Strategi Pembelajaran Aktif yang Teruji dan Benar

Strategi Pembelajaran dalam karier setiap guru, ada kalanya strategi pembelajaran yang telah teruji dan pernah berhasil, tampaknya tidak lagi efektif. Mungkin ada beberapa alasan untuk ini—Anda mungkin mengajar tingkat kelas baru, siswa Anda mungkin tidak begitu reseptif, atau strategi yang diterapkan tidak lagi terasa relevan.

Apa pun alasannya, ini adalah tanda bahwa sudah waktunya untuk menyegarkan perangkat Anda dengan pendekatan baru. Berikut adalah beberapa strategi pembelajaran aktif yang telah teruji dan terbukti untuk membuat siswa tetap terlibat dan belajar.

Think-Pair-Share: Sebuah Alat Sederhana Namun Ampuh

Strategi ini menjadi favorit di antara guru yang menerapkan pembelajaran kooperatif di kelas mereka. Strategi ini melibatkan siswa secara individu, berpasangan, dan akhirnya, sebagai kelompok besar, yang memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk mengolah dan berbagi pemikiran mereka.

Cara kerjanya:

Guru mengajukan pertanyaan dan meminta siswa untuk memikirkan jawabannya dalam hati.Siswa berpasangan dan mendiskusikan tanggapan mereka dengan pasangannya.Guru memilih beberapa pasangan untuk berbagi pemikiran mereka dengan seluruh kelas.

Mengapa ini berhasil:

Think-Pair-Share dapat digunakan sebelum pelajaran untuk mengaktifkan pengetahuan sebelumnya atau di akhir pelajaran untuk merangkum pembelajaran. Hal ini mendorong partisipasi, membantu siswa menyempurnakan ide mereka melalui diskusi, dan membangun kepercayaan diri dalam berbagi dengan kelompok yang lebih besar.

Skenario Dunia Nyata: Membuat Pembelajaran Relevan

Di kelas-kelas masa kini, membantu siswa menghubungkan konsep dengan situasi kehidupan nyata sangatlah penting. Strategi ini mendorong siswa untuk menerapkan apa yang mereka pelajari ke dalam pengalaman dunia nyata, sehingga ide-ide abstrak menjadi lebih nyata.

Cara kerjanya:

Guru menyampaikan suatu topik dan meminta siswa untuk menghubungkannya dengan situasi dunia nyata.Siswa menganalisis bagaimana konsep tersebut diterapkan pada sesuatu yang telah mereka alami atau mungkin temui di masa mendatang. Diskusi, presentasi, atau refleksi tertulis membantu memperkuat hubungan ini.

Mengapa ini berhasil:

Ketika siswa melihat bagaimana pembelajaran relevan di luar kelas, mereka cenderung lebih terlibat dan mengingat informasi. Strategi ini membangun keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang akan berguna bagi mereka di dunia kerja.

Pertanyaan Timbal Balik: Mendorong Pemikiran Mendalam

Pertanyaan timbal balik mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan terlibat dalam diskusi yang lebih mendalam saat membaca atau menganalisis konten. Ini adalah strategi yang sangat baik untuk menumbuhkan metakognisi—berpikir tentang pemikiran sendiri.

Cara kerjanya:

  • Guru memberikan pertanyaan atau arahan seperti “Jelaskan dengan kata-kata Anda sendiri…” atau “Mengapa ini penting?”
  • Siswa bekerja secara individu, dengan pasangan, atau dalam kelompok kecil untuk mengembangkan dan menjawab pertanyaan berdasarkan konten.
  • Diskusi berpusat di sekitar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa, mendorong keterlibatan yang lebih dalam.

Mengapa ini berhasil:

Strategi ini mendorong pemikiran kritis, pemahaman, dan partisipasi aktif. Namun, agar berhasil, guru perlu menyusun pertanyaan terstruktur dengan baik yang mengarahkan siswa ke diskusi yang bermakna.

Pembelajaran Berbasis Masalah: Siswa Pemecah Masalah

Mirip dengan skenario dunia nyata, pembelajaran berbasis masalah menantang siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka pada situasi kehidupan nyata. Perbedaan utamanya? Siswa tidak hanya menghubungkan konsep dengan kehidupan nyata, mereka mengerjakan masalah nyata untuk menemukan solusinya.

Cara kerjanya:

Guru menyajikan masalah dunia nyata terkait dengan topik pelajaran. Siswa menganalisis masalah, menentukan akar penyebabnya, dan bertukar pikiran untuk mencari solusi potensial.Mereka bekerja secara kolaboratif untuk mengembangkan dan menyajikan temuan mereka.

