
Meningkatkan profesional sebagai seorang pendidik, menjadi tantangan karena setiap hari disibukkan dengan merencanakan pelajaran, menilai tugas, dan menghadiri rapat atau pertemuan lainnya. Meskipun tampaknya ada sesuatu yang selalu membutuhkan perhatian, ada satu praktik yang sering kali terabaikan: refleksi diri. Kita mungkin tahu bahwa memasukkan refleksi diri ke dalam rutinitas harian atau mingguan kita adalah hal yang penting.
Namun, waktu bisa terasa seperti rintangan besar, dan menemukan metode yang efisien dan sesuai untuk kita mungkin sulit untuk meningkatkan profesionalisme. Untungnya, rintangan ini dapat diatasi dengan sedikit niat. Memulai proses refleksi adalah cara sederhana untuk mengetahui lebih banyak tentang kondisi pengajaran kita.
Ini adalah cara yang sangat baik untuk mengumpulkan informasi dan menilai apa yang berhasil dan apa yang tidak untuk meningkatkan profesionalisme. Mari kita bahas mengapa praktik reflektif dalam mengajar sangat penting dan bagaimana kita dapat menggunakannya untuk menyempurnakan praktik mengajar.
Mengapa Refleksi Penting dalam Menyempurnakan Praktik Mengajar?
Awalnya, refleksi mungkin terasa seperti satu hal pekerjaan tambahan yang harus dilakukan ditambahkan saat suasana kesibukan kita, tetapi ini adalah cara yang ampuh untuk berinvestasi dalam pengembangan kita. Sama seperti kita mendorong siswa untuk berpikir kritis, kita dapat menerapkan praktik yang sama dalam pengajaran.
Refleksi membantu berhenti sejenak, mencari tahu apa yang berhasil, dan membuat perubahan bila diperlukan.Dengan menjadikannya rutinitas , kita memiliki kesempatan untuk belajar dari pengalaman dan menyesuaikan diri untuk melayani kebutuhan siswa dengan lebih baik. Ini seperti siklus yang terus membantu kita untuk berkembang. Semakin fleksibel dan reflektif, kita akan semakin menonjol sebagai guru yang selalu berkembang.Terlibat dalam refleksi diri tidak hanya meningkatkan kemampuan mengajar tetapi juga meningkatkan nilai profesional, membantu kita menjadi pendidik yang lebih bermutu dan efektif.
Baca juga: Guru dituntut Cakap Digital
Metode untuk Memandu Refleksi dalam Pengajaran
Merefleksikan praktik mengajar kita akan lebih dari sekadar mengingat kembali pengalaman kita. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu memandu proses refleksi kita.
Observasi Teman Sebaya
Terkadang sulit untuk mengevaluasi diri kita secara objektif, di sinilah pengamatan sejawat berperan. Mintalah seorang kolega untuk datang ke kelas kita dan mengamati proses belajar mengajar yang kita laksanakan. Berikan mereka daftar kriteria atau indikator yang harus diperhatikan saat mengamati cara mengajar kita.
Kemudian, duduklah bersama rekan kerja dan tanyakan kepada mereka, pola apa yang mereka perhatikan? Apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak? Ini akan memberi kita gambaran yang lebih baik tentang cara kita mengajar serta cara kita menerima kritik.
Merekam Proses Belajar yang Kita Laksanakan
Saat mengajar, kita mungkin mengabaikan beberapa detail kegiatan. Merekam pelajaran memungkinkan kita meninjaunya kembali dengan perspektif baru. Ini adalah cara yang bagus untuk memberi diri kita informasi tentang bagaimana hal-hal berlangsung selama pelajaran. Begitu efektifnya sehingga Negara Bagian New York mewajibkan calon guru untuk merekam video refleksi diri sebagai bagian dari kredensial mengajar mereka.
