“Studi Tiru” Implementasi Kurikulum Kearifan Lokal di Yogyakarta

Penetapan Mulok di Kabupaten Sinjai

Penetapan Mulok di Kabupaten Sinjai sama juga dengan kabupaten lainnya. Misalnya mulai SD sampai SMP telah diterapkan/diprogramkan kedalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan misal pertanian, perikanan, bahasa daerah atau baca tulis Al Quran. Sebagaimana yang dikehendaki oleh pihak Kemdikbud bahwa daerah perlu memahami secara mendalam keunggulan dan kearifan lokal yang dimiliki. Saat ini masih banyak daerah yang belum menggali kearifan lokal yang ada.

Terdapat dua alternatif strategi dalam pengembangan muatan lokal yang akan dilakukan, yaitu:

  1. Dari bawah ke atas bottom up Penyelenggaraan pendidikan muatan lokal dapat dibangun secara bertahap tumbuh di dan dari satuan-satuan pendidikan. Hal ini berarti bahwa satuan pendidikan diberi kewenangan untuk menentukan jenis muatan lokal sesuai dengan hasil analisis konteks. Penentuan jenis muatan lokal kemudian diikuti dengan penyusunan kurikulum yang sesuai dengan identifikasi kebutuhan dan atau ketersediaan sumber daya pendukung. Jenis muatan lokal yang sudah diselenggarakan satuan pendidikan kemudian dianalisis untuk mencari dan menentukan bahan kajian umum besarannya.
  2. Dari atas ke bawah top down. Pada tahap ini pemerintah daerah sudah memiliki bahan kajian muatan lokal yang diidentifikasi dari jenis muatan lokal yang diselenggarakan satuan pendidikan di daerahnya. Tim pengembang muatan lokal dapat menganalisis core and content dari jenis muatan lokal secara keseluruhan. Setelah core and content umum ditemukan, maka tim pengembang kurikulum daerah dapat merumuskan rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk membuat kebijakan tentang jenis muatan lokal yang akan diselenggarakan di daerahnya.

Sebelumnya untuk mendapat gambaran langkah-langkah penetapan muatan lokal maka diadakan studi kepada daerah yang telah berhasil menetapkan pembelajaran muatan lokal di sekolah yang bersumber dari kearifan lokal daerah mereka. Dinas Pendidikan bersama MKKS ( Musyawarah Kerja Kepala Sekolah ) SMP Kabupaten Sinjai, menetapkan Provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta sebagai lokasi “Studi Tiru” atau tempat belajar bagaimana mengembangkan pelajaran muatan lokal.

Kearifan Lokal Pada Sekolah Penggerak

Ada tiga tempat sebagai sumber informasi Implementasi Kurikulum Kearifan Lokal dan Sekolah Penggerak yang ada di.Provinsi Yogyakarta yaitu Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olah raga Kabupaten Bantul, untuk mendapatkan informasi tentang kebijakan pemerintah provinsi maupun daerah yang mendasari dalam implementasi Kurikulum Kearifan lokal, dan masing-masing satu Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama untuk melihat penerapan/praktek dari Kurikulum tersebut.

Sekolah dasar dan SMP yang dikunjungi adalah SD Negeri Wonosari I dan SMP Negeri 1 Karangmojo. Dikedua sekolah ini Rombongan yang dipimpin oleh Bapak Andi Jefrianto Asapa, S.Sos. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sinjai memantau sekaligus memperoleh penjelasan tentang pelaksanaan sekolah penggerak, pengelolaan sekolah penggerak, peran Dinas Pendidikan dalam sekolah penggerak, serta memasukkan kearifan lokal dalam kurikulum sekolah penggerak. Praktek mata pelajaran muatan lokal yang diperagakan antala lain seni batik, musik gamelan dan kreasi seni tari.

Hasil dari “Studi Tiru” ini akan menjadi rujukan dalam merancan/menyusun Kurikulum Kearifan lokal di Kabupaten Sinjai.