Mengapa ini berhasil:

Strategi ini mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, mendorong kerja sama tim, dan membantu siswa memahami bagaimana pembelajaran mereka diterapkan di luar kelas. Strategi ini juga menumbuhkan ketahanan saat siswa belajar mengatasi tantangan dan menyempurnakan pendekatan mereka.

Baca juga: Kekuatan Diskusi oleh Rekan Sejawat dalam Lingkaran Sastra

Pembelajaran Berbasis Penyelidikan: Biarkan Siswa Memimpin

Daripada memberikan jawaban, Pembelajaran Berbasis Penyelidikan mendorong siswa untuk bertanya, menyelidiki, dan menemukan jawaban sendiri.

Cara kerjanya:

Mulailah dengan pertanyaan terbuka atau masalah yang terkait dengan pelajaran.Izinkan siswa untuk meneliti, mengeksplorasi, dan mendiskusikan kemungkinan jawaban.Bimbing mereka saat menganalisis bukti dan menarik kesimpulan.Mintalah siswa menyajikan temuan mereka melalui diskusi, presentasi, atau proyek.

Mengapa ini berhasil:

Pembelajaran berbasis penyelidikan membangun rasa ingin tahu, berpikir kritis, dan keterampilan memecahkan masalah. Hal ini membantu siswa untuk memiliki rasa memiliki atas pembelajaran mereka sendiri daripada menerima informasi secara pasif.

Metode Jigsaw: Pembelajaran Kolaboratif dalam Aksi

Jika Anda memerlukan cara untuk menyelesaikan topik besar tanpa harus berceramah sepanjang sesi, Metode Jigsaw adalah penyelamat.

Cara kerjanya:

Bagilah topik ke dalam beberapa bagian yang lebih kecil dan berikan setiap kelompok satu bagian untuk menjadi “ahli”.Siswa membaca, meneliti, dan mendiskusikan bagian yang ditugaskan kepada mereka.Kelompok-kelompok kemudian bercampur sehingga setiap kelompok baru memiliki satu pakar dari setiap bagian.Para ahli mengajarkan bagian mereka kepada kelompok baru sehingga pada akhirnya, semua orang telah mempelajari topik secara menyeluruh.

Mengapa ini berhasil:

Strategi ini membangun akuntabilitas, kolaborasi, dan pemahaman siswa. Karena siswa harus mengajarkan apa yang telah mereka pelajari, mereka terlibat lebih dalam dengan materi tersebut.

Rotasi Kursi: Strategi Diskusi Kooperatif

Jika Anda mencari cara terstruktur untuk mendorong diskusi yang mendalam, strategi Rotating Chairs adalah pilihan yang tepat. Strategi ini memastikan bahwa semua siswa mendengarkan secara aktif dan terlibat dalam percakapan.

Cara kerjanya:

  • Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan satu siswa ditunjuk sebagai pembicara utama untuk memulai diskusi.
  • Ketika siswa lain ingin berbicara, mereka mengangkat tangan dan pembicara utama memanggil mereka.
  • Sebelum menambahkan pemikirannya, pembicara baru harus merangkum secara singkat apa yang dikatakan pembicara sebelumnya.
  • Pola ini berlanjut, dengan setiap pembicara baru membuat ringkasan sebelum menambahkan ke dalam diskusi.
  • Jika seorang siswa ingin memulai topik diskusi baru, mereka harus terlebih dahulu merangkum semua yang telah dibahas sejauh ini.

Mengapa ini berhasil:

Strategi ini membangun keterampilan mendengarkan dan meringkas sambil menjaga diskusi tetap terstruktur dan inklusif.

Karena siswa harus memproses dan mengulangi apa yang mereka dengar sebelum berkontribusi, mereka mengembangkan keterampilan pemahaman dan komunikasi yang lebih kuat. Penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif membuat siswa tetap terlibat karena melibatkan partisipasi daripada penyerapan informasi secara pasif.

Ketika siswa terlibat secara aktif, mereka cenderung mengingat lebih banyak, berpikir lebih dalam, dan berkolaborasi lebih baik dengan teman sebayanya.Daripada mengandalkan latihan kelas tradisional, cobalah untuk menggabungkan salah satu strategi pembelajaran aktif ini. Strategi ini tidak hanya akan membuat siswa tetap fokus dan terlibat, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan berpusat pada siswa.

Recommended For You

About the Author: SudutEdukasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *