwa mereka mulai menggunakan strategi tersebut tanpa perlu memikirkannya. Mereka akan mulai meringkas secara alami, mengajukan pertanyaan yang lebih baik selama diskusi kelas, berhenti sejenak untuk mengklarifikasi bagian yang membingungkan, dan memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya, semuanya dengan sendirinya. Saat itulah Anda tahu bahwa itu berhasil.
Anda juga dapat mengubah format tergantung pada tujuan Anda. Misalnya, jika Anda ingin fokus pada pengembangan kosakata, maka Anda harus menekankan peran pemberi penjelasan. Jika Anda ingin membangun keterampilan berdiskusi, maka tekankan peran penanya.
Ada peluang untuk mengadaptasi strategi ini agar sesuai dengan siswa, konten, dan suasana kelas Anda. Strategi ini juga berlaku untuk semua tingkat kelas. Anda dapat menyederhanakannya untuk siswa yang lebih muda atau meningkatkan ekspektasi untuk pembaca yang lebih tua, tetapi ide intinya tetap sama: memberi siswa alat untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri.
Membaca timbal balik adalah salah satu strategi yang diam-diam mengubah kelas Anda. Strategi ini juga memberi siswa Anda suara, struktur, dan wewenang—dan itulah inti dari pemahaman yang sebenarnya.