Aktivitas kegiatan ekonomi pada masa Islam didominasi oleh perdagangan, pertanian, dan perindustrian, serta diatur dengan prinsip keadilan dan kejujuran berdasarkan syariat Islam. Perdagangan berkembang pesat karena didukung oleh posisi strategis dan jaringan maritim internasional yang luas, serta adanya penguatan sistem ekonomi dengan pemberlakuan zakat, larangan riba, dan perlindungan hak-hak masyarakat
b. Aktivitas Kehidupan Masyarakat Masa Islam
Peradaban Hindu-Buddha yang diperkirakan sudah berkembang sejak abad ke-3 berlangsung selama 10 abad sampai akhir abad ke-13. Peradaban Hindu-Buddha mengalami kemunduran salah satunya karena penyebaran Islam yang sudah sampai di Nusantara. Islam sebagai sebuah agama masuk dan berkembang pada masa Hindu-Buddha. Islam menggantikan peradaban Hindu-Buddha dan peradaban Islam masih
dapat kalian rasakan manfaatnya hingga sekarang. Coba kalian analisis bagaimana bentuk peninggalan masa Islam yang masih ada hingga sekarang?
Belum dapat dipastikan dengan benar kapan dan di mana Islam mulai masuk ke Indonesia. Berbagai teori berkembang mengenai kapan dan di mana Islam mulai menyebar. Berita Tiongkok menyebutkan bahwa terdapat daerah hunian para pedagang Arab Islam di pantai barat Sumatra. Islam masuk dari daerah asalnya yaitu Arab karena dibawa oleh para pedagang Arab. Islam masuk ke Nusantara tidak langsung dari Arabia tapi melalui ajaran tasawuf yang berkembang di India. Daerah yang menjadi asal mula ajaran tasawuf adalah Gujarat. Islam masuk dari Gujarat ke Samudra Pasai pada waktu abad ke-13 M.
Islam masuk dari Persia dan bermahzab Syi’ah. Pendapat beliau berdasarkan kepada sistem mengeja membaca huruf AlQuran. Seperti Arab mengeja dengan “Fa-hah” Persia menyebutnya Jabar. Islam masuk ke Nusantara melalui Tiongkok berdasarkan kepada Sultan Demak yang merupakan keturunan Tiongkok dan Wali Sanga adalah peranakan Tiongkok. Dasar dari pendapat beliau adalah Kronik Klenteng Sam Po Kong di Semarang. Masuk dan berkembanganya agama Islam di Nusantara akibat umat Islam memiliki navigator atau mualim dan pedagang Muslim yang beraktivitas secara aktif di pelayaran dan perdagangan.
Islam yang telah masuk kemudian berkembang dengan pesat. Islam diterima oleh masyarakat Indonesia karena beberapa faktor. Faktor faktor tersebut adalah Islam datang dengan damai, Islam tidak membedabedakan stratifikasi manusia berdasarkan kelas, metode ibadah umat Islam mudah untuk dilakukan dan tidak membutuhkan banyak biaya. Islam juga didukung oleh beragam metode yang digunakan sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam.
Media Dakwa
Berbagai media dakwah untuk penyebaran Islam adalah sebagai berikut.
- Perdagangan. Para pedagang muslim yang menetap di sekitar pelabuhan untuk membentuk perkampungan muslim. Perdagangan merupakan jalan dakwah pertama yang menjadi awal mula masuknya Islam ke Indonesia.
- Pernikahan.Metode pernikahan dilakukan dengan cara seorang yang telah memeluk agama Islam melakukan pendekatan kepada raja atau bangsawan atau keluarganya untuk dinikahi secara Islam.
- Pendidikan. Pendidikan untuk menyebarluaskan agama Islam dilakukan dengan seorang murid atau santri yang berguru kepada seorang ulama di pesantren, kemudian setelah cukup ilmunya dan lulus dari pesantren, berdakwah ke daerah asal dan daerah lain yang belum memeluk Islam.
- Seni Budaya. Seni budaya yang cukup sering digunakan oleh ulama dan wali dalam medakwahkan Islam adalah dengan pagelaran wayang, upacara sekaten, seni pahat, seni ukir, seni tari, seni musik dan seni sastra.
- Dakwah. Strategi penyebaran Islam di Nusantara dengan metode dakwah cukup sering dilakukan oleh seorang wali dan ulama. Mereka menyebarkan Islam dengan berdakwah ke kampung-kampung dan desa-desa untuk menyebarkan Islam.