Saat menonton video, perhatikan seberapa banyak kita berbicara dibandingkan dengan seberapa banyak siswa berbicara. Perhatikan respons siswa terhadap kita, apakah instruksi kita jelas, posisi kita di kelas selama mengajar, dan bagaimana siswa menilai kita. Terkadang, kita akan menemukan kebiasaan atau interaksi kecil yang tidak kita sadari, dan kita dapat menggunakan informasi ini untuk menyempurnakan pendekatan kita.
Umpan Balik Siswa
Sumber refleksi yang sangat baik lainnya adalah siswa kita sendiri. Kita dapat mengumpulkan umpan balik melalui survei formal atau check-in informal. Tanyakan kepada mereka bagian mana dari pelajaran yang mereka nikmati, bagian mana yang mereka kesulitan, dan bagian mana yang ingin mereka ubah.
Meskipun siswa mungkin tidak selalu menentukan strategi pengajaran tertentu, mereka tetap dapat memberikan umpan balik yang bermanfaat tentang pengalaman mereka di lingkungan belajar yang dibuat.
Dialog Reflektif
Refleksi tidak harus dilakukan sendiri. Terlibat dalam dialog reflektif dengan rekan kerja dapat menghasilkan wawasan yang lebih mendalam. Membahas tantangan dan keberhasilan dengan orang lain memungkinkan kita melihat praktik kita dari berbagai perspektif. Ini juga merupakan cara yang bagus untuk mempelajari strategi baru dari sesama guru yang mungkin menghadapi tantangan serupa.
Pertanyaan untuk Pengajaran Reflektif
Setelah kita menjelajahi beberapa metode, mari kita lihat pertanyaan-pertanyaan spesifik yang dapat kita ajukan kepada diri sendiri untuk memandu refleksi kegiatan kita sebagai guru. Pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu kita menggali lebih dalam pengajaran kita dan mengidentifikasi area-area yang dapat kita kembangkan.
Pertimbangkan untuk membuat buku catatan refleksi dan sisihkan lima menit setiap hari untuk menulis di dalamnya. Kita bahkan dapat menggunakan aplikasi “catatan” sebagai jurnal untuk melakukan refleksi diri jika kita merasa itu lebih mudah bagi kita. Kita mungkin menemukan bahwa lima menit setiap hari dapat dengan cepat menjadi sepuluh menit atau bahkan lebih dan mungkin berakhir sebagai bagian paling produktif dalam keseharian kita.
Contoh Pertanyaan Refleksi
- Apa yang berjalan baik dalam pelajaran? Apa yang tidak? Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik? Mulailah dengan hal-hal mendasar—apa yang ingin dicapai, dan apakah siswa kita memenuhi tujuan tersebut? Jika tidak, pikirkan mengapa hal itu bisa terjadi. Apakah kontennya terlalu sulit? Apakah instruksi kita kurang jelas? Memahami hal-hal yang mungkin tidak sesuai dengan rencana akan membantu kita memperbaikinya di lain waktu.
- Seberapa terlibat siswa kita? Keterlibatan adalah komponen penting dari setiap pelajaran. Renungkan apakah siswa kita berpartisipasi secara aktif atau apakah mereka tampak tidak terlibat. Jika kita mengalami penurunan perhatian, pikirkan penyebabnya. Apakah kecepatannya terlalu lambat, atau aktivitasnya kurang interaktif?
- Tantangan apa yang kita hadapi, dan bagaimana kita mengatasinya? Setiap pelajaran memiliki tantangannya sendiri. Apakah itu kendala teknologi, masalah perilaku, atau hal lain, pikirkan bagaimana kita mengatasinya.
Apakah ada cara agar kita dapat mengelola situasi tersebut dengan lebih efektif? Dengan mempertimbangkan momen-momen ini, kita dapat mempersiapkan diri menghadapi situasi serupa di masa mendatang.Pengajaran reflektif adalah proses yang membutuhkan waktu dan dedikasi. Dengan terlibat dalam refleksi diri, kita akan mengembangkan pemahaman mendalam yang dapat mengangkat karier mengajar profesional kita ke tingkat yang lebih tinggi.Pastikan kita meluangkan beberapa menit setiap hari untuk merenungkan diri dan kita akan melihat perbedaan dalam pengajaran kita.