- Tasawuf. Metode tasawuf juga menjadi strategi dakwah yang efektif karena sesuai dengan kultur dari peradaban Hindu-Buddha di peradaban sebelumnya. Tasawuf yang menggunakan mistifikasi mudah dipahami oleh masyarakat Nusantara yang berorientasi kepada kebudayaan Hindu-Buddha.
Baca juga: Aktivitas Kegiatan Ekonomi (LKPD IPS 7) bagian 1
Islam yang menjadi peradaban bangsa Indonesia selanjutnya juga diwarnai dengan berdirinya kerajaan bercorak Islam. Kerajaan Islam tersebar dari barat Indonesia hingga timur Indonesia. Pada masa Islam sumber sejarah banyak mendukung dan membuktikan mengenai keberadaan kerajaan Islam. Kerajaan Islam di Indonesai mempunyai pengaruh yang besar dan masih dapat terasa hingga sekarang. Bahkan
kerajaan Islam masih ada yang bertahan hingga sekarang. Kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Samudra Pasai: Garda Terdepan Nusantara
Samudra Pasai merupakan Kerajaan Islam yang berada di ujung utara pulau Sumatra. Sultan pertama dari Kerajaan Samudra Pasai adalah Sultan Malik al-Saleh. Beliau kemudian digantikan oleh puteranya yang bernama Sultan Muhammad yang memerintah 1297-1326. Pengganti dari Sultan Muhammad adalah Sultan Ahmad yang bergelar Malik al-Tahir. Kerajaan Samudra Pasai pada masa pemerintahan Sultan Ahmad mendapat kunjungan dari Ibnu Battuta. Beliau meninggalkan catatan-catatan yang berisi Samudra Pasai mempunyai pelabuhan yang sangat penting di jalur perdagangan Selat Malaka. Istana kesultanan Samudra Pasai disusun dan diatur secara India, beberapa pembesar kerajaan terdapat pula orangorang Persia. Patihnya mempunyai gelar Amir.
2. Aceh Darussalam: Benteng Tangguh Islam di Nusantara
Masa kejayaan dari Kerajaan Aceh tercapai pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Beliau memiliki kekuatan militer yang kuat dan besar. Beliau berhasil menguasai Sumatra sampai daerah Bengkulu dan Kampar. Sultan Iskandar Muda digantikan oleh menantunya Iskandar Tani. Pada masa beliau kejayaan Aceh terus berlangsung dan bertambah jaya. Pada tahun 1641 M beliau wafat dan tanda-tanda kemunduran Aceh terjadi. Persilisihan antara kalangan keluarga kerajaan menyebabkan kelemahan yang menjadikan sebagian kekuasaan Aceh runtuh. Sebab lain dari keruntuhan Aceh adalah adanya orang Belanda yang berhasil merebut Malaka pada 1641 M kemudian menguasai perairan di Indonesia dan berusaha menjatuhkan kerajaan Aceh yang masih kuat pengaruhnya di kalangan rakyat. Usaha Belanda untuk meruntuhkan Aceh adalah dengan mengadu domba dan menghasut daerah kekuasaan Aceh yang kemudian berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Aceh.
3. Demak : Tunas Supremasi Kejayaan Nusantara
Raden Patah yang memeluk agama Islam memutuskan hubungan dengan Majapahit dan mendirikan kerajaan Demak. Jepara, Tuban, Gresik membantu Demak untuk berdiri menjadi kerajaan. Pati Unus yang menjabat di Jepara sangat rajin membantu ayahnya, Raden Patah, untuk meluaskan kekuasaan Demak. Pati Unus memberanikan diri memimpin pasukan untuk menaklukan Portugis di Malaka, tetapi usahanya gagal. Menggantikan ayahnya selama 3 tahun. Beliau kemudian wafat. Beliau terkenal dengan nama lain yaitu Pangeran Sabrang Lor. Penggantinya adalah Pangeran Trenggono yang memerintah pada tahun 1564. Sultan Trenggono menghindarkan Demak dari ancaman Portugis untuk menguasai daerah pesisir Jawa. Fatahillah yang melarikan diri dari Pase diterima Sultan Trenggono. Dinikahkan dengan adiknya. Fatahillah menjadi kunci Demak dalam menghalau dan mengalahkan Portugis di pesisir Pulau Jawa . Beliau berhasil mengalahkan Portugis di Sunda Kelapa yang kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta. Selain itu beliau juga menaklukan Banten dan Cirebon yang dikuasai oleh kerajaan Pajajaran. Sultan Trenggono wafat ketika melakukan usaha penaklukanPasuruan.
Wafatnya Sultan Trenggono menimbulkan konflik perebutan kekuasaan antara adik Sultan Trenggono dan anak Sultan Trenggono. Pangeran Sekar Seda ing Lepen, adik Sultan Trenggono, terbunuh. Pangeran Prawoto yang berkuasa kemudian mendapatkan usaha perlawanan Arya Penangsang, anak dari Pangeran Sekar Seda ing Lepen, yang melakukan balas dendam kepada Pangeran Prawoto.
4. Banten: Garda Pulau Jawa
Banten dikuasai oleh Fatahillah atas nama Sultan Demak. Seluruh pantai utara sampai dengan Cirebon merupakan daerah yang dikuasai dengan tujuan digunakan untuk kepentingan perdagangan dan memperkuat kedudukan Banten. Sunda Kelapa diganti nama menjadi Jayakarta. Fatahillah menduduki pemerintahan daerah Banten. Sedangkan daerah Cirebon diserahkan kepada putranya pangeran Pasarean. Setelah Pangeran Pasarean wafat, Fathahilah memegang kendali atas pemerintahan Cirebon dan pemerintahan Banten diserahkan kepada putranya Hasanudin. .
Banten mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 1651-1682 M. Beliau menjadi Sultan yang tegas. Sekitar tahun 1600 M Banten mengalami jaman kejayaan. Banten adalah pusat perdagangan lada yang dihasilkan di Banten dan Lampung, cengkeh serta pala dari Maluku. Banten semakin mengalami kemuduran karena terdapat tekanan dari Belanda di Batavia
5. Makassar: Simbol Kegigihan Nusantara Melawan Supremasi Asing
Daerah Makassar memasuki era peradaban Islam pada awal abad ke-17. Dua penguasa dari kerajaan kembar Goa-Tallo menjadi pemeluk agama Islam pada tahun 1605. Raja Tallo Karaeng Matoaya merangkap sebagai Mangkubumi Kerajaan Goa. Raja Tallo mengambil gelar Sultan Abdullah dengan julukan sebagai Awalul Islam dan raja Goa Daeng Manrabia memiliki gelar Sultan Alaudin.
Dwitunggal Alaudin dan Abdullah sangat giat dalam mengislamkan rakyatnya. Kedua Sultan tersebut juga memperluas kerajaan dan menjadikannya kerajaan Islam pertama yang ada di Sulawesi. Penggantinya adalah Sultan Muhammad Said, beliau tidak segan untuk mengirimkan armada Goa ke Maluku dalam perlawanan rakyat melawan penjajah yang bertindak sewenang-wenang.
Perlawanan terhadap Belanda yang sengit terjadi pada era Sultan Hasanudin. Beliau memegang pemerintahan Kerajaan Goa dari tahun 16531669 dan Belanda memalingkan perhatiannya ke Makassar. Aru Palaka, bangsawan Soppeng–Bone, dalam tahun 1660 berusaha membebaskan daerah dari pengaruh kekuasaan Goa. Aru Palaka berhasil melepaskan Bone yang mendapat bantuan dari Belanda.
6. Mataram: Pewaris Supremasi Nusantara dari Jawa Bagian Selatan
Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senapati mengangkat dirinya sendiri menjadi Sultan Mataram. Beliau menunjukan kekuatan Mataram dengan menyerang Surabaya pada tahun 1586. Sebagian wilayah di Pulau Jawa bagian tengah dan timur berhasil ditaklukkan oleh Mataram. Berikutnya beliau memindahkan perhatian ke Pulau Jawa bagian barat. Pada tahun 1595 M Cirebon dan Galuh dapat dikuasai.
Penembahan Senapati wafat pada tahun 1601 dan dimakamkan di Kotagede. Penggantinya adalah Mas Jolang atau Panembahan Seda ing Krapyak. Mas Jolang sibuk meredam pemberontakan-pemberontakan. Demak dan Ponorogo memberontak tetapi segera dapat diatasi. Mas Jolang menduduki Mojokerto, Gresik, dan membakar desa sekitar Surabaya. Mas Jolang wafat pada tahun 1613 dan diganti oleh Adipati Martapura.
Adipati Martapura selalu sakit-sakitan dan tidak mampu menjalankan pemerintahan. Beliau diganti oleh saudaranya Raden Rangsang yang ternyata adalah seseorang yang tegas dan kuat. Di bawah pemerintahannya (1613-1645) sosok yang dikenal dengan sebutan Sultan Agung ini, Mataram mengalami kejayaan. Pada masa Sultan Agung, Mataram meneruskan ekspansi sampai ke Banten tetapi mendapatkan hambatan di Batavia yang dikuasai oleh Belanda. Pada tahun 1628, Sultan Agung melancarkan serangan terhadap Batavia. Pengganti Sultan Agung, yaitu Amangkurat I hingga Pakubuwono II, tidak begitu kuat dan banyak merugikan rakyat dengan perjanjian antara Mataram dan Belanda.
Mataram semakin terdesak dengan perjanjian yang terus dilakukan dengan Belanda. Banyak ketidakpuasan muncul di dalam keluarga raja dan banyak terjadi suksesi di antara mereka. Akhirnya, melalui perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 Mataram pecah menjadi dua kerajaan yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Selanjutnya, dua kerajaan tersebut kembali terpecah. Kasunanan Surakarta terpecah menjadi Kadipaten Mangkunegaran sedangkan Kasultanan Yogyakarta terpecah menjadi Kadipaten Pakualaman.
7. Ternate Tidore: Emas dari timur Nusantara
Dua pulau kecil bersebelahan, Ternate dan Tidore, sama-sama bersaing menjadi kekuatan utama di Maluku. Bangsa lain tertarik ke Ternate dan Tidore karena merupakan daerah penghasil rempah yang baik. Bangsa Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda bersaing memperebutkan rempahrempah di Maluku dan memperdagangkannya.
Orang Portugis bersekutu dengan Ternate sedangkan Tidore bersekutu dengan Spanyol. Hubungan Portugis dan penduduk Ternatesangat buruk. Mereka menggulingkan penguasa Ternate pada 1535 M dan membunuh penerus Sultan pada 1570 M. Raja Ternate yang dibunuh digantikan puteranya Sultan Baabullah (1570-1583 M).
Sultan Baabullah memerintah dengan motivasi agama. Beliau merupakan penganut Islam yang taat dan mengusir Portugis dari kerajaannya pada 1575 M. Orang-orang Eropa kemudian pindah ke Tidore. Baabullah dan puteranya Sultan Said Ad-Din Berkat Syah (bertakhta 1584-1606 M) menyebarkan Islam di pulau-pulau sekitarnya.
Pada tahun 1599 orang Portugis kembali ke Maluku dengan armada besar. Pembalasan dendam Portugis kepada orang Maluku membuatmereka benci terhadap orang Portugis. Setelah Belanda datang pada 1605 M, mereka disambut baik dan bekerja sama dengan Ternate, Tidore dan Halmahera serta Ambon.
Pada 1607 Belanda telah membuat perjanjian dengan Ternate yang secara formal memegang kekuasaan di Seram Barat. Belanda yang diberi kesempatan untuk monopoli memberikan sikap yang berkebalikan dengan apa yang diperbuat. Mereka melakukan pembantaian di Banda dan membunuh penduduk yang menyalahi aturan Belanda. Belanda menancapkan kekuasaannya melalui kerjasama-kerjasama yang
merugikan penduduk lokal. Mereka memerintahkan untuk memusnahkan dan tidak menanam rempah-rempah di Maluku kecuali di Maluku Selatan.
8. Banjarmasin: Perisai Penjajahan di Kalimantan
Pada tahun 1636 M Kerajaan Banjarmasin telah berpengaruh di Landak, Sambas, Sukadana, Kutawaringin Mendawai, Pulau Laut, dan seluruh pantai timur termasuk Kutai Pasir dan Berau serta daerah lainnya di Kalimantan. Perdagangan lada menjadi ramai di Banjarmasin dan menarik Inggris untuk berpindah dari Banten ke Banjarmasin. Pada tahun 1663 M timbul perebutan takhta dan Pangeran Dipati Anom dengan dukungan keluarga Biaju berhasil menggeser Penembahan Ratu. Perubahan yang ada di istana diselesaikan dengan suatu kompromi, Panembahan Ratu berkedudukan di Martapura sedangkan raja yang baru berkedudukan di Surinata, Banjarmasin.
Pada tahun 1670 pecah perang perebutan tahta. Raja Surianata dituntut untuk turun takhta oleh Suriadilaga (seorang pemuka yang mendapat dukungan besar Melayu). Pada akhirnya Raja Surianata tersisihkan. Pada awal abad ke-18 M kedudukan Banjarmasin tetap kuat tidak terpengaruh oleh pengaruh asing. Pelabuhan Banjarmasin bebas untuk perdagangan asing seperti Inggris, Tiongkok, Perancis dan Portugis.
Peninggalan Peradaban Islam
Banyak dari peradaban Islam di Indonesia meninggalkan jejak. Peninggalan-peninggalan tersebut masih digunakan dan berfungsi hingga sekarang. Masjid mempunyai arti kata yaitu tempat sujud. Adalah tempat untuk mendirikan salat menurut peraturan Islam. Masjid dan surau memiliki serambi di bagian depan serta sebuah bangunan berbentuk bujur sangkar yang melingkupi sebuah ruangan. Masjid dan surau juga dilengkapi dengan empat buah tiang utama yang berfungsi sebagai penunjang bagian atap. Empat tiang utama ini berada di tengah dan menjadi penunjang utama atap yang disebut soko guru.
Makam pada masa peninggalan Islam umumnya terdiri dari jirat (kijing) dan nisan. Jirat atau kijing merupakan bangunan yang terbuat dari batu atau tembok berbentuk persegi panjang. Nisan merupakan tonggak pendek dari batu yang ditanam di dekat ujung-ujung jirat. Di atas jirat sering didirikan rumah yang disebut cungkup bagi orang-orang penting. Ajaran Islam melarang untuk melukiskan makhluk hidup termasuk manusia. Pada masa peradaban Islam di Indonesia, seni ukir hias mengambil pola-pola dari zaman purba yaitu daun-daunan, bungabungaan, bukit-bukit karang, pemandangan, dan garis-garis geometri. Seni ukir hias sering dijumpai di makam-makam, sementara di masjid hanya mimbar saja yang diperindah ukiran-ukirannya.
Dikaji dari corak dan isinya, hasil kesusasteraan zaman Islam dapat dibagi beberapa jenis diantaranya: Hikayat, merupakan cerita atau dongeng; Babad adalah hikayat yang se ngaja digubah sebagai cerita sejarah; dan Suluk yang merupakan kitabkitab tasawuf.
Peradaban Hindu-Buddha yang berlangsung lama perlahan berubah dalam hal seni budaya. Wayang pada masa peradaban Islam disadur oleh Sunan Kalijaga untuk tidak menyalahi peraturan Islam. Pertunjukan wayang digunakan untuk berdakwah kepada masyarakat luas dan menjadi media yang efektif untuk digunakan.
Rincian Aktivitas Pembelajaran
- Baca materi pelajaran diatas dengan seksama termasuk dari sumber lain yang relevan baik buku pegangan atau sumber online lainnya.
- Perhatikan dan saksikan dengan baik penjelasan tentang Belajar Sejarah – Kerajaan Islam di Nusantara yang terkandung pada video diatas !
- Diskusikan dengan anggota kelompokmu yang telah dibentuk sebelumnya, mengenai
- Aktivitas Kehidupan Masyarakat Masa Islam
- Berbagai media dakwah untuk penyebaran Islam
- Kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia
- Amati kembali isi video dengan seksama siapkan catatan kemudian amati hal-hal sebagai berikut
- Bagaimana Islam masuk di Nusantara
- Titik awal penyebaran Islam
- Kerajaan Islam pertama di Nusantara
- Persebaran kerajaan Islam di Indonesia
- Peninggalan kerajaan Islam di Indonesia
- Pengaruh sistem pemerintahan kerajaan Islam yang masih berpengaruh sampai saat ini
Pertanyaan
- Sebutkan teori yang berkembang mengenai kapan dan di mana Islam mulai menyebar di Nusantara
- Sebutkan 5 (lima) media dakwah untuk penyebaran Islam di Nusantara
- Sebutkan 5 (lima) kerajaan Islam yang ada di nusantara
- Perhatikan kembali video diatas kemudian jawablah pertanyaan berikut:
- Bagaimana Islam masuk di Nusantara
- 2 (dua) tempat sebagai titik awal penyebaran Islam di nusantara
- sebutkan masing-masing 1 kerjaan Islam yang ada di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi
- Bentuk peninggalan kerajaan Islam di nusantara
- Pengaruh sistem pemerintahan kerajaan Islam yang masih berpengaruh sampai saat ini